Viona & Elina

19 10 0
                                    

Annyeong, biasakan sebelum baca vote akun aku ya, hargai aku yang nulis ^_^

Happy reading friends

...
     Rasya berbalik mencari sumber suara itu dan seseorang itu mendekatinya sambil tersenyum.

     "Hei ... kebetulan sekali kita ketemu disini," celotehnya mengabaikan seseorang yang bersamanya.

     "Viona kamu sedang apa di sini?"

      "Aku kebetulan lewat sini dan melihatmu ada di sini, mamah gak ikut ke sini?"

      "Tadi ada tapi katanya ada urusan mendadak jadi mamah pergi duluan," jawanya cepat
Eli yang sadar hanya jadi kacung di sana.

       Eli memilih pergi duluan, menaruh note kecil dan beberapa lembar uang di meja.

      "Kamu sendiri aja disini?"

      "E-enggak," Rasya tertengun karna cewek aneh itu sudah tidak lagi di meja makannya, Rasya langsung berdiri dan melihat di sekelilingnya.

      "Kamu kenapa Ray? Note dari siapa sama ada uang juga."

      Rasya langsung merampasnya dan membaca notenya.

Isi Note

     Terima kasih atas makanannya, aku pergi duluan, aku bisa pulang sendiri. Tidak perlu mengantarku, dan ini aku bayar makananku tadi jika uangku kurang nanti akanku bayar lagi. ^-^

Elina fharansih.

      Rasya lagsung beranjak pergi sambil menaruh uangnya di meja dan membawa makanan yang di bungkus tadi.

     "Ray ...." Viona mencekal tangannya.

     "Maaf Vi ...." Rasya melepaskan tangan Viona dan berlari keluar, Sedangkan Viona membeku saat melihatnya pergi.

      "Ne ... cewek kemana sih, kalau dia ngadu sama mamah bisa berabe."

       Rasya mengendarai motornya dengan pelan mencari cewek aneh itu, di lihatnya seseorang sedang berkelahi dengan pereman, tapi ternyata dia cewek aneh yang ia cari. Rasya langsung membanting strinya memutar balik dan stop tepat di dekat cewek itu yang berhasil mengalahkan permen, ia langsung terduduk lemas.

      "Huh ...." Elina menghela nafasnya.

      Rasya mendekatinya dan berdiri di hadapannya.

      Elina mendongakkan kepalanya dan berkedip-kedip karena silau saat Elina sudah bisa melihat dengan jelas Eli kaget di depannya sudah ada si penguntit itu.

      "Ka-kamu," Elina terdiam sejenak.

      "ka-kamu ngapain disini?"

      "..." rasya tak menjawab

      "a-awas," Rlina menarik perman yang membawa senjata tajam lalu membantingnya dan di ikat menggunakan saputangannya.

      "Kamu tidak apa-apa kan?" Elina membantu Rasya yang kena dorongnya.

       "Aku tidak apa-apa."

       "Tangan mu berdarah." Elina memperhatikan luka di tangan Rasya, lalu ia menyobek gaunnya sedikit dan melilitkan di tangan Rasya.
...

Jangan lupa vote komen kritiknya juga ya, baca juga cerita aku satunya
~ kesedihan ku

Bisakah MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang