==÷==
Hope y'll enjoy it 😊
💍💍💍
Suara gedoran pintu kembali terdengar, begitu nyaring hingga membuat sang pemilik kamar mengeluh panjang disertai decakan kesal. Matanya mulai silau karena cahaya matahari berhasil menyelinap di antara gorden berwarna kuning kesukaannya.
“IYA BENTARR ATUHH!!” pekiknya nyaring, semoga menghentikan gedoran pintu yang membuatnya kesal.
Zara mengucek-ucek matanya, “Apasih, Ca?”
“Lo sama Angga kenapa pada kompak ngehindar gitu sih?! Asli ya, Pip, tuh di grup Line sama di WA, gueee yang kena cecar pertanyaan gara-gara lo berdua nggak ada yang mau konfirm langsung!” Kila langsung memperlihatkan isi notif miliknya yang tidak berhenti-hentinya hingga detik itu, bahkan ada terus yang menanyakan tentang kisah kasih asmara adik perempuannya itu, “Bahkan Rey yang jelas-jelas lagi sibuk juga sempet-sempetnya nanyain hal ini ke gue,”
“Hah?”
“Hah hoh hah hoh! Mulut lo bau!” sebal Kila dengan respon singkat dan super lambat dari adiknya itu,
“Teteh, itu beneran?” Adik kecil mereka tiba-tiba sudah ikut nyempil di samping tubuh Kila sembari membawa handphonenya dan memperlihatkan sebuah artikel terbaru yang membahas hubungan asmara kakaknya.
Zara lantas mengambil handphone Kinan, ia mencoba membacanya dalam keadaan mata yang masih sangat mengantuk, “Shipper cabang artikel nih? Hiperbola banget kalimatnya,”
“Heh, ditanya kok malah nyahut yang lain,” Kila mulai kehilangan sabarnya, ia begitu gemas dengan adik perempuannya itu.
Mata Kila melirik ke dalam kamar Zara, ada handphone adiknya yang terletak di atas kasur, lantas saja membuatnya mendesak masuk ke dalam kamar dan duduk di dekat handphone tersebut. Tanpa menunggu lama, ada satu notif masuk dari seseorang yang tengah mereka ributkan pagi pagi buta seperti ini.
Lantas saja senyum usil Kila mengembang, “Haduh ada apa nih yaa, gue harus mandi pagi nih, langka loh ini, yuk Kin! Mandi kitaa!” Ajaknya pada Kinan yang hanya menatap bingung kedua kakaknya itu.
Zara dengan segera membuka notifnya, dan jelas saja ia pun ikut tersenyum dengan detak jantung yang mulai berdetak tak karuan, entah hal aneh apa yang barusan ia rasakan, yang jelas ia juga harus segera mandi dan bersiap-siap.
💍💍💍
“Lah, kesambet apa nih pagi minggu pada udah mandi?” Shofi, ibu dengan empat anaknya yang mulai tumbuh dewasa itu mengerutkan keningnya. Entah ada petir darimana, anak-anaknya sudah mandi di pagi minggu, padahal biasanya juga sore baru mandi.
Kepala keluarga yang sedang menyesap kopi paginya pun ikut terheran dengan teguran istrinya, ia lantas menengok anak-anaknya yang sudah sangat rapi.
“Hei, papap nggak ada ngasih izin keluar rumah loh!” sindirnya sebelum anak-anaknya menghilang, karena biasanya kalau mereka sudah sangat rapi seperti itu pasti akan bepergian keluar.
“Papap gimana sih, siapa juga yang mau keluar, kita mah mau nyambut calon penganten nih,” ucap Kila sembari menaik turunkan alisnya, mengarahkannya pada pintu kamar Zara yang masih tertutup.
“Hah? Calon penganten apa, Ca?” tanya Shofi heran,
Tak berapa lama, bel rumah mereka berbunyi, Kenjiro si bungsu yang sudah beranjak remaja itu berlari cepat menghampiri pintu, tangannya terhenti saat melihat panutannya berdiri tegap di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Term Marriage
Chick-LitAngga dan Zara mengambil keputusan besar, di mana mereka sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut. Mereka nyaman dengan satu sama lain, bukan dalam sebuah ikatan. Mereka mengakui hanya sebatas sahabat. Tidak ingin lebih dari itu. Prinsip mereka, ka...