{Cinderella Paradox}
Bagian 19 : Kilas Balik Itu Merepotkan
.
.
.
Cerita ini hanyalah fiksi, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Happy reading and enjoy!
…
Author POV
Sarada menghela nafas berat. Bola matanya menelusuri jalanan lengang di depan kantin. Percaya tidak percaya, dia terpaksa menemui Sumire tanpa dukungan teman-temannya. Ah, bagaimana sekutunya bisa mendukung jika bersangkutan langsung dengan Sumire? Itu hal terbodoh yang terlintas di otaknya. Begini-begini Sarada juga mengakui bahwa Sumire punya pengaruh besar di kampusnya.
Mata itu merotasikan malas. Tak kunjung sosok yang dicarinya datang. Yah, mungkin dia yang terlalu sok tau jika Sumire akan kemari. Toh, daripada menghubungi mantan sahabat yang nomornya telah ia blokir, bukankah lebih baik mencegatnya?
Mendengus pelan. Kaki-kakinya menghentak di bawah meja. Dia membenamkan wajah di lipatan tangan. Bibirnya yang manyun menggerutu dengan sesekali sumpah serapah dilontarkannya.
"Eh, sorry…"
Sarada menggeleng. Air tumpah yang merembes ke punggungnya tak dihiraukan. Ia lekas mendongak. "Gak ap- Heh, Sumire! Lo sengaja, ya?" Hampir emosinya membuncah, namun ia sadar sekarang posisinya di kantin, di mana beberapa pasang mata disana.
"Kelihatan banget, ya?" Sumire tertawa lepas. Dia mendaratkan tubuhnya ke kursi kosong di hadapan Sarada. "lo nyari gue?"
"Kok lo tau?" Sarada menimpali dengan nada penuh amarah. Sumire mengedikkan bahu, menyunggingkan cengiran kuda khas dirinya. Merasa dipermainkan, Sarada memaki-makinya langsung di muka umum. Bahkan beberapa orang jadi berbisik-bisik melayangkan cemooh pada Sarada karena dengan tega menghina pacar Boruto.
Mungkin bagi mereka saat ini, pertemuan Sarada dan Sumire adalah pertemuan antara selingkuhan dan pacar. Sayangnya tidak, itu hanyalah reuni sahabat yang merenggang di masa lampau. Terlepas dari Boruto, baik Sarada maupun Sumire sekedar duduk berhadapan untuk menyelesaikan hal yang membuat mereka bertengkar hebat.
"Lo suka sama dia?" Mendengar kata "dia" terlontar begitu saja dari mulut Uchiha, Kakei lantas mengerutkan dahi, "Boruto? Suka,"
"Bukan, bego! Ya dia yang lo rebut dari gue," Sumire bergidik ngeri seolah-olah telah diingatkan dengan sesuatu yang ingin dia lupakan.
Muka muramnya terarah ke Sarada, "Gue lebih sakit hati daripada lo,"
"Jangan bilang dia gak bisa move on dari gue?" tebak Sarada dengan tawa meledek. Sumire membuang muka merah padamnya sebab terlalu marah beradu kata-kata dengan Sarada. "eh? Beneran dia masih suka sama gue waktu itu?"
"Gak juga. Lebih baik lo gak penasaran tentang dia lagi. Lo bisa nyesel, loh," akunya memperingati Sarada agar tidak membahas masa lalu.
Semakin puas ketika Sumire terlihat jengkel, Sarada pun mengungkit-ungkit kejadian yang pernah mereka berdua alami sebagai sahabat. Percakapan yang tidak buruk bagi kedua musuh. Mereka saling mengolok-olok dan tertawa seperti sedia kala. Masa-masa yang menyenangkan mereka, bahkan meruntuhkan keinginan banyak orang untuk mengadu domba dua primadona itu. Sekarang memang bukan lagi waktu untuk mengenangnya, tapi tak bisa dipungkiri pertemuannya hari ini sangat ia rindukan.
Sampai pada kalimat serius yang menjadi celah suasana seru barusan.
"Sarada, jauhi Boruto!" Terdengar datar dan mencekik, kendati peluh menetes dari dahi Sarada seakan memukulnya. "setelah lo pergi, gue jadi bahan pergunjingan. Gue fikir asal ada dia gue baik-baik aja, tapi saat gue tau rahasianya buru-buru gue jauhi dia. Gue harus tahan di sekolah itu sendirian…"
Sumire berhenti. Kepalanya ditundukkan layaknya meminta sesuatu pada Sarada, "…sekarang yang di sisi gue cuma Boruto. Gue minta maaf semisal gue jahat sama lo. Tolong, jauhi Boruto. Lo gak suka sama dia, kan? Lo ngelakuin semua ini buat bales dendam ke gue doang, kan?"
Sarada tertawa miris. Jika direnungkan kembali, sungguh benar perkataan Sumire.
Alat? Atau mungkin… batu pijakan?
Sesak. Sesak. Sarada tidak di posisi ingin mendapatkan Boruto, namun harus mendapatkannya. Dia sengaja mengejar-ngejar Boruto untuk membalas perbuatan Sumire, kan? Tapi mengapa rasanya tidak adil semisal hanya Sumire yang diperhatikan? Sarada mulai serakah, haus akan perhatian Boruto. Tidak baik jauh dari tujuan awal, terbesit begitu saja kalimat yang menohok dadanya.
Seharusnya Sumire membiarkan Sarada melupakan sedikit kekhawatirannya. Karena jauh di dasar hatinya, Uchiha itu teramat merasa bersalah. Kepada Boruto dan mungkin Sumire-- mungkin.
Kening Sarada mengerut tidak suka, "Gue cuma pengen bales dendam sama lo,"
"Dan lo udah berhasil bikin gue bertengkar sama Boruto,"
"Haha… maksudnya impas?"
Sumire meloloskan kekehan kecil, "Lebih dari impas. Sekarang, bukan saatnya lo bales dendam ke gue. Lo juga harus cari pasangan, Sarada."
"Demi setan," Matanya terpicing tajam, selintas sinis. "Huft… gue belum maafin lo, tapi," Segala ekspresi Boruto mampir di pikiran Sarada, seolah-olah membebaninya. "…gue gak bisa menyangkal gue dan Boruto gak ada rasa sama sekali. Lo menang, Sumire."
"Maaf buat yang dulu,"
"Ya, ya, ya, pergi sana. Lo ganggu gue,"
"Makasih lo udah gak berniat ngehancurin hubungan gue sama Boruto,"
"Dari awal gue memang kewalahan sama kesetiaan Boruto. Gue juga udah capek sama omongan orang,"
"Apapun itu, makasih Sarada,"
Decak samar keluar dari bibir manis Sarada. Dia menangkup pipi porselen di antara kedua tangannya. Tatapan tajam tertuju mengatensikan pada punggung Sumire yang makin menjauh.
Jauhi Boruto… ya?
Hening mampir tanpa permisi. Mengantarkan Sarada beradu dalam argumennya sendiri. Padahal dia menyetujuinya, tapi dia berakhir dengan penyesalan. Sebenarnya Sarada tidak ada waktu untuk urusan cinta, pembuluh hingga nadinya hanya hidup untuk balas dendam. Sebenarnya sungguh demikian, meski kini sepertinya naluri itu goyah.
Dah, Boruto.
_____________________________________
Belum selesai pemirsa wahaha
Tolong vote dan komen ya minna
Terima kasih banyak
Kisha sayang kalian💓💓💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Paradox [BoruSara] ✔
Fanfic[[Cerita Lengkap]] Jangan plagiat. Terimakasih. Pairing : BoruSara Character : Milik Masashi Kishimoto dan Mikio Ikemoto Created : ku_mi_ko_rin_7 Genre : Romance Comedy Ini memang lucu, tapi kenyataannya memang begini. Seorang Uchiha Sarada yang not...