{09} Taman Hiburan pt 2

1.8K 227 39
                                    

{Cinderella Paradox}

Bagian 9 : Taman Hiburan pt 2

.

.

.

Cerita ini hanyalah fiksi, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Happy reading and enjoy!

Author POV

Sedari tadi Sarada terus menarik Boruto. Mengajaknya kesini dan kesitu untuk mencoba semua wahana. Apalagi Boruto yang juga menyeret Sarada membeli makanan ini dan itu, serasa perutnya bisa menampung 3 porsi makan Chocho. Memang perumpamaan yang buruk.

"Eh Bor, anteng," perintah Sarada yang langsung membuat Boruto tidak bergeming.

Sarada mengeluarkan ponsel dari kantongnya. Mengarahkan kamera ke raut muka Boruto dan cekrekkk…

 Mengarahkan kamera ke raut muka Boruto dan cekrekkk…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarada memotretnya tanpa izin.

"Fotoin gue, ya? Ih, Sar gue jelek pasti. Hapus dong!" Boruto berasumsi, berusaha mengambil handphone dari genggaman Sarada.

"Bawel ih Bor. Udah ini buat kenang-kenangan gue aja. Atau lo mau gue kasih foto gue?" Sarada menaikkan alis kanannya, Boruto terkekeh pelan.

"Yaudah deh," sambungnya mengalah

"Bor lo jangan makan mulu. Nanti kayak temen gue," saran--yang lebih ke pinta-- Sarada

"Idih… Memang temen lo kek gimana?" sahut Boruto menautkan alis.

"Eh Bor…" Sarada mengguncang tubuh Boruto hingga dirinya gusar.

"Bentar Sar bentar. Lagi makan gue," mendengar perkataan Boruto, Sarada baru sadar dan melepas pegangannya.

"Kenapa?" tanya Boruto sudah bisa berdiri tegak

"Itu Sum-- eh Kakei, kan? Kok sama cowok lain," Sarada menunjuk letak keberadaan Sumire dengan seorang pria berbadan kekar.

Boruto tidak menggubris dengan kalimat. Emosinya memuncak, buru-buru ingin pergi menanyakan kebenarannya pada sang kekasih. Melihat reaksi Boruto, Sarada menghadangnya.

"Lo jangan gila! Lo juga bisa dikira selingkuh sama gue," jelas Sarada mencoba menenangkan Boruto.

Surai mereka diterpa angin kencang. Rambut indah Sarada yang terurai menjadi berantakan. Sorot matanya menatap Boruto tajam. Kini Boruto sedikit tenang. Dia berpikir dengan nalar dan berakhir menunduk bingung.

Sarada iba. Dia mengelus punggung Boruto untuk menyalurkan ketenangan. Ingin memberinya kata-kata motivasi, namun Sarada takut justru Boruto tersinggung akan ucapannya. Jadi dia hanya bisa diam.

"Mending besok lo ngomong pelan-pelan ke Kakei. Tanya kenapa dia jalan sama cowok lain," saran Sarada akhirnya buka suara.

Boruto mengangguk lemah, "Tapi gue salut loh karena lo gak manfaatin kejadian ini buat bikin gue jatuh cinta sama lo," ucap Boruto nyengir kuda.

Mental Sarada pun terguncang. Dalam hati ia berkecamuk, "Lah iya kenapa gue gak manfaatin momen ini, ya?"

Toh karena sudah terlanjur dipuji gak mungkin juga Sarada menyangkal bahwa dia tidak memikirkan kejadian ini untuk mengambil hati Boruto. Jadi dia hanya bisa bilang, "Secinta-cintanya gue sama lo, gue gak selicik itu juga kali."

Untuk sesaat waktu seakan berhenti bagi Boruto. Dia jadi mendengar jelas suara angin yang berhembus. Kelopak matanya tak mampu berkedip sekalipun. Hanya di waktu itulah seolah dia menemukan dirinya yang baru, yang tak pernah ia temui sebelumnya.

"Lah ni anak malah melamun! Jatuh cinta sama gue?" ujar Sarada menampar pelan pipi Boruto agar segera sadar dari lamunannya.

"E-eh? Ya gak lah. Gue kan dah punya pacar," Boruto berdalih sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain. Yang jelas sekarang dia tidak sanggup berkontak mata dengan Sarada.

"Naik kora-kora, yuk!" ajak Sarada

"Bukannya tadi udah?"

"Emang disitu dikasih peraturan hanya boleh naik sekali sehari? Kan gak!" Sarada berseru menyunggingkan senyum di wajah manisnya, "Daripada lo balik sambil kesel kayak begini," sambungnya.

"Hufttt…" Boruto menghembuskan nafas, "…ayo!" ucapnya mengangguk.

Selama kurang lebih satu jam Boruto dan Sarada menjajal lagi semua wahana disana. Mereka tak henti-hentinya keluar masuk ke wahana yang sama hingga petugas disana mampu mengenali rupa mereka.

"Udah mendingan?" tanya Sarada khawatir dengan pikiran kacau Boruto yang tadi.

Boruto mengangguk mantap. Sebuah senyum tipis melekat di bibirnya.

"Balik yuk!" Sarada menginterupsi melirik Boruto sekilas.

"Oke," balas Boruto seadanya.

"Lo pulang naik apa?" usai beberapa saat hening, Sarada mencoba memecah atmosfer canggung di sekitarnya.

"Gue bawa motor, kalo lo?" tanya balik Boruto

"Ohhh… Kayaknya gue naik ojek aja."

"Mau gue anterin pulang?"

Tanpa malu-malu, Sarada mengangguk. Dia dengan tanggap mengambil helm di spion Boruto yang mungkin biasa digunakan untuk Sumire. Uchiha tunggal itu segera naik ke motor ninja milik Boruto.

"Sudah saya bayar pake go-pay ya mas," candanya tertawa geli.

Boruto ikut-ikutan tertawa, "Alamatnya mana neng?"

Sarada memperlihatkan peta rumahnya dari ponsel bercase merah miliknya. "Cepetan ya mas," katanya menepuk pundak Boruto.

Boruto tancap gas untuk mengantar pulang Sarada, namun sayang seribu sayang di tengah jalan hujan mengguyur cukup deras.

"Ke rumah gue dulu, ya? Rumah gue deket sini," Boruto berucap samar sebab suaranya tertutup air hujan.

"Iya," tak ada pilihan lain, Sarada pun hanya mengiyakan.

______________________________________

Lihatlah gaez cara Kisha mengkode doi hehe

Jangan lupa vote dan komen ya minna💖Arigato💗Kisha sayang kalian💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen ya minna💖
Arigato💗
Kisha sayang kalian💓

Cinderella Paradox [BoruSara] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang