Prolog

659 74 4
                                    

ARSENIO

In another life, sometimes I just want to rebirth as a ray of sunshine. Di hari-hari Orang Biasa, kami tidak pernah mengacuhkan segala yang kami lalui. Congkaknya dunia tak pantas lagi kami pikirkan, pun beribu ketidakpastian yang terus mengakar setiap harinya. Namun di hari-hari Orang Luar Biasa seperti Abang; remahan sepah pun ia beri kidung, yang dipikirnya dunia ini penuh dengan cinta, sebab kita hanya perlu melihat yang putih, ujarnya begitu tiap kali kami punya kesempatan untuk berbincang mengenai satu hal penting dan seribu hal tak penting lainnya.

Di hari-hari Orang Luar Biasa seperti Abang, bima sakti akan takluk di bawah jemarinya, memar sekujur tubuh kian meredam, apalagi hanya untuk urusan menebar semarak untuk orang lain? Hilang semua suram dibuatnya. Sebab Abang adalah abang yang luar biasa, maka di hari-hari Orang Luar Biasa seperti Abang, ia matikan duka itu sampai jadi tulang belulang.

I'm no great storyteller, but sometimes I just want to rebirth as a ray of sunshine just to make him safe and warm. Pendar gelora yang disamarkan sepi, atau angan-angan tak masuk akal kami yang selalu ingin pergi ke menara suar, Abang bilang, meski hanya secercah, pastikan cahaya harus selalu ada di sana; di dalam hati kami. Jangan sampai meredup, sebab nanti kami tak akan hidup.

Sticky Notes: Past Midnight CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang