39 -Hadiah Wisuda

8.4K 493 3
                                    

Dara tiba di apartemennya, seraya meletakkan beberapa bingkisan yang sempat ia terima. Beberapa diantaranya ada juga dari Faisal, yang baru akan mendapat jatah wisuda minggu depan. Dua kotak dari Putra benar-benar menarik perhatian untuk Dara buka

“Nduk bersihkan make upmu dulu” kata Bu Sinta memperingatkan

“Bune, ngopi to anyes ki” Pak Wilaga menyuruh istrinya sambil menyelonjorkan kakinya di sofa

“Bapakmu ki nduk, pancen ndesane ra ketulungan” Bu Sinta berlalu ke dapur untuk menuruti perintah suaminya

“Pancen to yo, jenenge nang londo ki lho. Seje bune karo Indonesia”

Dara sibuk memperhatikan kotak bertali hitam pemberian Putra dan mengabaikan bapak ibunya yang sibuk beradu ejekan. Kotak kenamaan milik salah satu toko coklat unggul di Belgia, Piere Marcolini Chocolatier ia buka seraya mencomot satu coklat kotak berisi lelehan karamel yang manis. Di dalam kotak itu terdapat hampir 32 spesies coklat yang berbeda. Ada selebar kertas kecil dalam kotak.

Dear Ndrullku yang wisuda,
Kalau kamu perhatiin gak ada coklat yang sama bentuk dan rasanya.
Cuma pengen kamu aja yang makan sendiri. Biar sampe eneg haha
Congratulations sayang.. Sending my kisses to you

A Putra Adiwira

Pantas jika banyak gadis yang bertekuk lutut hanya untuk mendapatkan cintanya. Naif jika wanita menolak berada diposisi Dara. Bermalam di Singapura seperti tamu, diberi hadiah dengan lelucon garing dengan keromantisan kadar berbeda. Bahkan jika ia mau sekedar pulau pribadipun sangat kecil bagi Albert Putra.

Dara menuju kotak keduanya, kotak berpita navy kesukaan Putra. Sedikit lebih tipis memang. Milik brand yang bahkan iapun belum pernah melihatnya sama sekali. Ia memang pantas jika dihadiahi gelar tuna busana, sebab diotaknya malah sibuk menebak, ini merek kenamaan dari negara mana. Scarf berbahan silk bergambar jerapah ini sangat nyaman ia coba dililitkan dilehernya. Ia penasaran dan langsung dibuat shock ketika tau merk kenamaan berlambang huruf h besar ini ia dapatkan informasinya. Ini terlalu berlebihan.

Maafkan aku yang masih saja tidak bisa menomor satukan kamu
Yang nomor satu tetaplah Tuhan haha.
Ini dulu ya, mukenanya menyusul.
Kalau ga cocok tetap pakai saja, kasian Jessie yang milihin haha
Love you sayang. Proud of you.

A Putra Adiwira

-Karel 5, Utrecht-
“Berarti total pendidikannya berapa Dara?” tanya Pak Pandu pada Dara

“Satu tahun 2 bulan om” jawab Dara santun

“Cepat juga ya. Ayo dimakan” Pak Pandu mempersilahkan makanan kepada Pak Wilaga dan Bu Sinta yang hanya dibalas dengan anggukan setelah sekian lama mereka hanya terdiam kaku.

“Bapak ada perlu apa di Utrecht? Pekerjaan?” Bu Sinta mengajukan pertanyaan

Pak Pandu menganggukan kepala seraya menghentikan kunyahanya. Mengusap mulutnya dengan kain putih yang tersedia dari meja reservasinya.

“Ninjau restaurant. Sama ada beberapa tugas. Aslinya di Rotterdam, tapi karena anak saya mengeyel dan menitipkan barang, jadi saya ke Utrecht”

SANDARA POV
Maksudnya Putra? Putra sama Papinya sudah baikan?

“Selamat ya untuk wisudanya, saya tahu Putra sudah meminta maaf karena tidak bisa datang. ini titipannya” Pak Adiwria mengangsurkan dua kotak dan pot bunga.

Break Our Gap (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang