"Ra.." Panggil Valerie yang hanya dijawab gumaman dari sang pemilik nama saja."Kau menjemputku hanya untuk makan?" Tanya nya pada akhirnya.
Sedari tadi dia menyimpan pertanyaan itu dan baru ini tersampaikan.
Pertanyaannya terhambat karena adu mulut dan sejenisnya.
"Tidak. Sabtu ini salah satu rekan ku akan bertunangan. Temani aku ke acaranya nanti."
Pria arogan itu. Bukan meminta pendapat, malah terkesan memaksa.
Tak ada penolakan untuk jawaban dari kata-katanya yang membuat Valerie hanya mengangguk setuju.
"Gaun baru?" Tanya Rafael setelah beberapa lama anggukan dari Valerie selesai.
"Tidak.. Aku memiliki banyak yang belum terpakai."
"Hmm.. Kalau begitu, hadiah nya biar orangku saja yang mencarinya." Atur Rafael yang hanya dianggukan Valerie lagi.
*
"Sudah tau apa yang akan dijadikan hadiah nya?" Tanya Valerie
"Entahlah, biar orangku yang berpikir untuk itu. Habiskan saja makanmu, setelah ini kita akan ke kantor sebentar, ada klien yang tiba tiba datang untuk membahas kontrak baru denganku."
"Kenapa mendadak?" Tanya Valerie lagi seraya menyuapi dirinya sendiri dengan potongan potongan chicken steak tadi dan mengunyahnya perlahan.
"Habiskan makanmu dulu, sweetheart." Pinta Rafael lembut tapi dengan penekanan.
Setelah perkataan Rafael terakhir, tak ada percakapan lainnya lagi diantara kedua nya. Mungkin mereka hanya fokus untuk cepat pergi dari restoran itu.
*
"Dalam perjalanan, tanya apa yang dia butuhkan selagi dia menunggu."
Klik.
Suara telpon yang dimatikan mengakhiri percakapan via suara tadi.
Mobil Rafael melaju memecah jalanan kota. Langit di sore hari ini sangat indah, matahari yang bersembunyi dibalik awan itu menimbulkan warna jingga.
"Jadwal Meeting nya seminggu lagi, karena alasannya yang harus keluar negeri malam ini dan belum tau kapan akan kembali maka semua kontrak harus selesai hari ini juga."
Jelas Rafael memecah keheningan didalam mobil mewah itu.Tak ada tanya dari Valerie lagi, terakhir di restoran tadi. Karena rasa bersalahnya yang tak menjawab malah memerintahkan untuk makan dengan cepat, akhirnya Rafael menjawab pertanyaan itu.
Valerie yang menoleh saat Rafael membuka percakapan mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
"Setelah ini, apa ada tempat lain yang ingin kau singgahi?" Tanya Rafael menoleh sesaat menatap karena tak mendapat respon lain dari sang adik selain anggukan.
"I-i want some ice cream. Can we?" Pinta Valerie pelan, matanya tertuju pada Rafael yang kembali memandang jalanan depannya.
"Of course we can." Jawab Rafael mantap membuat penumpang sebelahnya tersenyum puas.
Valerie menatap gedung gedung yang berjalan disampingnya tanpa melepaskan senyumannya.
Sesampainya di kantor, Valerie memasuki ruangan Rafael seorang diri. Sedangkan sang empunya langsung ke ruangan lain menghampiri klien mendadaknya.
Baru menutup pintu kantor Rafael, Valerie berbalik badan karena dipanggil. Pria berbaju hitam dengan paperbag coklat menghampirinya. Memberikan benda digenggamannya pada Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dreams Come True
De TodoValerie, atau yang biasa di panggil Val terpaku dengan apa yang terjadi, dirinya seolah-olah membeku ditempat tak dapat bergerak sedikitpun karena Rafael menciumnya tiba-tiba Rafael Menciumnya!! Val dapat melihat mata Rafael yang terpejam sedangka...