Jari jempol nya menekan tombol speaker yang ada diponselnya. Sambil tetap menatap Valerie yang membungkuk setengah merangkak, masih mencari-cari.
"Ulangi." Ucap Rafael memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap gadis dibawah itu.
"Mengapa lama sekali? Tanal men-" Suara James terdengar cukup keras melalui ponsel Rafael. Namun belum selesai dengan perkataannya, pria yang sedari tadi menatap gadis dibawahnya itu menyela.
Suara itu membuat Valerie menoleh namun tak mengubah posisinya.
"3 kalimat terakhirmu." Ucap Rafael
"Ponsel Valerie ada pada Tanal jika itu yang membuat kalian lama sekali turun. Pramugari memberikannya pada Om-Al karena terjatuh. Mau sampai kapan kalian berdua disitu?" Selesai dengan ucapannya, Rafael membalas dengan ucapan terimakasih dengan nada yang begitu formal. Lalu menutup panggilan itu secara sepihak.
Valerie yang jelas-jelas mendengar ucapan itu segera berdiri dan berniat membersihkan pakaian bawahnya.
Namun jarak diantara kedua kakinya begitu rapat bahkan salah satu kakinya menginjak yang satunya, membuat keseimbangan tubuhnya menjadi tak seimbang.
*
*
*
*
*Tubuh itu oleng dengan sendiri nya karena tak dapat mengatur keseimbangannya lagi. Namun dengan sigap Rafael meraih pinggang ramping itu dan menahannya agar tak terjatuh.
"Kau benar-benar sangat ceroboh" Desis Rafael seraya membantu Valerie berdiri. Matanya tak lepas memandang gadis didepannya.
Sebelum beranjak pergi, dia mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Valerie yang memerah karena malu.
Namun, jika yang kalian pikirkan dia akan mencium Valerie. Salah.
Rafael meraih leher Valerie yang terbuka, mendekatkan bibir nya dipipi kiri gadis itu dan menggigitnya cepat diakhiri dengan kecupan singkat.
Sang korban hanya meringis dengan mata yang dipejamkannya kuat. Menahan rasa nyeri itu.
Matanya terbuka, namun si tukang gigit itu sudah berlalu dari hadapannya.
"Dasar gila" Desis gadis itu.
Dia menggosok kasar pipinya yang bekas digigit, rasa perih itu masih ada.
Dengan kesal, Ia melangkahkan kakinya keluar. Namun tangannya tetap menggosok pipinya, berharap perih itu menghilang.
*
"Bagaimana?" Tanya wanita paruh baya itu pada pria jangkung didepannya.
Kesetaraan tinggi yang sangat tidak sama diantara keduanya memaksa wanita itu menengandah sedikit keatas. Menatap lawan bicaranya.
Pria jangkung itu berbalik menatap nya setelah memasukkan ponsel ke sakunya.
Mengganggukan kepalanya sekilas sebelum akhirnya menjawab
"Mereka akan tiba, Tanal"
Wanita paruh baya yang tak lain adalah Mommy, menganggukan kepalanya dengan senyum simpul.
Lalu berjalan memasuki mobil hitam kesayangannya itu setelah melihat kedua anaknya melangkah keluar dari pesawat.
Valerie yang melihat itu sesegera mungkin menghampirinya dan berdiri tepat didepan pintu mobil sang Ibu.
"Aku bersama Mommy." Pintanya pada sang Ibu, bahkan sebelum jendela kaca itu diturunkan sempurna.
Mommy yang mendengar itu dengan segera membuka pintunya, namun mata nya menatap Rafael yang berhasil menuruni tangga terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dreams Come True
РазноеValerie, atau yang biasa di panggil Val terpaku dengan apa yang terjadi, dirinya seolah-olah membeku ditempat tak dapat bergerak sedikitpun karena Rafael menciumnya tiba-tiba Rafael Menciumnya!! Val dapat melihat mata Rafael yang terpejam sedangka...