==÷==“Mentari pun tahu
Kucinta padamu
Percaya, aku takkan kemana-mana.”💍💍💍
Jalanan begitu gelap, malam sudah kembali, mendekati akhir bulan, purnama tidak menampakkan cahayanya lagi, hanya gelap malam tanpa ada hiasan. Meski begitu, perempuan yang malam ini mengenakan kaos putih dan celana jeans itu tidak henti-hentinya tersenyum senang. Di samping kirinya ada mbak Nin yang juga ikut tersenyum, mengerti dengan suasana hati perempuan yang usianya hanya beda 5 tahun dengannya.
“Ini lanjut terus masuk ke dalam, mbak?”
Alis Zara menaik, ia lantas menengok GPS miliknya dan memandangi tempat sekitar, hingga ia tersenyum. “Iya, pak. Langsung masuk aja, nanti pas udah di deket satpam depannya berhenti sebentar.”
Driver tadi pun mengangguk, kemudian ia kembali melajukan mobilnya hingga sampai ke suatu tempat yang dijaga ketat oleh satpam serta dua orang lainnya yang berjaga di depan gerbang utama.
“Ini pertama kalinya mbak ke tempat kerjanya pak Angga lho bu.” Ucap mbak Nin dengan senyum bahagianya.
Zara mengangguk pelan, ia mengerti bahwa selama mbak Nin kerja dengan Angga hanya sebatas di dalam rumah, itu pun hanya dari pagi sampai sore, sangat jarang interaksi mbak Nin dengan Angga, apalagi kalau pria itu bekerja dari subuh sampai malam, sudah sangat jelas mbak Nin tidak sempat ketemu Angga.
“Sekali-kali mbak Nin ke tempatnya Angga hehe,” Mbak Nin menganggukinya,
Laju mobil mulai memelan, lalu berakhir dengan mobil yang berhenti tepat di sisi pria berperawakan besar dengan seragam rapi yang dikenakannya, belum lagi talkie walkie yang ada di saku seragamnya. Zara memahami bahwa tempat syuting kali ini dijaga begitu ketat.
“Permisi, ada keperluan apa ya?” ucap satpam tadi sembari sebelumnya mengetuk kaca mobil,
Dengan lekas Zara menurunkan kaca mobil seraya tersenyum ramah, “Halo pak. Kami mau ketemu Angga sama nganter makanan, boleh kan?” ucapnya langsung,
“Walahh! Mbak Zara toh, boleh boleh banget, masa istri mau ketemu suaminya nggak dibolehin.” Gurau satpam barusan yang berhasil membuat Zara dan mbak Nin tertawa pelan, “Langsung masuk aja ke dalam pak,” lanjutnya pada driver yang mengangguk sembari tersenyum.
Cahaya lampu penerangan di mana-mana, beserta tali-tali besar berwarna hitam berhamburan di dekat tempat pengambilan video. Semua orang nampak menahan nafas mereka kala pengambilan gambar, ada yang menepi dengan khidmat mengamati apakah ada kesalahan atau dirasa sudah pas. Semuanya begitu siap sedia di posisinya masing-masing.
“Whualah, begini toh rasanya di lokasi syuting,” gumam mbak Nin kagum,
Zara mengangguk riang, lalu ia kembali pada driver tadi, “Makasih banyak ya pak,” ucapnya pada driver yang tengah membukakan bagasi mobil,
Driver tadi mengangguk seraya tersenyum ramah. Ini pertama kalinya juga baginya mengantarkan customer ke tempat lokasi syuting, belum lagi yang customernya merupakan artis kenamaan yang ternyata sangat ramah dan begitu baik padanya.
Mata perempuan itu kembali mengarah pada suaminya yang sedang dalam adegan outdoor, terlihat posisinya berada di pinggir jalan dan tengah merayu seorang gadis. Zara memahami peran yang dimainkan suaminya, lagipula itu hanyalah bagian dari profesionalitas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Term Marriage
ChickLitAngga dan Zara mengambil keputusan besar, di mana mereka sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut. Mereka nyaman dengan satu sama lain, bukan dalam sebuah ikatan. Mereka mengakui hanya sebatas sahabat. Tidak ingin lebih dari itu. Prinsip mereka, ka...