🍒#51. Feeling like psycho

3K 316 57
                                    

Jaehyun POV

Gue udah balik dari rapat siang tadi. Dan setelah itu gue stay di kantor sampai jam lima sore.

Dari semalem Rosé gak mengabari gue. I know she already said that she wants to stay at the hospital. Tapi harusnya pagi ini dia udah pulang ke apart dong? Kan sebenernya dia lagi dalam masa cuti. Ngapain dia di rumah sakit lama-lama?

Gue udah coba nelfon berkali-kali tapi nomornya di luar jangkauan. Gue coba chat tapi cuman ceklis satu. What happened to her? Gak biasanya dia ngilang gini.

Karna kekhawatiran gue, akhirnya gue memutuskan untuk nyusulin Rosé ke rumah sakit. Gue cari-cari ke ruangannya kok dia gak ada? Gue udah nanya ke Jisoo, Jennie dan Lisa, tapi mereka juga gak tau Rosé ada dimana.

"Sus, yang nelfon dokter Rosé semalem suster sendiri kan?" Tanya gue ke salah satu perawat di ruang operator.

"Iya, tuan Jung. Ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Gini, saya mau nanya. Suster tau gak dokter Rosé lagi dimana? Dia masih nanganin pasien atau dia ada kerjaan lain? Saya udah ngecek di ruangannya tapi dia gak ada."

"Oh dokter Rosé? Beliau udah pulang dari tadi malam tuan."

Gue langsung kaget, "Pulang? Pulang gimana?! Orang semalem dia bilang mau nginep disini kok!"

"Aduh, tuan. Kalo soal itu saya kurang tau. Tapi semalem dokter Rosé udah pulang sekitar jam 1 pagi. Dia bahkan sempat nyapa saya di ruang lobby."

°°°

Sedangkan disisi lain Rosé di dudukkan di sebuah kursi dengan tangan dan kaki yang terikat. Tak lupa mulut nya dilapisi dengan lakban hitam dan matanya ditutupi dengan sebuah kain perca.

Entah berapa tinggi dosis obat bius yang di suntikkan padanya. Padahal hari sudah ingin malam lagi tapi dia belum juga sadarkan diri.

Sekarang seorang wanita cantik tampak berjalan menghampiri Rosé. Seringaian jahat terukir jelas di wajahnya. Wanita itu diam sejenak kemudian dia membungkuk lalu bergerak mencengkram wajah Rosé.

"Bangun!"

"Bangun kamu!"

"This is not the time for sweet dreams, Mrs. Jung!"

"Wake up!!!"

Menyadari bahwa Rosé tidak akan bangun dengan perintah seperti itu, akhirnya dia memerintahkan anak buahnya untuk menyirami Rosé dengan air es.

BYURRRRRRRRRRR!

Seketika Rosé terpelonjak. Bayangkan saja bagaimana dinginnya air es tersebut ketika menyentuh kepala dan membasahi seluruh tubuh.

"Selamat pagi nyonya Jaehyun." sapanya dengan nada di lembut-lembutkan. Setelah itu dia melepaskan ikatan kain yang dijadikan penutup mata Rosé.

"Gimana kabar kamu hari ini? Buruk ya? Hahahahahaha."

Wanita itu melepaskan kacamata nya lalu dia menarik kencang lakban yang menempel di mulut Rosé.

"Aaakh!! Why are you so fucking rude?! Siapa kamu? Saya gak kenal sama kamu! Ngapain kamu bawa saya kesini?!" Marah Rosé.

"Hohoho, calm down Roséanne Jung. Kamu gak inget sama saya?" Tanya wanita itu sambil membuka maskernya.

"Kamu...—"

"Evelyn Kim." Jawab nya sambil tersenyum sinis.

"Jaehyun's ex?" Tanya Rosé memastikan.

Jujur saja Rosé tak mengenali wajah wanita itu. Karna ketika Rosé mempergoki Jaehyun di hotel, posisinya memang agak susah untuk melihat wajah Evelyn.

"Ya. Bukannya saya udah sering memperingati kamu ya? Tapi kamu terlalu berani buat nyuekin ancaman saya."

"Tapi gapapa kok, Rosé. Kayaknya kamu mau nguji kesabaran saya. Mungkin kamu kira saya cuman sekedar menggertak tanpa berani bertindak. Tapi sekarang kamu liat kan? Sekarang kamu berada disini karna keputusan kamu sendiri." Sambung Evelyn.

Beberapa hari setelah insiden Evelyn dan Jaehyun waktu itu, Rosé sempat mendapatkan teror berupa pesan-pesan singkat yang berisi ancaman agar Rosé mau meninggalkan Jaehyun. Tapi Rosé tak ingin ambil pusing. Dia mengabaikan pesan-pesan tersebut begitu saja. Malah dia sampai mengganti nomor tiga kali.

"Dia suami saya. Kamu gak punya hak nyuruh saya pisah dari dia. Emangnya kamu siapa?! Kamu itu gak lebih dari secuil debu masalalu nya Jaehyun!!! — jadi gak usah banyak tingkah kamu!" Sambung Rosé lagi.

Evelyn mendengus lalu dia menampar Rosé dengan keras.

"Kamu itu cuman orang ketiga! Kamu yang udah membangun tembok tinggi antara saya dengan Jaehyun! Dia itu milik saya, bukan milik kamu!"

"Harusnya kamu tau diri! Kalaupun saya ninggalin Jaehyun, terus kamu pikir Jaehyun mau sama kamu?" Tanya Rosé sambil tertawa kecil.

"Yeah, why not? Jauh sebelum kamu kenal sama dia, dia udah mencintai saya melebihi dia mencintai kamu sekarang. Kamu boleh menyebut saya gila. Tapi sampai kapanpun, Jaehyun itu punya saya. Saya gak akan rela dia hidup sama kamu. Kalau dia gak mau kembali sama saya, maka jangan harap kamu bisa hidup sama dia!"

"Kamu berbuat sejauh ini buat apasih, Evelyn? Buat ngedapetin Jaehyun? Iya? Jaehyun itu gak bodoh. Dia bisa milih mana yang tulus, mana yang pura-pura tulus. Kamu cuman ngebuang-buang waktu ngelakuin hal bodoh kayak gini. Lebih baik sekarang kamu lepasin saya. Saya gak akan ngelaporin kamu ke polisi. Biar ini jadi rahasia diantara kita berdua." Jelas Rosé.

Evelyn berdecih, "Gausah mimpi. Saya gak akan ngelepasin kamu tanpa ngedapetin apa yang saya mau. Kalau kamu mau bebas, ikuti perintah saya dulu."

Rosé hanya menatap Evelyn dengan kesal.

"Demi Jaehyun, saya rela ngelakuin apapun. Apapun itu. Sekarang daripada memperumit situasi, lebih baik kita selesaikan hari ini. Kamu harus memilih, Rosé." Ujar Evelyn.

"Memilih apa?"

"Kehilangan Jaehyun atau kehilangan..." Evelyn menggantungkan kalimatnya, lalu dia berjongkok mengelus perut Rosé. "Atau kehilangan bayi ini."

Rosé berdecih, "Jauhkan tangan kamu! Ternyata ucapan kamu gak salah, kamu emang wanita gila!"

"Hahahaha ya! Saya begini karna kamu ngerebut Jaehyun dari saya! Sekarang cepat pilih, kamu mau nyelamatin anak kamu atau kamu tetap kekeh memilih mempertahankan Jaehyun?! I never mess with what I say, Rosé. Kalau saya pengen kamu mati, saya bisa aja bunuh kamu sekarang. Tapi saya tetap ingin kamu hidup asalkan kamu ngerelain Jaehyun sama saya."



TO BE CONTINUE

TRUE LOVE || JAEROSÉ ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang