==÷==Hope y'll enjoy it 😊
💍💍💍
Matahari belum sepenuhnya muncul, masih menyisakan secercah warna kemerahan yang sebentar lagi akan berganti warna. Keadaan Angga dan Zara yang berada di cottage membuat mereka tidak bisa mendengar suara gemuruh apapun yang ada di luar, hanya suara air laut atau pula burung yang kebetulan terbang di atas cottage mereka.
Angga tersenyum geli melihat Zara yang kali ini bolak balik tidak bisa diam seperti biasanya. Karena normalnya Zara itu banyak omong, kalau dia diam malah membuat Angga takut dan khawatir.
“Sikat gigi kamu udah dimasukin?” tanya Zara sambil menyeka keringatnya.
Angga tersenyum, “Udah, Ra. Peralatan mandi udah rapiin, nih.” Ucapnya sembari mengangkat peralatan mandi yang mereka bawa sendiri. Angga sendiri baru saja selesai mandi, sebab Zara lebih dulu mandi dan melanjutkannya dengan beberes barang-barang mereka agar tidak ada yang ketinggalan.
“Okee bagus! Itu pakaian kamu udah aku siapin, jangan dibuka lagi kopernya!” titah Zara yang langsung diangguki Angga dengan senang,
Zara pun memasukan peralatan mandi ke dalam koper bagian depan supaya tidak membuka koper bagian dalam lagi. Ia juga sudah siap dengan kaos hitam serta rok tutu warna merah muda.
“Kita makannya di Bandara aja ya, Ngga?” Zara mencebikkan bibirnya sebal, tangannya dengan cepat menarik handphone Angga saat dilihatnya pria itu malah masuk ke dunia ansosnya. “Cepet dipake bajunya! Bentar lagi pak Imam jemput kita, Angga..”
Angga yang tersadar pun terkekeh pelan, ia hampir terlena dengan handphonenya sebab ada beberapa notifikasi yang masuk dan belum sempat ia baca sejak bangun tidur. Daripada kena omel Zara, lebih baik ia bersiap-siap.
Rasanya lumayan berat untuk kembali lagi ke kesibukan mereka, lima hari terlalui rasanya sebentar sekali. Masih banyak hal yang ingin mereka lakukan, masih banyak cerita yang belum sepenuhnya tersalurkan, dan masih banyak kenangan yang harus diabadikan.
“Nah kan! Pak Imam udah di depan ituu! Ayo cepet cek barang-barang, jangan sampai ada yang ketinggal—ANGGA IH!”
Angga yang barusan berhasil memberikan ciuman di pipi istrinya pun beralih memeluknya dari samping, “Tenang, sayang. Tenang,” bisiknya sembari mengusap-usap puncak kepala Zara.
Tindakan sederhana dari Angga mampu membuat Zara luluh seketika, ia langsung tersenyum tipis dan membalas pelukan suaminya.
“Sekarang udah tenang?” Zara mengangguk dengan pipi bersemu, lantas Angga pun melepaskan pelan pelukan mereka dan memberikan kecupan di dahinya.
Selanjutnya tugas pria itu beralih merapikan barang-barang mereka, termasuk memasukkan barang-barang kecil seperti charger, dompet, parfum serta handphone ke dalam tas kecil milik Zara. Sedangkan Zara memilih untuk berdiri di depan pintu cottage untuk membukanya supaya memudahkan Angga membawa koper keluar dari tempat menginap mereka.
“Selamat pagi, pak, bu.” Sapa pak Imam seperti biasanya dengan sangat ramah,
“Pagi juga, pak.” Angga dan Zara kembali membalas sapaan itu dengan kompak dan membiarkan pak Imam mengambil alih koper mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Term Marriage
ChickLitAngga dan Zara mengambil keputusan besar, di mana mereka sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut. Mereka nyaman dengan satu sama lain, bukan dalam sebuah ikatan. Mereka mengakui hanya sebatas sahabat. Tidak ingin lebih dari itu. Prinsip mereka, ka...