ALM 31

2.5K 78 1
                                        

"Lo mau ninggalin anak Lo?"

ucapan Teguh membuat Alam tersadar bahwa ia masih memiliki malaikat kecil yang mungkin sekarang membutuhkan dia

Alam menangis karena tak bisa berbuat apa-apa kali ini. Ia ingin bersama Nara sekarang namun ia tak mungkin meninggalkan putrinya yang sekarang membutuhkan nya.

Sampai-sampai tonjokan melayang di wajahnya dan teriakan Nur dan Ira terdengar secara bersamaan.

"Kamu jangan gegabah, cucu saya butuh ayah yang kuat. Bukan ayah yang lemah seperti kamu sekarang! Nara pergi mungkin karena dia sudah waktunya pergi, kita hanya bisa ikhlas. Kamu pikir cuma kamu yang sedih?"setelah melayangkan tonjokan di pipi mulus Alam Deon memposisikan tubuhnya sejajar dengan Alam dan mengucapkan kata-kata yang membuat Alam kembali merasa bersalah.

"Maaf pa, Alam nggk becus menjaga Nara"

"Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, itu sudah takdir dan kita tidak bisa mengelak. Yang penting sekarang kamu harus kuat. Bukan demi siapa siapa tapi demi Putrimu dan juga cucuku yang masih terbaring lemah di inkubator"Deon menepuk pundak Alam.

Alam mengangguk membenarkan kata-kata sang papa mertua dan mungkin mulai sekarang ia akan mencoba ikhlas.

Bergantian Ira mendekati Alam dan memeluk menantunya tersebut.

"Mama ucapkan terima kasih, terimakasih sudah merawat dan menyayangi Nara selama ini dan memberikan mama cucu cantik . Mungkin cucu cantik tersebut pengganti Nara disini jadi mama mohon sama Alam tolong jadi ayah yang kuat, walaupun membesarkan putri Alam sendirian"Ira memeluk Alam dengan sayang dan dibalas juga dengan Alam

"Maafin Alam hanya bisa merawat dan menjaga Nara sampai sini. Tapi Alam janji rasa sayang Alam akan sampai mati dan nama Nara selalu ada di hati Alam. Mama ingat janji Alam"Alam kembali bersimpuh meminta maaf kepada sang mertua dan Ira hanya bisa pasrah dan menangis.

Mau mengelak pun tak bisa , kehilangan seorang yang dicintai dan disayangi nya membuat Alam sangat amat terpukul.

Bahkan saat saat terakhirnya bersama Nara ia tak bisa membendung rasa bersalahnya. Berkali-kali air matanya dengan lancangnya mengalir tanpa diperintah dan semua keluarga berduka karena itu.

"Andaikan kamu mau bertahan sebentar saja" Alam menatap wajah sang istri yang tampak damainya ia tertidur untuk selamanya.

"Setidaknya sampai kamu melihat putri kita hiks "Alam tak bisa melanjutkan kata-katanya karena terlalu sakit untuk diucapkan.

"Pergilah, aku akan mencoba ikhlas melepaskanmu"Bisikan terakhir Alam membuat Alam tak mampu membendung tangisannya.

Dipeluknya tubuh putih pucat Nara yang masih menggunakan pakaian pasien serta memberikan kecupan terakhir di kening sang istri.

Hanya sampai disini perjalanan hidup Nara dan Alam akan hidup dengan kesendirian. Itulah tekatnya karena di dalam hatinya tak ada yang bisa menggantikan sang istri walaupun bidadari sendiri yang memintanya.

🐮

Berpakaian serba hitam dan ada suara tangisan serta ramai orang. Dipemakaman Nara sekarang Alam tampak berbeda . Alih-alih menggunakan pakaian serba hitam dan menyamakan oleh pelayat yang lain.

Ia memilih menggunakan pakaian serba putih dan apabila ditanya ia akan menjawab

"Hari ini aku akan berpakaian sama dengan Nara untuk yang terakhir kalinya"

Sangat menyentuh hati seseorang yang mendengar dan pastinya ada rasa sedih juga ketika perasaan tulus nya harus berakhir ditinggal pergi untuk selamanya.

A L A M ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang