Days After We Met
"Like a piece of cake, too easy to fall in love with you."starring
Renjana Dewi Sastrakarsa
"Just wait, until you burn. I'll be the hell for you."Senandika Pratama Wijaya
"It's an honor for me to meet such a beautiful angel like you."Merakai Putra Ardiawan
"Everytime I see your eyes, I see my future there. Only you and me."Vaviana Swastamita
"Don't ever lie to yourself again. Whenever you fell tired, set back and relax. Here is my arms, always for you."Arantika Mardhiana
"Am I dreaming? Our high quality bachelor is here, attending some random gig with me, the ordinary Arantika."-----
"Like a piece of cake, too easy to fall in love with you."
《=======》
Sebenernya nih, pernah publish cerita berjudul Senandika tentang Renjana. Terus akhirnya mandeg di part awal karena mau garap Unspoken Things. Begitu Unspoken Things sampai masuk konflik utama, mulai mikir cerita apa yang bakal dilanjut setelah ini. Kepikiranlah Senandika tentang Renjana. Aku buka lagi draft-draftnya, kerangka ceritanya, garis-garis plotnya, character designnya. Dan di situlah aku nyadar ternyata premis, segala macam plot, dan character designnya bener-bener masih ngambang. Mulai ragu tuh.
Akhirnya mikir-mikir, tercetuslah bikin cerita yang sedikit di luar zona nyaman. Ya selama ini kan bikin ceita topiknya aman-aman banget. Ketemu di kantor, temenan, pacaran, atau sahabatan dari kecil, yang intinya masih aman banget buat aku. Nah, gimana kalau ceritanya tentang balas dendam aja. Tokoh A punya dendam ke B, terus pengin menghancurkan si B dengan tangannya sendiri. Topik yang buatku cukup 'kotor' buat digarap, tapi chalenging juga karena nggak pernah ngutak-atik yang darknya semacam ini.
Keliriklah, Senandika tentang Renjana yang plotnya masih awur-awuran. Dan dengan awur-awuran juga gue rombak semuanya. Bikin premis dan plot baru untuk cerita ini dengan character dari cerita Senandika tentang Renjana dan tentunya dengan design character yang beda jauh--terutama tokoh Renjana--.
So here is it, Days After We Meet, project barunya pinkmacaroontea. Semoga kalian suka, semoga gue semangat ngerjainnya sampai selesai karena niat dan risetnya udah mantap banget nih daripada yang biasanya. Dan jangan sungkan buat kasih kritik apapun itu atau saran yang membangun buat cerita atau buat gue pribadi.
Dan sekarang gue bakal bilang kalimat yang sering penulis-penulis lain bilang, don't call me "thor", I cannot lift Mjolnir with my own hand. Panggil aja Raudha, atau Jan, atau Tatjana juga boleh, pake Saphira juga boleh banget. Huehuehehehe. Mau pakai kak, mbak, atau enggak sama sekali juga terserah. Diriku masih muda guys, mahasiswa menuju tingkat akhir. Jadi fell free aja buat manggil nama langsung.
Once again, don't call me thor.
Well see you on prolog. Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Days After We Met
General Fiction"Kenapa kamu bisa sepercaya diri itu kalau saya tertarik? Maaf, saya sudah terlalu hafal permainan-permainan klasik laki-laki seperti kamu. Dan lagi, kamu bukan selera saya." "Maksud kamu apa? Saya pernah lakukan kesalahan sama kamu sampai sebeginin...