AIR Squad

6.9K 704 103
                                        

"Hati-hati, Kak," Izuna memeluk Madara di depan gerbang Konoha dua hari kemudian setelah mereka semua selesai sarapan. Madara mengenakan pakaian khas Uchiha sebagaimana biasanya untuk tidak menimbulkan kecurigaan walaupun gunbai juga terikat di punggungnya. Hashirama juga memakai pakaian latihan yang biasa dipakai Senju. Celana panjang hitam, kimono pendek coklat muda diikat ikat pinggang kain warna hitam. Gulungan raksasa untuk menyegel cakra bijuu disandang di belakang.

"Kau juga, Izuna," Madara melepas pelukannya setelah mencium pipi si adik. "Jangan memaksakan diri. Jangan melakukan apapun. Suruh Tobirama kalau kau butuh sesuatu."

"Aku dengar itu," Tobirama menyipitkan mata tajam ke Madara.

"Sebaiknya kau dengar seksama dan lakukan kalau kau masih mau hidup," ancam Madara dengan serius.

Alis si Senju yang diancam berkedut kesal sementara Izuna tertawa. Terlepas dari ancaman barusan, cukup jelas bahwa Madara mempercayakan Izuna ke Tobirama selagi dia pergi dan itu sebuah restu untuk pernikahan sang adik. Di saat suami dan kakakknya sedang beradu pelototan, Naruto mendekati Izuna.

Pirang Uzumaki mengenakan kimono jingga pendek dengan tali pinggang kain hitam. Tersenyum, "Dah, Izuna." Tangannya melambai ke arah adik ipar Hokage. Izuna membalas dengan swnyum juga sebelum memeluk Naruto pelan, berhati-hati dengan perutnya yang sudah besar. Suami, Hokage dan Sasuke kaget. Hanya Madara yang tidak bahkan terlihat tidak heran. Izuna berpesan, "Hati-hati, Naruto." Naruto tercengang begitu pipinya dicium lembut.

Tersipu, ia berkata, "Y-ya, oke."

Hokage senang melihat itu, ia mendekati keduanya, "Izuna." Ketika semua menoleh ke Hashirama, mereka mendapati kedua tangan terangkat dan terbuka ke arah Izuna seolah berharap dipeluk juga. Alih-alih pelukan, dia harus mundur menghindari shuriken dan kunai dilempar ke arahnya. "Hah?" Dia melihat suami dan adiknyalah yang melempar kedua senjata tadi barusan. Mereka menatap tajam dengan ancaman bahwa ia tidak boleh menyentuh Izuna.

"Aku mau pelukan juga," keluh Hashirama, ia mengarahkan tangan yang terangkat ke adiknya, "Tobirama—"

"Pergi!" Kata Tobirama kesal dengan muka ditekuk.

Kemudian, para reinkarnasi Indra dan Asura meninggalkan Konoha. Mereka berlompatan di ranting pepohonan meninggalkan Konoha. Sasuke yang mengenakan pakaian Uchiha seperti Madara dengan pedang Kusanaginya di punggung, bertanya ke Hashirama, "Shodaime, apa ada ANBU mengikutimu?"

"Tidak," Hashirama tersenyum kecil. "Aku menyuruh mereka untuk mengikuti Tobirama dan Izuna karena aku mau berdua saja dengan Madara."

"Apa mereka tahu?" Sasuke tidak yakin kedua adik pendiri Konoha suka dengan keputusan itu. Hashirama tertawa, "Tidak." Bertukar pandang dengan Madara, Kepala Klan Uchiha ini sadar suaminya mengikuti jejaknya untuk melindungi sang adik tanpa kata. Yah, kan memang pasangan yang sudah menikah sering mengikuti kebiasaan satu sama lain. Ia hanya tersenyum tipis ke Hashirama mengingat itu.

"Kok Kakek bisa melakukan perjalan ini? Apa jadi Hokage bisa sebebas itu?" Naruto penasaran. Seingatnya baik Kakek Sandaime ataupun Nenek Tsunade selalu di kantor Hokage. Jarang keluar Hokage. Hashirama tertawa. "Tetua dari Klan Uchiha resah karena kami belum punya anak. Jadi, aku menawarkan ke mereka untuk mengambil hari libur bersama Madara supaya bisa cepat punya momongan. Mereka setuju membiarkan kami honeymoon."

Kesempurnaan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang