{21} Debaran Yang Menjangkau Jiwa

1.2K 153 48
                                    

{Cinderella Paradox}

Bagian 21 : Debaran Yang Menjangkau Jiwa

.

.

.

Cerita ini hanyalah fiksi, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Happy reading and enjoy!

Author POV

"Gue suka Sumire, tapi…"

Sumire tak ingin mendengar kelanjutan klise yang biasa dia dengar di drama-drama, sementara Sarada sendiri ingin mengetahui apa kalimat Boruto yang sengaja menggantung. Nafas mereka menderu, sama-sama takut, sama-sama ingin tau, dan yang paling penting, sama-sama bersiap untuk kemunginan terburuk.

"Gue juga suka Sarada. Jadi gimana sebulan ini gue pacaran sama Sumire, bulan depan sama Sarada. Boleh?" pungkas Boruto tanpa sadar membuat aura-aura hitam menjadi latar belakang kedua gadis di depannya.

Mengejutkan.

Seakan-akan mereka diterbangkan menuju langit paling tinggi, lalu dijatuhkan sampai ke inti bumi. Sarada dan Sumire mulai mengubah pandangan mereka tentang sosok "Uzumaki Boruto" yang mereka ketahui. Daripada sedih, rasa ingin memakinya lebih mendominasi.

"Sum, tampar pipi gue coba. Siapa tau gue lagi mimpi," celetuk Sarada mendekatkan pipinya ke tangan Sumire. Dengan tangkas ditampar keras oleh si violet.

"Kekerasan beg*!" protes Sarada meringis, mengelus-elus pipinya.

Sumire tertawa meledek, "Sorry tadi shock. Eh, tapi kalo sakit berarti bukan mimpi kan, Sar!"

Seolah paham apa yang akan dilakukan Sarada, Sumire juga mengikuti langkahnya menghampiri Boruto. Menyeringai lebar bagaikan iblis yang mendapatkan mangsa.

PLAK…

Kemudian tercetak bekas tamparan di kedua pipi rupawan Boruto. Ini nyata, Boruto benar-benar orang yang tidak mereka sangka selama ini. Meninggalkan Boruto seorang diri di atap gedung, Sarada dan Sumire memilih turun tangga sebelum lebih kesal memandangi Uzumaki ini.

Namun jauh di lubuk hati Sarada maupun Sumire tidak penyesalan pernah menghabiskan waktu bersama Boruto. Karena itu menyenangkan. Jika tidak dari sudut romantis, kenangan-kenangan di hari lalu yang mereka habiskan bersama sungguh menyenangkan. Sebagai sahabat, sebagai rival, ternyata menyenangkan juga bisa berkompetisi untuk memperebutkan satu orang. Ditambah memiliki kekalahan dan kemenangan yang sama.

Dengan begitu, tumbuhlah yang disebut perasaan senasib. Dan keakraban yang lama hilang. Mereka sama-sama saling merelakan balas dendam.

"Pantes aja lo putus sama si bangs*t, pasti lo juga diselingkuhi kayak gue. Emang ya semua cowok itu sama aja," gerutu Sarada, mengungkit mantan mereka di SMA.

"Tapi lebih parahan Boruto. Ini pertama kalinya gue diajak selingkuh terang-terangan, Gila. Mana berbagi sama sahabat gue sendiri lagi," sahut Sumire menggertakkan gigi saking geramnya.

"Dih baru gini nganggep gue sahabat. Kemana aja lo selama ini?"

"Lo yang kemana aja. Gara-gara lo pindah, gue gak punya temen. Sampe dibilang pelakor pula. Ya emang bener, sih. Waktu gue lulus, gue pengen berubah. Eh, elonya malah gantian mau ngerebut pacar gue. Noh kan dia jadi f*ck boy sekarang," cibir Sumire mengeluarkan semua uneg-unegnya.

Sarada meledakkan tawa yang tak tertahan sedari tadi, "Hahaha… iya, iya, ayo ngeluh sambil jajan. Gue belum puas maki-maki lo selama beberapa tahun ini."

Cinderella Paradox [BoruSara] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang