¶ Y I S | B A B | 16 ¶

518 34 9
                                    

Sedetik saja aku mengalihkan pandangan darimu, beribu jarak yang tercipta untuk aku menggapaimu

•••

Suasana kelas yang cukup hening dan suara seorang guru yang sedang menjelaskan di depan dapat menjadi tanda bahwa kelas sedang berlangsung teratur.

Tapi tidak dengan beberapa murid yang bisa saja tak memperhatikan. Guru yang tengah berbicara di depan, hanya dianggap angin lalu oleh mereka termasuk Kenan. Karena sekarang dirinya tengah fokus menatap Freya yang sedang asik memainkan pena di atas kertas.

"Azka," panggil Kenan begitu pelan. Setelah yang dipanggil menoleh, Kenan kembali membuka suara mirip seperti bisikan, "lo fakboy, kan?"

Azka langsung membulatkan matanya mendengar pertanyaan Kenan. Tapi si pelaku tampak tak peduli dan kembali bersuara, "Cara ngatasi cewek marah gimana, Ka? Kasih tips dong."

"Sok punya cewek. Emang yang marah siapa?"

"Freya noh. Masa gue dituduh kalau gue deketin dia karena disuruh Elena. Gak nyambung banget, kan?" jelas Kenan dengan raut wajah tak mengenakkan.

"Tau gak? Freya tuh ngelebihi cewek-cewek yang lagi PMS. Gak kebayang kalo dia beneran lagi PMS. Gak tau gue, pikir sendiri." Selepas mengatakan itu, Azka kembali fokus dengan penjelasan guru, mengabaikan Kenan yang sedang dilanda kebingungan.

"Gak asik lo." Kenan mencibir lalu kembali menatap Freya yang ternyata sudah tak berada di tempatnya tadi.

"Azka Azka. Freya ke mana?" tanya Kenan sedikit heboh. Oktaf suaranya pun sedikit menaik, tapi langsung dikecilkan setelah mendapat isyarat dari Azka.

"Tadi permisi ke kamar mandi."

Detik itu pula, Kenan berdiri dan berjalan ke depan lalu ikut permisi ke kamar mandi.

Melihat kelakuan teman sebangkunya, Azka hanya bisa geleng-geleng kepala. "Ck dasar. Segitunya banget."

***

Berpuluh-puluh langkah sudah ia lalui, tetapi sosok yang dicarinya tetap tak kunjung ditemui. Padahal Kenan sempat menunggu di dekat toilet perempuan, tapi tetap saja perempuan yang dicarinya tidak ada.

Hingga tiga puluh menit sudah ia habiskan hanya untuk mencari Freya, helaan napas pasrah pun lolos dari bibirnya.

"Bodo ah, besok aja," ujar Kenan terdapat kekesalan di dalamnya. Lalu ia memutuskan untuk kembali ke kelas yang mungkin saja ia akan dimarahi karena permisi sangat lama.

Seperti pepatah, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Saat Kenan sudah hampir sampai ke kelasnya, saat itu pula ia melihat Freya yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

Tanpa berpikir panjang, Kenan langsung menghampiri Freya dan menariknya menjauh dari kelas yang hampir sampai.

"Apaan sih!" ketus Freya memberontak. Sekuat tenaga pula ia mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan Kenan.

"Bentaran, Frey." Kenan terus menarik Freya, hingga mereka tiba di depan lab fisika, saat itu juga Kenan menariknya masuk ke dalam.

"Ngapain ngajak gue ke sini?!" tanya Freya berteriak. Tentu sana suaranya terdengar nyaring, karena lab fisika tersebut hanya diisi oleh mereka berdua.

"Gue gak ada disuruh apa-apa sama Elena! Seriusan! Jangan ngambil kesimpulan sendiri, Frey," ucap Kenan mencoba menjelaskan dan meluruskan kesalahpahaman.

Freya terdiam. Kata-kata kasar yang ingin ia keluarkan seakan tertahan. Dalam hati ia berpikir, mengapa ia harus marah jika saja benar Elena yang menyuruh Kenan mendekatinya. Mengapa hanya kepada Kenan ia marah? Laki-laki lain mengapa ia terkesan biasa saja?

Yes, I'm Strong! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang