13. Too Sad

2K 148 7
                                    

Typo dimana-mana
Happy reading

***************

Pagi, 07:12 AM KST

Dua hari setelah dikremasi. Dibawalah ia kesana. Berbondong-bondong mereka membawanya dengan penuh kesedihan terlihat di wajahnya.

Pakaian hitam yang sangat senada dengan gelapnya perasaan salah satu wanita disana, semakin menambah kesan pilu ditempat itu.

Di bawah langit, menjadi tempat berpijak diantara tanah-tanah gembur dan rumput yang subur. Suasana yang begitu mencekam. Hawa nan dingin, menyeruak masuk ke dalam tubuh. Inilah, tempat yang akan menjadi pulangnya seseorang hari ini. Di pemakaman, pagi hari ini.

Lantunan lagu rohani dinyanyikan serta penerimaan doa usai dilakukan oleh sang Pendeta, serta kerabat dan teman-teman disana.

"Biarlah Ia kembali dengan damai suka cita mengiringi kita. Dalam nama Tuhan. Amin." ucapan terakhir Pendeta tersebut begitu mencelos hati Lisa.

Tak dipungkiri. Dari semua orang yang datang, hanya Lisa lah yang tidak menangis, ia terlihat tegar. Wajahnya begitu datar, tidak ada raut ekspresi disana. Mata nya bahkan menatap kosong batu pemakaman tersebut.

Orang-orang mungkin akan berfikiran bahwa ia tidak peduli. Padahal sebaliknya, hatinya begitu hancur mengetahui hal itu. Jika dilihat tanpa kacamata hitam yang tengah dipakai Lisa, mata itu terlihat bengkak. Ia menangis semalaman tanpa seorang pun yang mengetahui hal itu.

Seorang wanita paruh baya menaruh sepucuk bunga disana seraya memegang batu pemakaman tersebut dengan tatap sendu.

"Apa yang kau lakukan dengan meninggalkan Eomma seperti ini! Mengapa kau melakukan ini kepadaku!" wanita paruh baya tersebut menangis tersedu-sedu.

"Eomma sangat menyayangimu. Semua orang disini begitu pun juga menyayangimu." lanjutnya parau.

"Jungo anakku, beristirahatlah dengan tenang." rintihnya pelan. Mungkin hanya beberapa orang yang mendengar isakannya. Namun hal itu tak luput dari pandangan Lisa, bahkan ia mendengar dengan jelas.

Kau meninggalkan ku dan keluargamu disini, mana janjimu Jungkook! -batin Lisa.

Satu per satu orang yang melayat beranjak pergi dari sana. Menyisakan Lisa dan teman-temannya serta para kerabat Lisa dan Jungkook.

"Lis, lo yang sabar ya." Jisoo mengusap punggung Lisa berusaha membesarkan hatinya.

"Lisa sabar ya, ada kita dimanapun lo mau." ucap Rose menatap sendu Lisa dan disertai anggukan dari Jennie.

Lisa tidak menghiraukan, wajahnya masih menatap batu pemakaman tersebut.

Teman-teman nya menatap nanar wajah Lisa dengan perasaan kasihan. Sangat memilukan melihat Lisa yang biasanya ceria sekarang begitu tak banyak bicara, ia diam sedari tadi.

"Kalau begitu, kita semua pulang duluan ya Lis. Titip salam buat keluarga lo sama Jungkook." pamit Jin selaku yang tertua disana. Lisa menoleh kepada mereka dan mengangguk kecil.

Lisa masih terus melamun, entah apa yang dipikirnya hingga. "Sayang ayo pulang." ajak wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Jungkook, kekasihnya.

Tak dapat jawaban dari empu, ia kembali mengajak Lisa. "Ayolah, hari semakin mendung. Eomma tidak akan mengijinkan mu terguyur hujan nantinya!" Sosok Ibu yang dengan sangat lembut menasehati Lisa.

"Aku akan segera menyusul, Eomma duluan saja!" jawab Lisa. Masih sama, tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun.

Ia yang mendengar penuturan gadis itu menhela nafasnya pelan seraya tersenyum simpul "Baiklah jika begitu, Eomma dan Ibumu akan menunggu dimobil. Segeralah, tumpahkan semuanya disini." lantas mengucapkan itu, ia beranjak pergi meninggalkan Lisa.

Ibu Jungkook tahu bagaimana perasaan Lisa, sangat tahu. Tak hanya Lisa, ia pun juga sangat terpukul mengetahui anak semata wayangnya mendahului dirinya.

Sekarang tidak ada seorang pun disana, hanya Lisa. Hanya Lisa yang berdiam diri di penuh nya makam-makam seseorang disana.

Segera ia membungkuk kan badannya memegang batu pemakaman yang berisi nama kekasihnya tersebut. Ia tak kuasa menahan tangis, kakinya terkulai lemas.

Dibawanya batu tersebut kedekapan nya. Lisa sudah tidak bisa menahannya, ia tidak bisa menahan tangisnya. Perlahan-lahan air mata itu jatuh membasahi pipinya, cairan bening itu lama-kelamaan semakin membuncah suasana disana.

"Mengapa kau pergi secepat ini." ucapnya pertama kali, sedari tadi ia hanya termenung dengan pikirannya sendiri.

"Mengapa kau meninggalkan ku dengan cara seperti ini. Tidak kah kau tahu bagaimana perasaaku?" Lirihnya menatap sendu batu pemakaman tersebut.

"Jika saja kita tidak berpergian pada malam itu, hal ini pasti tidak akan terjadi!" Lisa terperangah mengingat kejadian malam itu.

"Kau pernah berkata tidak akan meninggalkan ku, tapi apa yang kau lakukan!? Dengan sengaja kau meninggalkanku seperti ini!" racaunya. Lisa benar-benar terlihat seperti orang yang frustasi.

"Aku membencimu Jungkook, sangat membencimu!" teriak Lisa bebas tanpa ada yang mendengarnya. Seketika hujan turun dengan deras mewakili perasaan nya.

Biarlah ia berteriak sepuasnya, biarlah ia menumpahkan segala perasaan hatinya disana. Alangkah baiknya jika Lisa mengutarakan semuanya disana.

Tak terasa waktu semakin berjalan. Hujan yang tadinya deras beralih ke rintikkan saja. Sudah bermenit-menit Lisa disana, tak kunjung ingin meninggalkan tempat itu. Ia sama sekali tidak merasa kedinginan.

"Kook ku mohon kembalilah, sekali ini saja tolong kembalilah seperti dulu. Aku benar-benar merindukanmu." lirih Lisa pelan seraya mendekap hangat batu nisan tersebut.

~~~~~

VERS. REVISI

Nyeongan Yeorobun.........

Apa kabar? Semoga pada baik ya

Sumpe dah, gw gamau spoiler. Tapi kalian boleh tebak kok gimana selanjutnya!!!!

ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ

Ohhiya maaf banget kalo part ini sedikit. Ya karena emang maunya sedikit, soalnya scene nya cuman satu. Dimana gess? Di pemakaman, iya pinter. Nanti di next part baru panjang

Jangan lupa vomment, hargai karya penulis okay? Siip deh, kasih jari jempol dalam mimpi kalau udah


















WITH LOVE
HYUNSUK BROTHER

(LK) || The Sweetneres of Love - 리즈국 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang