19. Cinta Kedua

2.9K 257 143
                                    


==÷÷==

Terima kasih sudah sabar menantinya

Hope y'll enjoy it 😊

==÷==

It took us a while
‘cause we were young and unsure
With love on the line
What if we both would need more.

💍💍💍

Warna kuning terlihat dari jauh, hingga berganti menjadi merah. Beberapa kendaraan umum menjadikan warna kuning sebagai tantangan, bagaimana caranya harus bisa melewati warna itu sebelum berganti menjadi merah. Tindak perilaku tersebut tentu saja membuat beberapa pengemudi lain spontan menyalakan klakson mobilnya. Termasuk Angga, pria tersebut refleks mengumpat marah saat ada motor melaju cepat di hadapannya. Untung saja mobilnya tidak sampai mengenai motor tadi, kalau pun sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, maka sudah jelas ia yang akan disalahkan.

Pria yang hari ini bisa pulang dengan aman, alias pulang sore itu menghela nafasnya sejenak sembari menunggu warna merah berganti menjadi kuning lagi. Lantas tangannya mengencangkan volume musik, mencoba untuk menikmati keadaan lampu merah seperti ini. Belum lagi persimpangan di sini terkenal oleh lampu merah yang hampir lima menit lamanya.

Hari keempat syutingnya berjalan begitu lancar, sanking lancarnya tepat sebelum pukul empat sore tadi sudah selesai semua aktifitas dan ia bisa menikmati waktu santainya di rumah, meski ia tahu istrinya masih sibuk di lokasi syuting iklannya yang lain.

Sejenak Angga menyipitkan matanya ketika melihat di halte seberang jalan ada dua orang bocah SD tengah beradu mulut. Lebih tepatnya bocah lelaki yang sepertinya dicampakkan begitu saja oleh seorang gadis mungil. Mata Angga tiba-tiba saja membulat saat bocah lelaki tadi membalikkan badannya tepat menghadap padanya hingga ia bisa mengenali dengan jelas bocah tersebut.

Bunyi klakson terdengar bersahut-sahutan, Angga tersadar dan langsung melajukan kembali mobilnya, lebih tepatnya menuju halte seberang jalan yang dilihatnya tadi. Meski tindakannya kalau terlalu lama bisa kena tilang, namun ia tidak punya pilihan lain.

“KENJIRO!” Angga membukakan pintu mobil di sampingnya,

Bocah lelaki yang tengah menghapus air matanya tadi sempat terbengong sesaat, namun saat ia tahu siapa pemilik mobil tersebut langsung dengan lekas ia masuk ke dalam dan duduk di samping Angga dengan bibir yang cemberut ke bawah.

Angga tersenyum geli melihat adik iparnya itu masih saja cemberut tanpa mau berbicara. “Ken—“

“A Angga jangan bilang siapa-siapa ya,” Angga mengerutkan keningnya, “Pasti Aa liat jelas kan yang tadi?”

Senyum tipis pria itu mengembang, “Mau cerita?” tawarnya dengan lembut,

Bocah lelaki yang baru berusia 10 tahun itu lantas menganggukkan kepalanya pelan, namun sesaat setelahnya ia malah tersenyum. “Kita beli makan dulu ya, a? Aku laper banget, tadi banyak banget belajarnya, isi perutku kesedot otak, jadinya lapar.”

“Iya iya, kita beli lewat drive-thru aja ya? Makannya di rumah Aa aja,”

Kenjiro menggeleng kuat, “Ntar ada teteh, nggak mau.”

Term MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang