Extra Part

3.8K 315 23
                                    

Selamat buat kawan-kawan yang diterima di jalur SNMPTN, yang dapet warna merah macam aku coba di terima dengan lapang dada ya? Walaupun ternyata berat wkwk. Semangat SBMPTN nya❣ 

°°°

"Maya, apa kabar?" Bara membuka percakapan. Gundukan tanah di depannya kini adalah lawan bicaranya. Setelah setengah jam ia hanya memandangi makam Maya akhirnya ia mengeluarkan suaranya.

"Aku bawain bunga iris, kamu suka gak? Semoga suka ya." Lanjutnya dengan senyum manisnya. Bara mengusap batu nisan Maya seakan batu itu adalah Maya.

Dingin dan kasar, bukan seperti Maya yang hangat dan halus.

"Aku minta maaf May, aku udah jadi cowok berengsek. Aku gatau kamu ada masalah sama mama papa kamu, aku gatau orang tua kamu pernah cerai, aku gatau kamu pernah hampir di perkosa, aku gatau kamu suka nyakitin diri kamu sendiri, aku gatau apa-apa tentang kamu May. Maya yang aku tau cuma Maya yang kuat, jutek, gajelas, selalu berusaha senyum di depan, padahal kamu rapuh di dalam. Kenapa gak cerita sih May? Kenapa aku harus tau semuanya setelah kamu gaada?" Bara tidak bisa menahan air matanya. Ia benar-benar merasa bersalah. Seharusnya ia bisa menyelamatkan Maya, seharusnya ia bisa menguatkan Maya.

Seharusnya.

Tapi terlambat, yang ada kini hanyalah penyesalan. Tidak ada yang bisa diubah, Maya tetap pergi meninggalkan ia.

Semua cerita kelam Maya ia ketahui dari buku diary yang ia temukan di kamar Maya. Tulisan yang penuh dengan luka dan darah kering sebagai hiasannya pasti adalah darah Maya ketika melukai dirinya sendiri, bahkan ada beberapa kertas yang rusak karena bekas sayatan silet dan kotor karena coretan pulpen yang abstrak. Seakan menunjukkan betapa frustasinya Maya saat itu. Saat itu juga rasa bersalah Bara bertambah dan ingin menyusul Maya ke alam sana.

Satu tahun ini Bara Uring-uringan. Ia menjadi orang yang tertutup, dingin, dan pendiam. Semua ini karena kepergian Maya.

Ibunya tidak bisa melakukan apa-apa, anaknya tengah berduka dan yang bisa beliau lakukan hanyalah berdoa agar Bara cepat kembali menjadi Bara yang dulu.

"Mamamu masuk rumah sakit jiwa May, papa kamu meninggal karena bunuh diri. Aku gatau gimana ceritanya tapi keluarga kamu tiba-tiba punya banyak utang dan orang tua kamu gabisa bayar. Rumah kamu disita, mereka ga punya apa-apa. Apa itu karmamu untuk mereka May? Ah soal apartemenmu, selalu aku bersihin kok May. Tenang aja ya? Tiara, Sophia, sama Diana titip salam. Mereka kangen banget sama kamu. Mereka juga berhasil masuk PTN yang mereka mau. Bahkan mereka sering nginep di apartemen kamu saking kangennya." Bara menghela nafas. Dadanya terasa begitu sesak, air matanya semakin deras mengalir.

"Kamu kangen aku gak? Aku kangen banget soalnya. Sepi gak disana? Mau aku temenin May? Biar kita bareng lagi?" Gila. Bara merasa gila setelah Maya pergi. Pikirannya kosong dan ia merasa kesepian.

"Ah iya kamu pasti seneng ketemu Papa Julian ya May? Apa itu artinya kamu ga butuh aku? Kan udah ada Papa kamu." Ucap Bara dengan tawa kecil.

Iya, Julian menyusul Maya setelah mendekam di rumah sakit karena kanker yang dideritanya selama 3 tahun. Setelah mengetahui Maya meninggal, Julian mengalami kritis dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum itu ia meminta agar makamnya diletakkan tepat di sebelah Maya dan untungnya tanah di sebelah makam Maya kosong.

"Aku cuma berharap kamu bahagia di sana May, di sini kamu cuma merasakan luka. Jangan sampai kamu sedih ya di sana? Kamu harus bahagia May. Harus." Ujar Bara tegas. Ia mengelus makam Maya dengan halus.

"Aku sayang kamu May, aku pamit dulu ya? Mau hujan nih May haha. Cowok brengsekmu mau pulang dulu, ntar kalo sakit bisa berabe dimarahin ibu. Sampai ketemu nanti gadis hujanku." Pamit Bara lalu ia berdiri. Membersihkan celananya dan berbalik, berjalan menjauhi makam Maya.

Langkahnya terhenti ketika melihat Tiara berdiri tak jauh di depannya. Ia tersenyum kecil pada Tiara, mungkin ia ingin ziarah seperti Bara. Tapi ternyata salah, Tiara di sini untuk menemui Bara.

"Gue mau ngobrol Bar, lo ada waktu?" 








Iya kalian ga salah kok ini extra chapter setelah dua tahun aku gantungin kalian

Kok tiba-tiba bikin extra chapter sih? Karena ada yg minta aku buat bikin sequelnya dan aku yakin aku gabisa wkwk karena aku ga pernah ngerencanain sequel disini

Maap ya:(

Terus aku jg sadar endingnya gantung bangett makanya aku bikin extra chapter

Semoga bisa mengobati rindu kalian sama Bara ya:(

Sekali lagi selamat buat yang diterima di SNMPTN ❣

Iri banget:((

Aku mah dapetnya merah

Sakit bgt liatnya wkwk

Lebih sakit daripada ditolak doi:' serius:((

Semoga kita diterima di jalan yang lain🙏

Semangat SBMPTN kawan❣

Terus...

MAKASIH BANGET BUAT 100K NYAA

YAAMPUN GA NYANGKA BANGET SUMPAH:(((

SECARA GITULO CERITA INI TUH AGAK FREAK:((

SUMPAH GA NYANGKA:(

sebenrnya krn ini sih akhirnya aku bikin exchap wkwk

Thank u so much

Ily 3000 ga pake kembalian ❣

With all my love
-Ai
8 April 2020

Pluviophile ✅[COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang