==÷==“From the heat of night to the break of day
I’ll keep you safe and hold you forever
And the sparks will fly, they will never fade
‘Cause every day gets better and better”💍💍💍
“Handphone aku di kamu, kan?” Zara mengangguk sembari mengikat rambutnya, mengingat angin berhembus dengan lumayan kencang.
Angga tersenyum tenang, ia lantas menarik koper merah muda milik Zara sembari membawa tas ransel miliknya yang tidak terlalu banyak isinya. Berbeda dengan milik perempuan, pasti akan selalu lebih banyak.
“Kamu mau makan dulu?” Tanya Zara,
Angga menggelengkan kepalanya, “Kita makan di rumah aja nanti ya, mama sama kak Adin udah nyiapin banyak.”
“Hah? Kamu udah bilang sama mama kamu?”
“Yaiyalah aku bilang, Ra..” sayang tangan Angga penuh dengan barang bawaan, padahal seperti biasanya ia akan mencubit gemas hidung gadis itu.
“LHO?! ANGGA HOII!!”
Angga dan Zara lantas memandang asal suara cempreng tersebut. Keduanya lantas meringis saat tahu siapa pemilik suara itu.
“HEH HEH MAU KEMANAAA??” Dan berhasil, orang itu sudah berada di dekat mereka dengan senyum cengengesan. “Haduduh, mau kemana nih calon manten?”
“Lo ngapain di sini?” tanya Zara blak-blakan.
“Bused! Basa-basi dulu kek, apa kek, gue kan di sini mau honeymooonnn,” sahutnya dengan santai sambil menaik turunkan alisnya.
“Nggak peduli,” sahut Angga lebih pedas. Tangan kirinya sudah merangkul pundak Zara, ingin membawa gadis itu jauh-jauh dari sahabat paling anehnya itu.
Orang itu bukannya merasa tersinggung, ia malah makin senang menggoda pasangan yang menjadi headline pagi ini. “Kalian nih ya, bukannya ngadain konferensi pers, malah kabur kesini. Untung ketemu gue, bisa lah gue foto-foto dari jarak jauh trus gue kirim deh ke lambe turah,”
“ANEH BANGET!” Pekik Zara dan Angga bersamaan.
“AJILL! BUKANYA NGAMBILIN KOPER MALAH NGOBROL!” Pekik seorang gadis yang menghampiri Ajil sambil menyeret dua koper dengan tangannya.
Zara yang pertama kali melihat gadis itu pun langsung menghampirinya dan membantu menyeret satu koper, dengan sebelumnya mereka berpelukan serta saling bertanya kabar dan tidak ketinggalan, update instastory penanda moment bertemunya mereka lagi.
“Yaampun, akhirnya bisa ketemu lo!” pekik Zara senang,
Tissa, gadis yang begitu sabar menghadapi Ajil itu pun menganggukinya. “Nggak nyangka ya, kita malah ketemu di sini. Eh, kalian mau kemana?”
“Mau pulang ke rumah,” sahut Angga santai,
“Hah?! Lo sebenarnya udah nikah sama Zara, Ngga?—Auww!”
Satu cubitan berhasil didapat Ajil, plus dengan pelototan tajam. “Emang kadang perlu direm mulutnya si Ajil,” ucap Tissa dengan rasa kurang nyamannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Term Marriage
ChickLitAngga dan Zara mengambil keputusan besar, di mana mereka sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut. Mereka nyaman dengan satu sama lain, bukan dalam sebuah ikatan. Mereka mengakui hanya sebatas sahabat. Tidak ingin lebih dari itu. Prinsip mereka, ka...