==÷==“Ain’t it funny how the time flies?
Now you’re here as my wife
Remember how you met me?”💍💍💍
Rintik hujan satu persatu jatuh, mencipratkannya pada dedaunan yang tengah menunduk, membasahi permukaan secara lembut, lalu menjatuhkannya lagi ke bawah, mengenai tanah yang telah lama menanti untuk dibasahi.
Angga tersenyum sesaat memandangi kaca jendela yang mulai berembun, cuaca siang ini tidak terlalu buruk, meski mendung dan menyisakan sejuk dirasanya.
“Teh sama kue coklatnya dataangg!” Zara masuk ke ruang kerjanya dengan nampan berisikan dua cangkir dan sepiring penuh kue coklat hasil percobaannya hari ini.
Sementara Angga sibuk mempelajari draft untuk syuting iklan seriesnya, Zara memilih untuk berkutat di dapur dengan segala macam bahan-bahan kue yang telah ia beli pagi tadi.
Angga terkekeh pelan melihat Zara yang begitu bersemangat, ia lantas mengambil sepotong kue lalu menatap istrinya yang sudah duduk di sampingnya dengan sangat antusias, antusias menunggu komentarnya.
“Gimana?” Zara mencondongkan tubuhnya dengan mata yang berbinar,
Angga diam sesaat hanya untuk memperhatikan pemandangan paling indah di hadapannya, setelahnya ia mengangguk perlahan dengan mengangkat jempol kirinya. Kemudian ada pemandangan lain yang lebih berharga, melihat Zara tersenyum riang.
“Beneran enak?” desak Zara penasaran,
Pria yang hanya memakai kaos abu-abu berlengan pendek serta masih memakai sarung itu mengangguk lagi, untuk kesekian kalinya, demi Zara senang.
Zara tertawa pelan, tangannya lantas mengambil sepotong kue dan mencicipinya. Matanya membulat disertai senyum bahagia, mengakui bahwa suaminya itu tidak berbohong, percobaannya kali ini benar-benar enak. Kue coklat berbahan dasar campuran tepung dan coklat leleh serta ia campur isian di dalamnya dengan buah-buahan segar sehingga tidak hanya ada rasa coklat, namun ada berbagai rasa lainnya yang membuncah ketika masuk ke dalam mulut di gigitan pertama.
“Besok kita udah mulai sama-sama sibuk,” ucap Zara sembari bersandar di pundak Angga, kembali bergelayut manja sementara suaminya itu meminum teh buatannya.
Kesibukan keduanya akan dimulai lagi dari hari esok hingga seterusnya. Akan banyak waktu yang dilalui tanpa kebersamaan, apalagi project terdekat mereka merupakan project terpisah, meski masih sejenis. Angga sibuk dengan iklan seriesnya, dan Zara akan menjalani 3 syuting iklan dengan jeda waktu satu hari dalam seminggu ke depan.
Angga meletakkan cangkir ke atas meja, lalu mengusap lembut kepala Zara. “Yang penting malamnya pulang,” sahutnya lembut.
“Kamu tuh yang pokoknya harus pulang ke rumah! Kalo nggak pulang, aku samperin ke lokasi trus nginep di sana.” Cerocos Zara yang membuat Angga kembali tersenyum geli,
Bagaimana bisa, ia tidak pernah bosan sekalipun sejak dahulu selalu sering mendengar Zara dengan segala reaksinya. Perempuan yang telah dua minggu menjadi istrinya itu sangatlah ekspresif, apapun yang ia lakukan, yang ia bicarakan, maka akan terlihat jelas dari gesture tubuh mungilnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Term Marriage
ChickLitAngga dan Zara mengambil keputusan besar, di mana mereka sebenarnya tidak menghendaki hal tersebut. Mereka nyaman dengan satu sama lain, bukan dalam sebuah ikatan. Mereka mengakui hanya sebatas sahabat. Tidak ingin lebih dari itu. Prinsip mereka, ka...