Warning!
Bab ini kebanyakan narasi dan isinya penting. Asli, gak boong! Jadi, jangan di-skip.😂•
Warna langit yang berubah menjadi gelap, serta tiupan angin yang semakin tak beraturan, menjadi teman bagi sosok remaja perempuan yang tengah duduk di atas rumput sambil menekuk kaki di bawah pohon trembesi.
Masih dengan seragam yang sama seperti tadi pagi, juga tatanan rambut yang semakin jauh dari kata rapi, gadis itu—Freya, tengah membenamkan wajahnya di atas tekukan kaki dengan batang pohon yang menjadi penyangga tubuhnya yang terasa letih.
Sesekali kepalanya berdiri tegak, memperhatikan sebuah rumah besar bewarna gold di seberang sana, yang masih gelap tak ada orang di dalamnya. Jika seharusnya salah satu penghuni rumah tersebut sudah ada di dalamnya, tapi tidak, orang itu malah duduk santai di bawah pohon bagai orang tak punya tempat tinggal.
"Lama kali, sih!" ketus Freya karena tak kunjung melihat orang yang ditunggunya.
Karena bosan, ia membuka handphone yang sebentar lagi padam. Jari-jarinya menelusuri sesuatu yang menjadi sebab ia duduk dan menunggu seperti sekarang ini. Ditambah air mata yang jatuh tanpa permisi siang tadi.
Terlihat di layarnya terdapat satu wanita paruh baya dan sepasang pemuda pemudi yang tampak bahagia. Ditambah sebuah kotak kecil bewarna putih, yang di tengahnya terdapat sebuah benda berbentuk lingkaran, dipakai untuk di salah satu jari.
Yang membuatnya menangis sekaligus marah adalah saat di mana perempuan paling muda di foto tersebut yang tak lain adalah Megan, mendapatkan ciuman di pipi kanan dan kiri. Di mana yang kanan berasal dari mamanya, sedangkan yang kiri, Freya yakini berasal dari kekasih kakaknya.
Di tambah caption yang tertulis di Instagram Megan, semakin membuatnya merasa tak dianggap ada.
Happy Birthday for me. Thanks my mom and my boyfriend for the gifts and kisses💕
Juga jangan lupakan, saat Freya datang ke restoran tadi. Ia melihat banyaknya teman Megan yang ikut memeriahkan acara di tempat tersebut, serta hiasan-hiasan yang semakin menambah kesan mewah. Juga ada beberapa keluarga mereka.
Freya marah, ia tak terima. Kenapa hanya Megan yang mendapat kejutan, hadiah, dan cinta. Kenapa dirinya tidak?! Kenapa ulang tahunnya tak pernah dirayakan? Sebegitu tidak istimewanya kah Freya di mata mamanya?
Bahkan perayaan hari ulang tahunnya yang pertama dan terakhir, berakhir tangis. Tangis oleh Megan dan tangis kecewa oleh Freya.
Sembilan tahun yang lalu ....
Seorang anak kecil berdiri bersama binar bahagia, dengan tubuh mungilnya yang dibaluti drees bewarna biru dan sebuah mahkota di kepala, membuat siapa saja ingin mencubitnya.
Dibarengi dengan cake ulang tahun yang dilapisi full coklat, bertengger rapi di atas meja segi empat, dan sebuah lilin menyala bertuliskan angka 7 di atasnya, membuat gadis kecil yang menjadi pusat sorotan mata menatap bahagia.
Hingga sebuah boneka panda yang sudah tak berbentuk sebagaimana seharusnya, mendarat tepat di atas cake tersebut. Membuat kue tersebut hancur dan si empunya langsung menangis—mengadu pada sang mama yang ada di sampingnya.
"Ma, kue Freya hancur," adunya diiringi suara tangis dan tangannya menggoyangkan tangan mamanya meminta pertolongan.
Orang-orang yang berada di sana terkejut sekaligus kasihan. Tapi, tidak dengan satu gadis kecil lain yang menjadi dalang masalah. Dalam hati ia senang dan bahagia, tetapi air mata tetap ada untuk menjadi pelancaran aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Strong! [COMPLETED]
Ficção AdolescenteTentang remaja perempuan yang merasa dianaktirikan. Tentang remaja perempuan yang selalu dinomorduakan. Dan, tentang remaja perempuan yang harus selalu mengalah. Ini kisah Freya si cewek dengan segala kesinisannya, kejutekkannya, dan ketus yang men...