Rumah Sakit 1

26 9 8
                                    

Annyeong, biasakan sebelum membaca follow akun aku ya ^_^

Happy reading friends

...
     Rasya yang melihat apa yang di lakukan Elina hanya bisa terdiam dan meringis ke sakitan dan tak sadar mata mereka bertemu dan beradu pandang.

       Rasya mendekatkan wajahnya, Elina sontak langsung menutup matanya. Tapi Rasya langsung pingsan di pundak Elina. Membuat Elina sontak kaget dan langsung membuka matanya. Jantungnya yang berdegup kencang tubuhnya terasa panas dingin.

     Dengan suara bergetar di panggilnya Rasya dengan menepuk nepuk punggunya tidak ada jawaban, Elina langsung panik dan mencari taksi membawanya ke rumah sakit terdekat.

      "Taksi ...," Elina sambil melambai-lambaikan tangannya, tidak ada satu pun taksi yang berhenti. Ia terus mencari hingga ada satu taksi berhenti. Lalu Supir taksi membantu membopong Rasya ke dalam taksi. Setelah itu taksinya dengan cepat melintas jalan raya. Supir itu masih, membantunya hingga di rumah sakit.

       "Terima kasih Pak." Elina sambil memberikannya beberapa uang.

       Supir itu langsung pergi, meninggalkannya setelah mendapatkan ongkosnya, tidak lama dokter selesai memeriksa Rasya.

~☆☆☆~

       "Gimana dok keadaannya penguntit eh ... maksud saya Rasya dok," Elina salah ngomong.

    Awalnya dokter mengernyit kan dahinya dan akhirnya dia tersenyum saat tau aku salah ngomong.

       "Teman anda baik-baik saja, dia hanya shock saja dan tidak ada yang parah, lukanya juga sudah di obati dan besok dia juga sudah bisa pulang," jelas dokter.

        "Terima kasih dok," Elina tersenyum dan meninggalkan dokter lalu duduk di sampingnya.

       Matanya Eli sudah sembab karena ia menangis entah karena apa dia menangis. Sehingga matanya sembap, tak lama Eli tertidur hingga pagi, Rasya sudah terbangun lebih dulu dan di tatapnya seseorang di sebelah kanannya. "Bagaimana bisa dia tertidur seperti itu," gumamnya pelan.

       Rasya turun dari kasurnya dan memindahkan Elina ke tempat tidurnya, di tatap dan di amati wajahnya Elina.

      Rasya berucap, "Dia terlihat lebih cantik dan pendiam, jika sedang tertidur."

     Elina bergerak, dan itu menyadarkan Rasya yang sedang menatapnya. Ia sedikit salting dan juga langsung pergi dari ruangan itu sebentar untuk membeli minum lalu kembali lagi ke ruangannya.

      Di liatnya jam sudah menunjukan jam 08 :30 AM. Elina belum juga terbangun dari tidurnya. Rasya duduk duduk di sofa sambil meminum minumannya menunggu Elina, saat beberapa menit Elina terbangun dan mendapati dia tidur di atas ranjang, itu membuatnya langsung bangun dan mencari Rasya.

       Rasya yang melihat itu hanya diam melihat Elina yang sedang panik mencarinya. "Penguntit itu di mana?" Elina panik dan langsung turun melihat sekeliling dan ingin keluar mencarinya tapi tertahan oleh suara seseorang.

       "Nyari siapa?"

Elina berbalik mencari sumbernya. Di liahatnya ada seseorang yang sedang duduk di sofa sambil menegak minumannya, belum sempat Elina menyahut, Rasya sudah menyelanya.

      "Ehh! Cewek aneh, kamu ngapain ada di sini?" tatapnya datar.

     "Asal kamu tau aja ya penguntit jelek. Siapa juga yang mau nemenin penguntit jelek kaya kamu di sini!" ketusnya.

     "Terus. ngapain juga tidur pake pegang-pegang tangangku," jawab ku cepat.

     "Gak salah nih. Bukannya kamu duluan yang main pegang-pegang tanganku, sambil pake ngigo-ngigo segala lagi," ledeknya.

      "Ngi ... ngigo."

      "Iya emang kenapa?" jawabnya jutek, "Kamu ternyata selain penguntit ternyata kamu juga mesum."

      "Sorry ya, aku gak semesum yang kamu pikirkan," jawabnya sepontan. Belum sempat Elina menyahut, tiba-tiba pintu terbuka, terpampang seseorang yang masuk dan langsung memeluk Rasya dengan penuh khawatir dan kasih sayang.

     Suara pintu terbuka dan tertutup kembali. "Rasya!!" Teriaknya dan seraya memeluknya.

      "Ma-mah." Rasya membalas pelukan mamahnya dan bingung kenapa mamahnya bisa ada di rumah sakit.

     "Kamu baik-baik aja kan? Atau ada yang sakit? Di mana yang sakit bilang mamah? Di mana? Di mana nak?" mamanya memutar Rasya memastikan tidak ada sesuatu yang terjadi pada Rasya.

      "Mah aku baik-baik aja cuman luka kecil doang mah," jawabnya sambil melepaskan pelukan mamahnya, dan mamahnya kembali memeluknya lega.

      "El terima kasih sudah nyelamatin dan jagain Rasya, kamu juga baik-baik aja kan?"

       "Iya bu sama-sama, Eli baik-baik aja," Elina tersenyum.

       "Syukurlah, kalian berdua baik-baik saja," Bu Aya menghela nafas.

       "O-iya Bu Eli pulang duluan Bu, nenek pasti khawatir di rumah dan Eli juga belum bikin sarapan buat nenek, lagian si penguntit itu ... ehh maksudnya siapa namanya Rli lupa?" Eli menggaruk kepalanya yang gak gatal.

     "Rasya," jawabnya.

      "Ya itu, dia sudah boleh pulang juga, jadi Eli pulang duluan bu," pamit Eli.

       "Iya, El kamu hati-hati ya," Bu Aya tersenyum.

       "Iya Bu."

~☆☆☆~

      Elina pergi meninggalkan mereka, sesampai di sana Elina melihat neneknya yang tertidur di sofa dengan tv yang menyala. "Nek bangun nek, Eli sudah pulang."

        "Eli dari mana saja kamu nak?" neneknya memeluknya.

        "Maaf ya nek, kemaren ada pereman yang gangguin Eli dan anaknya Bu Aya mencoba nolongin Eli. Lalu tanggannya terluka jadi Eli nemenin di sana. tapi Eli baik-baik aja nek," Elina merasakan neneknya mulai khawatir.

       "Gimana dengan anaknya Bu Aya lukanya gak parah kan?" cemas nenek.

        "Lukanya gak parah nek. Nenek gak usah khawatir, nenek sudah makan."

       Neneknya hanya diam menggelengkan kepalanya pelan.

       "Ya sudah, nanti Eli masakin," terdiam sejenak. "Nenek mau Eli masakin apa?" tanyaku pada nenek.

       "Sup rumput laut," jawab nenek

       Elina menaruh barangnya dan berjalan ke dapur. "O-iya nek, nenek masih inggat gak, cowok yang pernah Eli ceritain dulu. yang sering nguntit Eli itu nek," Elina sambil memotong sayuran.

       "Iya, emang kenapa? Apa kamu bertemu dengannya lagi?" tanya nenek
...

Jangan lupa vote komen kritinya juga ya, baca juga cerita aku yang satunya.
~ kesedihan ku.

Bisakah MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang