Sebisa mungkin sosok gadis bernama Freya melepaskan diri dari paksaan seseorang untuk masuk ke dalam mobil hitam yang terparkir asal di sana.
"Gak mau! Lepasin!" pekik Freya diiringi tenaga yang ia keluarkan sebesar mungkin.
"Ayolah, kita main-main. Gue belum ngerasain bibir manis lo."
Freya bergidik ngeri melihat seringaian orang tersebut. Lagi lagi ia berusaha mengerahkan seluruh tenaganya.
Tepatnya di ambang pintu, hanya perlu beberapa gerakan lagi untuk Freya akan masuk ke sana.
Tak membiarkan itu terjadi, Freya menendang kuat perut si pelaku. Dalam hatinya ia menyesal telah berniat mendekati pria di depannya ini.
Mungkinkah ini yang dinamakan senjata makan tuan?
"Kak Edric lepasin!"
"Masuk gak!" Edric yang sudah tak sabaran semakin bertindak kasar. Cengkraman di pergelangan tangan Freya pun semakin kuat, menimbulkan ringisan dari bibir Freya.
"Gak akan! Brengsek lo!"
Lalu lalang yang sepi, membuat teriakan minta tolong Freya melayang di udara dan hilang tanpa ada yang mendengarnya.
"Gue gak nerima penolakan!" bentak Edric.
"Gue lebih gak terima paksaan lo!"
Karena sudah tak tahan, Freya akhirnya melayangkan tinjuan di mukanya Edric. Sehingga membuat Edric semakin geram dan sedikit merasa kesakitan.
"Jangan buat gue bertindak lebih kasar dari ini!"
Brakk
Edric mendorong Freya ke pintu mobil bagian belakang dengan keras sehingga menimbulkan suara yang kuat.
Edric pun mengunci pergerakan Freya dengan menekan kedua tangan cewek yang sedang merintih kesakitan itu.
Cuih!
Karena tak memiliki cara lain, Freya meludah tepat di muka Edric yang kini memerah. Cengkraman Edric pun mengendur sehingga Freya berhasil lolos dan berlari sekencang mungkin.
Mengenai jalan yang sepi. Memang setiap Freya pulang sekolah selalu berjalan kaki dan memilih jalanan yang cukup sepi. Selain membuatnya sedikit tenang, jalanan yang sepi juga membuatnya jauh dari kerumunan orang.
Merasa sudah berjalan jauh, Freya pun berhenti dengan deru napas yang ngos-ngosan. Kemudian ia melangkah lagi dengan pelan, tak berlari seperti tadi.
Yang dilakukan Freya ketika jalan?
Beradu dengan pikirannya sendiri, lalu pertengkaran antara hati dan logika.
Menendang benda-benda yang dilaluinya sebagai rasa pelampiasan.
Berteriak gak jelas di jalanan.
Dan terakhir duduk di pinggir trotoar sambil melempar batu yang berada di dekatnya.
Menangis? Tentu saja tidak! Freya benci itu! Dan kejadian ia menangis di kelas tadi, sungguh ia sangat menyesalinya.
Untuk sekarang ia hanya berjalan sambil menendangi benda yang ia terlihat olehnya.
"Gue harus apa lagi, ya?" gumam Freya yang sedang berpikir keras.
"Caper ke mama udah sering." Otaknya terus bekerja, memikirkan hal-hal baru di sana. "Ngelakuin hal-hal nekat juga udah sering."
"Terima keadaan aja kali, ya?!"
Entak kenapa detik itu juga perasaannya membuncah, ada setitik emosi yang siap meletup. Sekali gerakan ia berhasil menendang jauh botol kaleng bekas ke arah yang entah ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Strong! [COMPLETED]
Teen FictionTentang remaja perempuan yang merasa dianaktirikan. Tentang remaja perempuan yang selalu dinomorduakan. Dan, tentang remaja perempuan yang harus selalu mengalah. Ini kisah Freya si cewek dengan segala kesinisannya, kejutekkannya, dan ketus yang men...