Panggil dengan nama palsu

10.7K 1.1K 84
                                    

"Uhmmm..." Izuna merasakan kecupan-kecupan ringan di tengkuk belakangnya seraya kedua lengan di pinggang menelusuri tubuhnya. Dia juga merasakan sesuatu yang keras menggesek bagian bawah. Senyum terukir selagi dia menekan mundur untuk lebih merasakan bagian yang keras tersebut, "Ada yang semangat nih kayaknya..."

"Bagaimana tidak?" Tobirama mencium bagian belakang telinga Izuna, membuat si Uchiha mendesah manja, "Kalau kau ada di pelukanku saat aku bangun...

"Meski kita sudah melakukannya sampai pagi...?"

"Kita harus menutupi waktu kita terpisah selama hampir 2 dekade," jawabnya santai, "tak bisakah?"

"Kasihani tubuhku sebentar, tak bisakah?" Balas Izuna.

Sepertinya keinginan Izuna dituruti sebab Tobirama merasakan cakra mendekati kamarnya disusul dengan langkah kaki sebelum ketukan di pintu. Ia menghentikan eksplorasi tubuh Izuna dan menghela nafas. Dia bangun dari futon lalu memakai kimono. "Siapa?" Tanyanya, memberikan waktu ke Izuna untuk berpakaian juga.

"Ini Hiruzen, Guru."

Putra Sasuke Sarutobi. Klan Sarutobi bergabung dengan Konoha beberapa hari lalu dan Hiruzen yang mengidolakan Tobirama memintanya untuk mengajari bahkan sebelum Akademi Ninja dibuka dua minggu lagi. "Kita tidak punya jadwal latihan pagi ini, 'kan?"

"Ini bukan soal latihan, Guru," muridnya terdengar serius. Suara lain berkata, "Ini darurat, Guru."

Itu suara Danzo. Teman baik Hiruzen dan murid Tobirama yang lain. Biasanya hanya satu dari mereka yang mengingatkan tentang latihan. Bukan berdua. Tobirama bertukar pandang dengan Izuna yang sudah selesai memakai kimono sebelum membuka shoji kamarnya. Dia meminta, "Jelaskan."

"Maaf menggangumu, Tuan Tobirama," suara asing menarik perhatian Senju satu ini. Selain Hiruzen dan Danzo, ada anak lain di sebelah mereka. Seorang anak dengan rambut ikal hitam. Tobirama belum pernah melihatnya sebelumnya. Anak itu menengadah menatap serius adik Hokage. "Ini darurat. Tuan Madara dan adiknya hilang."

Tobirama terdiam.

Anak itu melanjutkan, "Ibu saya, Ryuna Uchiha, adalah medi-nin pribadi Tuan Madara. Beliau mengantarkan makan pagi ke kamarnya namun Tuan Madara tidak ada. Ibu saya hendak bertanya pada Tuan Izuna tapi dia juga tidak ada di kamarnya. Ini tak pernah terjadi. Ibu saya sekarang mencari Hokage untuk melapor dan saya pikir Tuan bisa membantu menemukan mereka lewat cakra mereka sebelum orang lain tahu."

Izuna mengenali suara itu. Dia berjalan ke samping Tobirama yang bertanya, "Kau siapa, Nak?"

"Kagami..."

Bocah Uchiha itu kaget, "Tuan Izuna!" Dia membungkuk segera. "Aku tidak tahu Tuan Tobirama sudah menemukan Anda. Maafkan kami sudah mengganggu."

"Tidak apa-apa, Kagami," dia menepuk pelan kepala bocah yang malu sekali. Kagami mengambil keputusan dari pengamatan saja. Dia tahu kerapuhan perjanjian antara klan dari ibunya dan posisi Madara serta Izuna sangat penting. Jika sesuatu terjadi pada mereka karena Senju, itu bisa perang lagi. Sebagaimana para anak si zaman perang, Kagami tidak mau itu. Karena itulah dia mengambil resiko meminta bantuan Tobirama.

"Ini salah paham. Terima kasih sudah memberitahu kami," Izuna tersenyum. "Keputusan tepat, Nak."

Kagami tersenyum malu karena dipuji seorang dari dua terkuat di klannya. Ketiganya dibubarkan oleh Tobirama yang menutup pintu setelah mereka pergi. "Kau tahu anak itu?"

Kesempurnaan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang