Perdebatan

47 24 6
                                    

Anyeong teman teman....!!
Aku updet lagi nih ....
Jangan lupa vote, koment, saran, dll ... ini sangat membantuku

Happy reading friends

...
"El ... kamu kenapa? dari tadi sepertinya gak semangat banget, lagi ada masalah? nanti pas pulang kerja cerita kenapa kamu cemberut gitu." cemas Tina.

Elina tidak menyahut karena sedang melamun, jantungnya mulai berdebar-debar saat Elina memikirkan seseorang. Tak sadar matanya tertuju dengan satu orang yang baru masuk ke kafe, jantungnya makin berdebar-debar dengan pipi yang mulai memerah.


"El ... kamu kenapa? Kamu sakit? Pipimu kenapa merah gitu. Kamu sakit?" cemasnya.

Elina terus memandang orang itu, dan tidak perduli dengan tina yang panik melihatnya.

"El ...," tina memanggil manggilnya.

"Permisi ...." seseorang menatapnya, tapi Elina hanya tersenyum membuat orang itu merasa risih.

"Permisi ...," seseorang itu berkata lagi.

"Ini orang ngapain senyum senyum, ngeliatinnya pake gitu amat. Ada yang lucu apa atau sudah gak waras ne orang," batinnya.

"Elina ... Elina kamu ngapain?" Tina memanggilnya sambil menggoyang-goyang Elina hingga sadar.

☆☆☆

"Ehh ... ka-kamu! Kamu ngapain sih ngikutin aku sampe kesini? dasar penguntit!" umpat Elina.

"Dengar ya aku gak ngikutin kamu! aku juga bukan penguntit! gak usah ke Gran! lagi pula siapa juga yang mau nguntit cewek aneh kayak kamu! aku nguntit cewek normal gak kaya kamu!" tegas orang itu.

"Heh ... siapa yang ke Gran! Dan kalau kamu bukan penguntit! Lalu apa? kamu kan suka ngikutin aku kemana-mana!" dengan nada naik turun dan gak kalah galaknya.

"Aku kesini bukan karena ngikutin kamu! aku kesini untuk pesan minuman! Dan lagi pula caffe ini searah dengan kampusku, terus kalau ada orang yang datang kamu bilang dia ngikutin kamu gitu! dasar cewek aneh!" orang itu dengan nada yang di tekankan dan gak mau kalah.

"Apa kamu bilang? Cewek aneh awas aja kamu, huh! Kalau ini bukan di tempat kerja, sudahku jadikan nasi goreng," Elina emosi dan sambil mengepal telapak tangannya ingin memukulnya tapi ia ditahan.

''Aku sudah besar enggak perlu di awasin! Lagi pula aku gak kenal sama kamu jadi gak usah repot-repot untuk awasin aku," seseorang itu sedikit menjahilinya hingga Elina makin kesal, wajahnya yang makin memereh.

Semua pelanggan dan staff di sana memperhatikan perdebatan mereka.

"El ... El sudah dong kalian di lihatin tuh," bisik tina.

Elina pergi kebelakang sambil sengaja menyenggol orang yang tadi berdebat dengannya.

''Aaa," orang itu mengaduh dan terdorong kesamping. Lalu menatapnya dan hanya dibalas tatapan tajam dan sinis.

"Maafin teman saya ya Mas, dia emang gitu kalau lagi moodnya buruk," senyumnya.

"Tidak apa-apa Mba," membalas senyumnya.

"Mau pesan apa Mas?" Tina sambil menyerahkan daftar menunya.

"Eum ... saya pesan es capucinonya 1," tanpa membuka daftar menunya.

"tunggu sebentar ya Mas."

"Permisi mba, ada yang bisa saya bantu?" Tina melayaninya ramah.

"Ehmm ... saya pesan stik ayamnya 1, sama coffe mintnya 1," pelanggan itu tersenyum.

"Ehmm ... Vi," seseorang memanggilnya dan berbalik mencari sumbernya.
...

Jangan lupa vote komen kritik juga, dan juga baca certita aku satunya ya
~ kesedihan ku

Bisakah MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang