"Mbak Dara pasti marah banget sama aku. Aku pengen lihat Kakak lebih berjuang lagi, aku mau Mbak Dara jadi satu-satunya orang yang dipilih Tuhan untuk Kakak" Jessie menggumam dalam pelukan Raka malam ini. Perasaannya benar-benar turut ikut prihatin dengan keadaan hubungan Putra.
Penyesalan memang sering datang belakangan. Ia tak pernah menduga jika Putra akan memperlakukan Dara sedemikian rupa. Menorehkan banyak luka di hati perempuan sebaik dan sesederhana itu.
FLASHBACK
"Den Putra di ruangannya masih menerima tamu, Non" kata Mbak Kem kepada Jessie sore ituKediaman Adiwira tampak sepi seperti biasanya. Pak Adiwira sedang berada di luar kota berserta istri. Seperti hari-hari lain, rumah selalu sepi bagi keluarga Adiwira. Beberapa orang yang berkunjung bahkan sering merasa tak betah dengan sepi dan aura tanpa kehangatan rumah ini. Dinding-dinding yang kebanyakan berwarna gelap, maroon, juga perpaduan beberapa barang antik. Membuat rumah serasa lebih mencekam.
Jessie tengah berada di sebuah salon untuk merawat diri langsung bergegas pulang setelah tahu jika Putra akan bertemu dengan Raka hari ini. Tepat saja, begitu masuk halaman, sebuah Triumph Bonneville terparkir di carport rumah. Raka adalah pria yang selama ini ia ceritakan pada sang kakak. Betapa Jessie benar-benar menaruh hati pada pria itu.
"Hamilin adek gue"
Jessie terkejut ketika sayup-sayup ia mendengar kakaknya berbicara dengan seseorang di dalam ruang kerjanya. Dadanya terasa dihimpit batu besar tiba-tiba."Tidak.. jika harus menikahi adikmu, aku tidak akan merusaknya lebih dulu. Aku mau menikahi dia. Tanpa harus begini" kata Raka
Tak tak tak..
Suara sepatu terdengar lantang, Putra tampak menghentakkan langkahnya mengelilingi tempat Raka duduk di ruangannya."Lo tahu ga bokap gue siapa?... Kayak apa dia di dunia kita? Pemain seperti apa dia? Dan orang yang mau di nikahin ke adek gue itu.. Anjang Tarumanegara!!! bukan orang biasa.." teriak Putra membuat hati Jessie semakin menyusut kecil.
"Tapi apa harus merusak adik kamu? Aku akan menikahinya... Tapi tidak seperti ini caranya.." Raka tetap dalam pendiriannya
"Heem.. kuat juga prinsip Lo" Putra tersenyum sinis
"Terus dengan cara apa??"
"Bokap gue ga bakalan nerima Lo. Ini kan tugas mudah buat laki-laki, jangan dipikir karena Lo dokter gue gak tahu apa aja yang Lo lakuin di luar sana. Kita sama-sama cowok, gue ingetin." Kata Putra pada Raka
"Kalo Lo ga bersedia, bukan cuma gue tarik semua saham gue di perusahaan bokap lo... Karir Lo ga ngerti bakal gimana sih..." Jessie semakin panik. Ia berusaha keras untuk mengumpulkan keberanian dan membuka kasar pintu ruang kerja Putra
"Kakak udah gila!! Apa-apaan sih!!!?" Bentak Jessie pada Putra dengan mata menyala dan berkaca-kaca. Sementara Putra tampak membuang pandangannya.
"Udah tahu juga, kenapa harus bertanya"
"Kak!! Aku gak mau!!" Jessie bersikukuh
"Aku ga serendah ituu!!!!"
"Emangnya punya cara kamu??!! Mau kamu dinikahin sama pria 45 tahun itu!!!??"
Jessie semakin hancur memikirkan kenyataan buruk yang ada di depan matanya ini.
"Aku cinta sama Raka... Tapi aku ga mau Raka lakuin ini, enggak! Aku ga mau dikasihani. Aku ga setega itu. Aku ga mau.." Air mata Jessie sudah berlinang tak tertahan. Satu hal yang ia yakini, di dalam sulitnya, ia tak mau merepotkan dan mengorbankan siapapun.
"Heeh.. tahu apa kamu sama definisi tega. Kamu punya ide gak buat situasi gini? Udahlah lakuin ajaa.. toh Raka juga butuh"
Putra berjumawa melihat Jessie yang tak bisa menjawabnya. Tidak ada seorang kakak yang mau adiknya dalam ambang kehancuran seperti ini. Tapi apa yang bisa Putra pilih?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Our Gap (REVISI)
AcakAlbert Putra Adiwira pemilik label design HIDE Corp dan terkenal sebagai seorang workaholic. Jatuh cinta kepada Sandara Permata Wilaga, seorang penyiar radio. Sebagai seorang pebisnis yang hidup dalam keluarga menengah ke atas tentu mempunyai dunia...