"Valerie"
"Yes, Sir?" Jawab Valerie cepat, sama cepatnya dengan tubuhnya yang menghadap orang yang memanggilnya tadi.
"Sir?" Ulang pria tadi
"Rafael? Kenapa kau ada disini?" Bingung Valerie karena tiba-tiba Rafael ada dihadapannya tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Kelasmu hari ini sudah selesai?"
Bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, pria jangkung tadi malah melontarkan pertanyaan lain nya.
Tanpa perduli raut wajah gadis yang menahan rasa jengkel nya.
Bukan tak dia rasakan, dia merasakannya. Dikeluarganya. Dikeluarga barunya itu. Ada suatu hal yang terjadi. Tapi entah apa itu.
Semua seakan-akan berusaha sekeras mungkin untuk menutupi suatu hal tadi darinya.
*
*
*
*
*"Masih ada 1 kelas lagi.." Ucap Val lembut
"Aku akan menunggumu di kantin" Balas Rafael cepat
Pria itu memutar tubuhnya, melangkahkan kakinya mantap tanpa menoleh kebelakang lagi.
Hal itu membuat Valerie mengurungkan niat awalnya untuk melanjutkan perkataannya yang belum selesai.
"Tapi ditunda sampai besok." Lirih Val pelan karena punggung Rafael yang lama kelamaan menghilang di balik tembok.
Gadis itu melangkah lebar dari biasanya. Rare pasti sudah menunggunya, karena mereka membuat janji untuk pergi ke kafe bersama.
Tidak mungkin dia membatalkannya hanya lewat pesan singkat ataupun via suara. Sedangkan mereka membuat janji secara langsung.
Tepat di pintu kelasnya. Valerie melihat seorang yang dia cari. Orang yang membuatnya harus melangkah lebar.
Selain itu, Rafael. Jika dirinya berlama-lama sudah pasti kantin di kerumuni oleh gadis gadis pecicilan, teman sekampusnya.
Langkah yang tadinya melebar, perlahan mengecil karena sosok lain yang keluar dari dalam kelas. Membawa tas coklat dengan gantungan unik berwarna purple.
Gantungan yang hanya ada 4 warna. Dimana 3 warna lain nya adalah pink, baby pink dan merah.
Itu tas Arretha.
"Aku memiliki janji dengan Valerie. Kau tidak bisa memaksaku untuk ikut, berandal." Kata-kata Rare terdengar ke telinga Val.
Dia paham apa maksud itu.
Bukan hanya sekali ini.
Valerie semakin mempercepat langkah nya. Meraih lembut tas Arretha dari genggaman pria berkemeja hitam itu.
"Maaf mengganggu Dr. Leo. Rare sudah memiliki jadwal denganku. Cobalah lain kali, jika beruntung." Ucap Valerie meraih tangan Arretha dan pergi dari sana meninggalkan Leonard Collins selaku dokter pribadi keluarganya dan masa lalu salah satu sahabatnya.
Sesampainya di parkiran, Valerie melihat sekelilingnya. Lalu mendekati Rare
"Rafael menungguku dikantin, aku tak bisa pergi denganmu hari ini. Pulanglah lebih dulu. Jika tidak, Leonard akan menghampirimu lagi." Jelas Valerie menyerahkan tas cokelat tadi kepada si empunya.
"Maaf tidak bisa pergi denganmu hari ini." Sambung Valerie
Valerie melangkahkan kakinya sedikit menjauh dari mobil Arretha.
"Kita seperti sedang selingkuh." Ucap Arretha, terkekeh dengan kelakuan sahabatnya itu.
Namun tak dipungkiri, dia berterimakasih karena telah menyelamatkannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dreams Come True
RandomValerie, atau yang biasa di panggil Val terpaku dengan apa yang terjadi, dirinya seolah-olah membeku ditempat tak dapat bergerak sedikitpun karena Rafael menciumnya tiba-tiba Rafael Menciumnya!! Val dapat melihat mata Rafael yang terpejam sedangka...