¶ Y I S | B A B | 30 ¶

345 22 0
                                    

"Freya, Elena, udah nyampe, nih."

Dua gadis yang duduk bersebelahan, langsung membuka mata setelah suara Kenan terdengar. Keduanya tampak celingukan melihat keadaan sekitar. Sekarang ini, Freya terlihat sedang mengamati dari jendela bus. Hal pertama yang ia lihat adalah bus-bus lain, di mana satu per satu mulai turun.

"Ayo, Frey." Suara Elena mengagetkan Freya dari lamunan. Elena pun berdiri dengan barang bawaan yang ia persiapkan. Sementara Kenan, sudah turun sedari Freya dan Elena bangun.

Freya ikut bergegas. Ia berdiri dengan ransel di pundak, lalu mengambil seperintil barang yang ia letakkan di kabin. Sekejap, pandangannya menyapu isi bus yang hanya tersisa tiga orang saja. Tiga orang itu kini sudah turun dari pintu belakang. Tak mau berlama-lama lagi, Freya melanjutkan langkah ke luar.

Sesuatu yang pertama kali menyambut ialah udara dingin. Untung saja, jaket tebal bewarna hitam sudah melekat pada tubuhnya. Netra hitam itu mulai mencari-cari keberadaan Elena yang sulit dijangkau karena begitu banyak siswa. Sesaat, ia merutuki dirinya yang sangat lambat keluar bus. Dengan sedikit penyesalan, Freya bergabung secara asal di barisan yang entah sejak kapan mendapat arahan.

Suara bising yang tadi menyeruak, kini telah tertelan akibat komando dari depan. Mulut-mulut itu mulai terkunci, lalu terganti oleh telinga yang siap mendengar arahan dari pembina. Namun, masih ada beberapa siswa yang berbisik-bisik karena suatu pembahasan.

"Assalamualaikum dan selamat pagi para peserta kegiatan camping akhir tahun SMA Cakra." Pembina acara mulai bersuara, sebagai pembuka dari pesan yang akan disampaikan. Mendengar itu, suara bisik-bisik tadi mulai menghilang.

Sepuluh menit berjalan, banyak siswa yang mulai bosan dan ingin cepat-cepat membangun tenda. Selama sepuluh menit itu, guru yang berada di depan sudah banyak berpesan agar tetap mengikuti arahan dari panitia, beserta pesan-pesan yang mengingatkan untuk berhati-hati dalam tindakan serta ucapan.

"Baiklah, ini saja yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat dipahami, ya, anak-anak. Ingat, patuhi arahan!" tegas sang guru dengan penuh semangat.

Tak sampai di situ, kini ketua panitia mengambil alih barisan, lalu menyampaikan gambaran kegiatan yang akan mereka lakukan.

"Nah, khusus laki-laki, sekarang kita bangun tenda, ya. Yang perempuan boleh bersihkan area perkemahan dan beresin barang-barang," suruh laki-laki berseragam panitia itu.

Seragam panitia yang dipakai cukup mencolok yakni hijau muda, sehingga dapat langsung mengenali para panitia acara semisal ada suatu hal penting.

Satu per satu para peserta bubar dari barisan dan melaksanakan apa yang diberitahukan tadi. Yang laki-laki pun mulai memasang tenda yang diturunkan para panitia dari bus. Disusul siswi-siswi yang berhamburan mengutip sedikit sampah dan ada pula yang menyusun peralatan dapur seadanya.

Begitu juga Freya, sembari ikut mengutip sampah, ia juga mencari-cari keberadaan Elena yang sampai saat ini belum ia temui. Hingga pada pencarian ketiga, matanya menangkap sosok perempuan yang ia cari. Senyumnya pun merekah, seiring dengan langkah yang ia percepat.

"Ya ampun, El. Gue cariin juga," ujar Freya, lalu menghela napas.

Elena menyengir lebar dan tangannya membentuk huruf V. "Sorry, Frey. Lo sih lama." Ia memanyunkan bibir, karena merasa kesal juga. Sebab gadis dengan rambut terurai itu juga mencari-cari keberadaan Freya.

"Udah, mending lo berdua baris, deh. Udah pada selesai itu kayaknya." Kenan berucap, menengahi pembicaraan dua perempuan di kanan dan kiri.

Ah, suara itu menyadarkan Freya mengapa ia tersenyum tadi, padahal ia merasa kesal karena kehilangan jejak sang sahabat. Ya, tentu saja ia tersenyum merekah sesaat karena keberadaan Kenan di dekat Elena. Saat Freya menghampiri, keduanya terlihat sedang memasukkan dedaunan kering ke dalam plastik sampah.

Yes, I'm Strong! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang