ALM 30

1.3K 59 1
                                    

Percayalah kehilangan seorang
istri lebih sakit daripada kehilangan seorang pacar
-----"-----

Nara menggandeng lengan Alam dan memandang kedepan tepat di layar yang menampilkan cerita hidup mereka dari awal bertemu sampai sekarang.

Nara jelas senang karena keinginan memiliki keluarga bersama Alam terwujud.

Hari ini tepat 1 tahun pernikahannya dengan Alam apalah ia sekarang tengah mengandung buah hati antara dirinya dan Alam.

Jika Nara disuruh memilih maka Nara menginginkan keluarga kecilnya tetap utuh dan damai.

"Kamu suka sayang?"tanya Alam disampingnya

"Sangat suka. Terima kasih untuk semuanya"balas Nara sambil tersenyum simpul

"Apapun untukmu akan aku lakukan dan buah hati kita"Alam mengecup pelipis Nara dengan sayang

"Jangan tinggalkan aku"ucap Alam

"Kalau disuruh memilih maka aku menginginkan meninggalkan dirimu duluan dari pada kamu dahulu yang meninggalkan ku. Karena hidupku tanpamu pasti sangat lah suram"ucap panjang Nara.

"Tak ada yang ditinggalkan dan meninggalkan kita akan bersama sampai tua dan mati bersama"Alam memeluk tubuh Nara karena takut kehilangannya.

"Udah ih, malu diliatin banyak orang"

"Biarin semuanya juga tahu kalau kamu istriku"balas acuh Alam

"Gombal"

"Dari pada kita berdebat kita nikmati makan malam saja"

Alam menuntun Nara menuju tempat dimana mereka akan makan malam romantis.

Nara tersenyum melihat Alam yang tampak antusias malam ini.

"Kamu harus makan yang banyak anak kita butuh asupan"Alam mengusap perut Nara yang sudah besar.

"Ayah juga harus makan yang banyak, cari uang membutuhkan tenaga"kekeh Nara.

"Mama juga harus makan, mencintai ayah butuh tenaga"balas Alam

Mereka makan malam dengan hening dan sesekali melemparkan pandangan dan tersenyum bersama.

Malam ini Alam menyewa sebuah cafe untuk makan malam dan menonton sejarah cinta mereka.

Nara tersanjung tentunya melihat perjuangan Alam yang ingin membuatnya terkesan malam ini.

"Mas,"

"Hmm"

"Kalau misalkan kamu suruh milih. Kamu milih mempertahankan aku atau anak kita?"

Alam terdiam dan menatap tak percaya ke arah Nara yang mengatakan hal yang tak berguna.

"Kamu itu ngomong apa? Kenapa aku harus memilih kalau kalian berada di sampingku"

"Itu hanya pilihan mas, aku hanya ingin tahu"

"Ucapan adalah doa Ra"

"Kalau begitu aku ingin mas memilih buah hati kita"

"Kenapa malah bahas itu sih"Alam tampak tak suka dengan apa yang dibahas Nara sekarang ini.

"Kenapa kamu marah sih mas? Kan itu cuma pilihan toh takdir tak ada yang tahukan"balas Nara lembut.

"Kalaupun itu pilihannya aku tetap memilih mempertahankan keduanya"Alam menggenggam kedua tangan Nara menggunakan tangan kirinya dan tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir mobil

"I love you"kekeh Nara

"I love you too"

"Mas awasss"

A L A M ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang