Dari kecil gue selalu berkeinginan jadi orang besar. I mean bukan badannya yang besar bego! tapi jadi orang yang bisa punya jabatan atau karier yang sukses di masa depan.
Dan gue udah lulus tes masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan kedokteran.
Tadinya gue mau ambil arsitektur, tapi kayanya jadi dokter lebih banyak manfaatnya. Karna gue bisa bantu menyembuhkan luka orang lain walaupun luka sendiri gak bisa bisa di sembuhin.
Gak deh, canda.
Dan kalau kita berbicara soal Jaehyun, he will become a big businessman someday. Dia udah memutuskan untuk melanjutkan studinya dengan mengambil jurusan manajemen.
Sebenernya dia bercita-cita jadi tentara, tapi dia takut kalau dipindah tugaskan ke tempat yang jauh dari keluarga dan calon istrinya.
Iya, calon istrinya itu gue.
Sejak ngelamar gue, kan kalian tau sendiri dia anaknya jadi manja, kalau kemana-mana mau nya bareng gue. Kalau dia beneran pergi jauh, gak dia aja sih yang bakalan kangen, gue juga.
Literally, emang udah sama-sama bucin. Yeah, although I never said I'm a fancy him. Tapi kan cinta gak harus semuanya di ucapkan dengan kata-kata. Dia pasti bisa nilai dari mata dan sikap gue yang melambangkan kalau gue suka sama dia.
Sekarang gue lagi di kediaman keluarga Jaehyun. Ceritanya bersilahturahmi, gitu lah. Karna sejauh ini gue terhitung baru dua kali pergi ke sana. Lagian gue juga pengen lebih mendekatkan diri sama ibu nya Jaehyun.
Nah pelajaran buat kalian, besok-besok kalau pacaran jangan mau di ajak main di caffee, resto, apalagi ke semak-semak. Sekali-kali harus kuy gas ngeenggg ke rumah calon mertua.
"Saos tiram nya dimana, Ma?" Tanya gue. Sekarang itu gue lagi masak bareng dia buat makan malem.
Ehm, sekedar informasi aja ya, sebenernya nilai gue kalo masak tuh, masih B minus. Masak telor aja kadang masih suka gosong, But I will learn how to cook properly from now on.
"Ada di atas meja. Bentar, Mama ambilin," jawabnya sambil bergegas pergi dari samping gue.
"Ini, Ros. Jangan kebanyakan ya," Ucapnya memperingati.
"Iya, Ma."
Gak lama setelah itu Papa Jaehyun pulang kerja. Rambutnya udah gak serapih biasa nya. Terus Mama Irene bilang gini ke gue,
"Aduh, suami Mama pulang. Kamu lanjutin masak nya ya, sayang?"
Gue tertawa, "Siap, Ma." Jawab gue.
Mama Irene juga ketawa, terus dia pergi nyamperin Om Suho. Gue sempet ngintip dikit tuh, pas Mama ngelepasin dasi Om Suho. Terus dia juga yang ngebawain tas Om suho masuk ke kamar mereka.
Definition of simple but sweet.
"JAEHYUN, TEMENIN ROSÉ DI DAPUR, YA NAK?! KALO BISA BANTUIN, JANGAN NGERECOKIN," Teriak Mama Irene.
Jaehyun yang saat itu emang lagi sibuk mabar sama Jungwoo, langsung pergi nyamperin gue yang lagi ngaduk-ngaduk masakan.
Semoga aja pas makan ini, kami semua gak meninggal.
"Can I help you, sweet heart?" Tanya nya sambil mencium pipi kiri gue. Dia emang hobi nyosor sekarang, udah lah, keenakan dia.
"Kamu bisa ngiris bawang?"
Jaehyun ngebug, "Hah?"
"Ngiris bawang,"
"Bukan itu, kamu kok gak ngomong lo gue lagi kek biasanya?"
Dengan cepat gue menggeleng, "Ah enggak."
"You just said, kamu bisa ngiris bawang?" Ulang Jaehyun sambil meniru gaya gue ngomong.
Gue mengerutkan kening, "Masa iya?"
"Iya," angguknya kek mainan di dalam mobil.
"Gara-gara keseringan dengerin lo ngomong aku kamu sih, kan gue ikutan kebawa,"
"Dih malah nyalahin aku,"
"Kan emang iya."
"Tapi aku lebih suka kamu ngomong kayak tadi, daripada ngomong lo gue. Lebih soft aja kedengeran nya."
Waktu dia ngomong gitu, pandangannya teduh banget natap gue. Gue terpana beberapa detik. Ih serius, Jaehyun itu makin tambah ganteng kalo di liat dari jarak deket kayak gini.
"Eh! Kok malah bengong sih?" tanya dia sambil nepuk nepuk pipi gue.
"Hm? Oh iya,"
"Iya apa?"
"Emang tadi lo bilang apa?"Tanya gue kayak orang bego.
"Ih, kamu gak dengerin aku ngomong ya?"
"Denger, cuman gak nangkep, hehehe."
Maap. Kan gue sama lo sama aja. Tukang ngebug dan ngelag.
Jaehyun lalu mengusap rambut gue,
"Ya ampun sayang, tadi itu aku bilang kalau aku lebih suka kamu ngomong aku-kamu."Gue terdiam sejenak, Kalo di pikir-pikir gak enak juga kalau ngomong lo-gue mulu di depan orang tua gue ataupun orang tua Jaehyun. Kesannya kayak gue kasar banget ngomong nya. Eh, tapi gue harus tetap mengubah gaya bicara gue yang agak barbar ini menjadi gaya bicara istri yang Sholehah. Bobrok bobrok gini, gue bentar lagi bakalan nikah, jangan karna gue manggil Jaehyun "Lo" pahala gue yang banyak jadi hangus semua.
"Alright, I'll talk to you more gently like before."
Jaehyun tersenyum terus bilang, "Gitu dong," katanya.
Setelah itu dia bantuin gue masak, ngirisin bawang, ngirisin cabai dan mindahin piring dan gelas ke meja makan.
Berhubung masih punya waktu buat nyuci piring, akhirnya gue nyuci dulu. Terus gak lama setelah itu Jaehyun berdiri di belakang gue dengan tangan yang melingkar sempurna di perut gue.
He gave me a back hug.
Dagunya udah berada di atas pundak gue. Dengan setengah berbisik dia bilang,
"I'm ready to marry you, Jadi kapan kamu siap nikah sama aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || JAEROSÉ ✓
FanfictionTrue love is a strong and lasting affection between spouses or lovers who are in a happy, passionate and fulfilling relationship. 18+ Highest rank #1 jaerose [03/08/21] All pict from : @luxuryArsell7 @lovepeachiess, @cloudypoppy, @jaeroseyy, pinter...