Kenapa tidak dimulai dari perkenalan?

12K 1.3K 29
                                    

"Bagaimana dengan perpindahan?"

Madara bertanya pada Izuna ketika mereka memasuki sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat sementara untuk merawat mereka yang terluka dari klan Senju dan Uchiha. Seminggu telah berlalu sejak penyatuan kedua klan. Atas kesepakatan bersama, mereka setuju untuk pindah ke tempat baru yang netral sebagai tindakan meminimalisir apapun yang bisa menimbulkan pergesekan dari masing-masing klan. Hashirama mencetuskan ide untuk memanggil pemimpin dari organisasi mereka dengan Hokage sementara Madara memberi nama organisasi mereka dengan nama Konohagakure.

"Lancar. Belum ada masalah sampai sekarang. Semua dari klan kita dan klan Senju sudah memiliki sekaligus membangun rumah semua," lapor Izuna datar. Madara melirik adiknya. Dia ingat malam pertama ketika persetujuan dengan Senju terjadi. Izuna menanyainya.

"Kenapa setuju, Kak? Apa kakak tidak ingat bagaimana Senju membunuh orang dari klan kita?"

Madara menghela nafas, "Dan apa kau tidak ingat kalau kita juga melakukan hal yang sama? Kalau Hashirama bisa menawarkan persatuan, aku juga bisa melakukan hal yang sama. Lagipula..." Madara menatap sedih adiknya, "...apa kau tidak merasa lelah dengan perang ini, Izuna?"

"Lelah? Aku sudah kenal sejak aku bisa mengingat, apa—!"

"Itu maksudku. Kita sudah kenal perang sejak kita bisa mengingat dari usia balita. Aku tidak mau anakku atau anakmu nanti hidup di neraka seperti kita. Mengulangi kesakitan saat kehilangan saudara di usia belia." Madara membingkai wajah Izuna dengan kedua telapak tangannya. Tersenyum, ia melanjutkan, "Di atas semua itu, aku melakukannya untuk saudaraku satu-satunya. Aku tidak mau kehilanganmu, Izuna. Melanjutkan perang ini seumur hidupku...itu bisa kulakukan tapi... aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika aku kehilanganmu di perang ini..."

"Kakak..."

"Aku mau kau hidup lebih lama. Aku tidak mau memendekannya dengan mengirimmu ke medan perang dan sering menggunakan Mangekyou Sharingan. Aku tidak mau kau kehilangan cahaya seperti aku," Madara menutup matanya. Penglihatannya sangat buruk sekarang. Semuanya terlihat buram jika dia tidak menggunakan Mangekyou Sharingan. Dia nyaris buta. "Aku melakukannya untukmu, Adikku..."

Izuna menahan air mata dengan berkedip sebelum memeluk kakaknya erat. Menaruh dagu di bahu kanan Madara, ia berbisik, "Kau terlalu cemas, Kak..."

Madara tertawa kecil, balas memeluk lembut, "Itu sudah tugas seorang kakak."

"Izuna," Madara berhenti di tengah koridor, "Bagaimana denganmu?"

Ia ikut berhenti lalu menoleh ke kakaknya. Jika Izuna mengakui 'okay' itu berarti dia bohong sebab seluruh hidupnya digunakan membenci Senju. Namun, mengingat harapan Madara akan kehidupan Izuna, setidaknya dia bisa menyimpulkan, "Lumayan, jika melihat seminggu ini bekerja sama dengan Senju untuk membangun desa ini."

Madara tersenyum, "Aku bangga padamu," menepuk bahu Izuna pelan. "Pernahkah aku mengecewakanmu, Kak?" Izuna tersenyum senang atas pujian kakaknya. Itu tak pernah gagal untuk membuatnya senang sedari mereka kecil. Tapi, senyumnya meredup mengingat pembicaraan dalam klan.

"Bagaimana dengan keputusan para tetua?" Tanyanya serius. Madara membiarkan ekspresi pergi dari wajahnya. "Aku belum menemukan waktu tepat untuk memberitahu Hashirama. Tapi, aku yakin klan mereka akan memintanya melakukan hal yang sama." Mereka berjalan lagi bersama.

Kesempurnaan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang