Part 5 - Ngobrol

16 5 0
                                    

🐨

Hari ini, aku berangkat bareng kembar. Kalau kenan sama ke tiga sahabatnya. Arkan yang nyetir, arsa di sebelahnya, dan aku di belakang.

Sesampainya di sekolah, Arkan memarkirkan mobilnya. Arsa buru-buru keluar dari mobil. Aku membuka sabuk pengaman, dan ingin membuka pintu mobil. Tapi, tiba-tiba pintu mobil terbuka. Arsa yang membukanya.

"Makasih."

"Sama-sama."

Kami berjalan bersama menuju kelas. Aku di tengah di antara Arkan dan Arsa.
Sesampainya di kelas. Masih sepi, hanya ada beberapa yang datang. Maklum, masih pagi. Aku langsung duduk di bangku ku.

Sejujurnya aku penasaran dengan salah satu sahabatnya Kenan. Masih lupa siapa namanya. Dari pada penasaran sampai mati mending tanya aja.

"Arsa," Panggilku. Arsa menoleh, menghadap ke belakang. Karena dia tempat duduknya di depanku.

"Apa?"

"Kenal anak yang kemarin nemuin kenan yang mukanya datar plus dingin?"

Aku lihat Arsa wajahnya berubah masam. Apa aku salah bicara? Arsa kalau udah marah serem.

"Kenal kenapa?" Arkan yang menjawab, bukan Arsa.

"Siapa namanya? Kelas apa?" Aku semakin penasaran. Entahlah.

"Sheva, Alsheva Sachio Radeya. Kelas 11 Ipa 1," Jelas Arkan.

"Ngapain lo tanya-tanya dia?" Saut Arsa sewot.

Yaampun galaknya.

"Cuma penasaran," jawabku enteng.

"Nggak usah deket-deket dia!" lah marah dianya.

"Yang mau deketin dia siapa coba!" Balasku tak kalah sewot.

Ya lagian orang cuman tanya aja, dia malah marah. Apa maksudnya coba. Pagi-pagi udah bikin mood orang ancur aja.

Bel masuk udah bunyi. Tandanya proses belajar mengajar di mulai.

Pak Edi, guru matematika memasuki kelas.
"Buka buku paket halaman 15-20. Kerjakan sekarang!"

Yhaaaa, masa baru masuk udah di suruh ngerjain tugas aja, di terangin aja belum.

"Tapi kan bapak belum jelasin materinya." Salah satu teman ku protes.

"Kerjain aja dulu, jelasinnya nanti. Kalau belum selesai ya di buat pr aja," Balas Pak Edi.
Satu kelas bernafas lega.

Tau ah, gak mood gue.


.



Jam pelajaran berakhir.

Aku malas ke kantin. Mager. Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja dan ingin tidur.

Arkan menyolek bahuku. "Gak ke kantin?" tanyanya.

Aku menggeleng "Males."

"Kenapa?"

Lagi-lagi aku menggeleng. Yah, bocah labil. Aku menopang dagu di atas meja menghadap kedepan.

ALSHEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang