Viona

41 22 5
                                    

Annyeong ....
Jangan lupa vote koment saran karena itu sangat membantuku

Happy reading friends

...
"Eum," Viona mengerutkan dahinya.

"Kamu Viona kan? Aku Rasya kamu masih ingat kan?" Rasya tersenyum.

"O-iya, iya. Aku ingat kamu Rasya Jeon George kan?" Viona tersenyuman manis.

"Iya bener, ka ...." terpotong oleh staff yang menyerahkan pesanan mereka.

"Mas ... Mba ini pesananya."

"Sini biar aku saja yang bawa kamu duduk di mana?" Rasya merebut nampannya.

"Eum sebelah sana aja," Viona menunjuk tempat di ujung belakang dan tempatnya agak tertutup sedikit.

Mereka duduk berhadapan dan berbincang-bincang karena lama tidak bertemu.

"Gimana kabarmu sekarang Vi?" tanya rasya.

"Baik, bagaimana denganmu?" tanyanya balik sambil memakan stiknya.

"Aku baik-baik aja, sudah lama ya saat kali pertama. Kita bertemu kamu inget gak di taman bermain yang kamu nangis-nangis sesegukan?" Rasya mengingat saat masa kecil mereka.

"Iya aku ingat, dan kamu panik banget saat itu kan? Lalu kamu malah ikut nangis juga, Bukannya menghiburku malah ikut-ikutan nangis." Viona tertawa di ikuti oleh Rasya juga.

Mereka sangat asik tertawa tersenyum, bagaikan dua insan yang dulu terpisah dan sekarang di persatukan kembali, hingga beberapa menit lamanya mereka berbincang dengan riang.

☆☆☆

"Dilihat-lihat penguntit itu, keren dan imut juga kalau sedang tertawa seperti itu," Eli tersenyum-senyum, tapi ada juga yang membuatnya kesal.

"El kamu liatin siapa sih?" Tina menepuk bahunya sambil celingak-celinguk ngeliat sekeliling siapa yang dilihat oleh Eli.

"E-enggak bukan siapa-siapa kok," Eli membalikan badan Tina dan berjalan seperti main kereta-keretaan.

"Ngomong-ngomong gimana kuliahmu, Ray? Lancar-lancar aja kan?" tanya Viona.

"Eem ... Ya gitu deh, walaupun kadang bikin pusing tapi aku masih bisa mengatasinnya." Raysa sambil menegakkan esnya sedikit-sedikit.

"Mama dan Papah sekarang gimana kabarnya Ray?" Viona sambil memakan stiknya.

"Mereka baik-baik saja, dan kamu tau semenjak kamu pergi keluar negeri. Mama dan Papa selalu nanyain kamu. Apa lagi Mama tuh katanya ini lah itu lah," Raysa tersenyum.

"O-ya, eum Ray. Apa kamu tidak penasaran denganku? kenapa aku pergi? kenapa aku tidak menghubungimu? atau apa pun itu, apa kamu juga tidak merindukanku Ray?" Viona menunduk memainkan garpu dan pisaunya.

Rasya yang mendengar itu hanya terdiam dan terus menghela napasnya.
....

Jangan lupa vote komen dan juga kritik ya, dan baca juga cerita aku yang satunya.
~

kesedihan ku

Bisakah MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang