Rasanya menyebalkan sekali menjadi orang sakit. Makan ini tak boleh, makan itu di larang, mau main game di cegah, yang mereka perbolehkan hanya diam di ranjang sampai Rosé benar-benar sembuh total.
Sedangkan makhluk hidup bernama Rosé itu mana bisa diam lama-lama.
Rosé kan orang nya gampang bosan. Mau melihat ke kiri, dinding. Mau melihat ke kanan, dinding. Rosé itu butuh sedikit refreshing. Sudah lama sekali sejak terakhir dia menghirup udara segar diluar.
Dan kini Rosé sedang mencari keberadaan Jaehyun. Ternyata pemuda itu sedang sibuk makan di lantai.
"Jae," panggilnya.
Jaehyun pun menoleh dengan sebuah sendok berada di dalam mulutnya.
"Apa?"
Bukannya menjawab pertanyaan Jaehyun, yang ada Rosé malah salah fokus melihat kekacauan yang pemuda itu buat."Jangan makan kayak anak tadika mesra, deh. Masa udah tua bangka, makannya masih tumpah-tumpah gitu?!" Cibir Rosé.
"Dih, biarin aja! Yang penting makan." Jawab Jaehyun acuh sambil melanjutkan acara makannya.
Rosé menghela nafas. Kadang Jaehyun ini bisa sedewasa Najwa Shihab, tapi kadang dia bertingkah tak ubahnya seperti anak kecil. Di satu sisi dia menyebalkan, di sisi lainnya dia menggemaskan.
"Temenin gue jalan-jalan yok? Lo kan baik hati, ganteng, sholeh dan tidak sombong." Lirih Rosé dengan ekspresi yang seolah-olah sangat mengagumi sosok Jaehyun.
Jaehyun berdecih, "Giliran ada mau nya, muji-muji. Li kin biik hiti, ginting, shilih din tidik simbing." Tiru Jaehyun yang membuat Rosé tertawa pecah.
"Ih ayo dong, temenin gue," rengek Rosé.
"Temenin kemana sih? Mana dibolehin pergi jauh-jauh."
"Gak usah jauh-jauh Bambang, deket-deket sini aja." Paksa Rosé.
°°°
Jaehyun pun memutuskan untuk membawa Rosé pergi ke taman rumah sakit. Suasana pagi ini cukup sepi dan sunyi. Di tambah lagi udaranya cukup dingin karna hujan lebat sempat mengguyur kota Seoul malam tadi.
Jaehyun melepaskan jaket denim nya untuk di pakaikan pada Rosé yang sedang duduk di sebuah kursi roda.
"Makasih, Jae." ujar Rosé seraya mengeratkan jaket itu pada tubuhnya.
Jaehyun mengangguk. "Di sini sepi ya? Kalau ada yang berbuat hal yang iya-iya pasti gak ketahuan."
"Hal yang iya-iya apa maksud lo? lo mau berbuat mesum ya sama gue?!" Tanya Rosé. Otaknya memang tidak bisa di ajak kompromi. Bawaannya selalu traveling. Apalagi kalau topik pembicaraan nya ambigu seperti ini.
Jaehyun tertawa, "Heh enggak gitu, aku cuman becanda." Balasnya.
Jaehyun lalu duduk di sebuah bangku. Lalu dia memutar kursi roda Rosé agar bisa menghadap ke arahnya.
"Mama, Papa kamu udah bilang belum kalau orang yang nabrak kamu udah dipenjara?" Tanya Jaehyun.
Rosé menggeleng, "Belum." Jawabnya.
"Gimana ceritanya sih kamu bisa sampai kayak gini? Kalau berdasarkan keterangan orang yang nabrak kamu, dia bilang dia gak ingat apa-apa. Soalnya dia berkendara dalam keadaan mabuk. Jadi pengadilan menjatuhi dia hukuman delapan tahun penjara." Jelas Jaehyun panjang lebar.
Jaehyun masih ingat betul ketika sidang di langsungkan, dia hampir memukul pelaku nya karna terus mencoba membela diri. Padahal sudah jelas-jelas semua bukti sudah mengarah kepadanya.
"Malam itu gue mau jajan ke minimarket. Terus di perjalanan, Mingyu datang mencegat gue,"
"Mingyu?"
Rosé mengangguk, "Dia gak terima kalau gue jadi pacar lo. Dia masih menganggap gue sebagai milik dia. Dia terus maksa gue sampe akhirnya gue lari dan ketabrak mobil."
Rahang Jaehyun mengeras, "Jadi dia pemicu dari masalah ini?!" Marah Jaehyun.
Sekali lagi Rosé mengangguk.
"Aku janji sama kamu. Aku bakalan kasih dia pelajaran yang sampai kapan pun bakalan dia inget." Geram Jaehyun.
Rosé langsung memegang tangan Jaehyun yang tampak terkepal kuat, "Jangan lakuin apapun. Gak usah berurusan sama dia lagi. Semuanya juga udah terjadi, gue gak pengen lo kenapa-napa, Jae. Mingyu itu gak selemah yang lo pikir."
"Tapi mau gimanapun juga, dia tetap jadi dalang dibalik insiden malam itu, Ros. Mana mungkin aku bisa diem aja! Manusia kayak dia harus di kasih pelajaran setimpal biar dia gak mengulangi kesalahan yang sama! Kalau perlu aku akan bikin laporan ke kantor polisi dan jeblosin dia ke penjara." Jelas Jaehyun dengan amarah yang menggebu-gebu.
"Aku aja bisa ma'affin dia, harus nya kamu juga bisa." Lirih Rosé.
"Kenapa kamu ma'affin dia dengan mudah? Karna dia mantan kamu, terus kamu masih sayang sama dia, Gitu?" Tanya Jaehyun dengan raut wajah sebal.
"Ih, bukan itu! Gue gak pengen kalian saling membalas dendam."
"Kamu takut dia yang terluka gitu?!"
"Gue bilang kayak gini karna gue peduli sama lo, Jaehyun. Kalau soal Mingyu, gue gak peduli sama sekali. Mau dia terluka kek, tersakiti kek, mati kek, gue gak peduli! Asalkan lo baik-baik aja, itu udah lebih dari cukup buat gue."
Jaehyun mati-matian menahan senyum. "Kenapa gitu?"
"Ya apalagi alasannya?! Lo kan calon suami gue." Jawab Rosé yang langsung di hadiahi kecupan manis oleh pemuda itu.
.
.
.
__________
.
.
.
.
______________________©® Pwitypoppin
Thank you for reading and supporting this story💙
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || JAEROSÉ ✓
FanfictionTrue love is a strong and lasting affection between spouses or lovers who are in a happy, passionate and fulfilling relationship. 18+ Highest rank #1 jaerose [03/08/21] All pict from : @luxuryArsell7 @lovepeachiess, @cloudypoppy, @jaeroseyy, pinter...