Utrecht
Sandara terbangun kala sinar mentari sayup-sayup masuk melalui celah gorden jendela apartemennya. Ia mengerjapkan matanya saat sinar itu menusuk hangat menerpa wajahnya. Silau. Detik selanjutnya ia merasakan perutnya lebih berat seperti ditimpa sesuatu. Lalu ia menyadari hembusan nafas di tengkuknya.
BRAK!!
AWWWWWSS...
Bunyi seseorang mengarang setelah Dara refleks mengerahkan segala tenaganya untuk menjauhinya. Instingnya tergerak sebab merasa dalam bahaya. Berusaha menebalkan ketahanan diri.
"Sakit laaa.. awak macam mana main dorong-dorong je?"
Ketakutan langsung menghampiri Dara saat ia merasakan hawa buruk yang sama. Bergegas Dara mengambil selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Tak payah la khawatir. Dara calm je. I tak berani la macam-macam. You'll safe"
Pelan-pelan Dara melepaskan cengkramannya pada selimut yang tadi ia gunakan menutupi tubuhnya. Semuanya masih utuh. Kerudungnya masih terpakai meski sudah jauh dari kata rapi. Dara membenarkan letak kerudungnya sambil masih berpikir keras tentang apa yang menimpanya semalam.
Faisal tersenyum samar dan berlalu ke dapur untuk membuat sarapan mereka berdua. Roti gandum yang akan ia isi dengan strawberry dan coklat. Juga susu yang sudah ia tuang.
"Com lah kita breakfast dulu" Faisal memanggil Dara dari arah pantry.
Dara duduk mengunyah roti gandumnya. Ia merasa jika Faisal tengah menatapnya."Forget it.. I'll be here for you. We are friends." Kata Faisal menenangkan Dara. Seolah tahu jika gadis itu belum rampung mencerna kejadian semalam.
Ia beranjak ke kursi samping Dara, lalu merangkulnya dan mengusap lengan Dara lembut. Meyakinkan padanya bahwa Dara bisa meletakkan kepercayaan padanya. Bahwa Faisal akan menjadi temannya di negeri kincir angin ini. Dara tersenyum seraya lirih berterimakasih.
"Sorry I tidur kat apartment you. You tahan I sejak I bawa you kak sini" Faisal menjelaskan, takut jika Dara akan salah paham. Mengingat bangun tidur tadi ia mendapatkan tinjuan keras.
Dara mengangguk. Ia tahu jika Faisal jujur. Dara hanya takut dan hancur, bukan mabuk. Jadi peristiwa semalam sejak Faisal menjemputnya hingga pukul setengah 1 dini hari mereka tiba di apartemen masih jelas di ingatannya.
"Aku bikinin sarapan lagi ya. Its not enough to called as breakfast" Faisal tersenyum seraya mengangguk tanda setuju.
Sandara sibuk menyiapkan sarapan kedua untuknya dan Faisal. Sementara Faisal sudah menyalakan laptopnya untuk mengedit foto clientnya saat menggantikan tugas Dara. Mereka berdua resmi merintis Motoisme sebagai bisnis bersama.
Salad buah, nasi, tumis sosis dan bihun goreng menjadi menu yang Dara buat selama sejam. Dara menghampiri Faisal yang tampak serius memberikan gradasi pada fotonya.
"Makan yuk bro" panggilan yang akan Dara berikan mulai saat ini untuk teman akrabnya.
"Sedap sekali. Macam makanan ibu saya buat" Faisal nampak menikmati sarapan buatan Dara.
Tanpa Dara sadari jika mata pria Melayu campuran Inggris itu tak lepas menatapnya sejak ia melarikan diri ke dapur untuk memasak seraya memecah kecanggungan.
1 bulan kemudian
Hari-hari Dara kembali mulai pulih setelah kejadian itu. Meskipun kadang beberapa malam ia akan dihampiri mimpi buruk yang serupa. Siapa memangnya yang baik-baik saja setelah menerima peristiwa mengerikan itu. Faisal? Pria itu selalu berada disisinya meskipun di kampus mereka jarang bertemu.
Dara sedang asik menikmati udara kampus meski hari sudah tak pagi lagi. Ia baru saja selesai bercerita tentang kejadian 'keras' yang dilakukan padanya oleh Everhart kepada Prof. Oster lalu permintaan maaf langsung ia terima.
Friet mayonnaise sedang ia kunyah saat sebuah pesan dari anak mantan clientnya di Indonesia masuk.
Raka Bayu
Kak aku di BelgiaMe
Mampir dongRaka Bayu
Siap, gasabar ketemu. Aku mau dong difotoin kakakMe
Kapan? Weekend ya?Raka Bayu
Oke..........
.
.
530 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Our Gap (REVISI)
De TodoAlbert Putra Adiwira pemilik label design HIDE Corp dan terkenal sebagai seorang workaholic. Jatuh cinta kepada Sandara Permata Wilaga, seorang penyiar radio. Sebagai seorang pebisnis yang hidup dalam keluarga menengah ke atas tentu mempunyai dunia...