Part 3 - Curhat

35 5 0
                                    


🐨

"KAK SAVAAA! CEPET TURUUUN!"

Teriakan melengking dari Ken membuat telingaku berdenyut. Ah iya, aku biasa memanggilnya Ken.

Aku bergegas turun ke bawah menuju ruang makan dan sarapan pagi bersama Ken dan kedua orang tuaku.

"Pagiii," Sapaku pada mereka.

"Pagi putrinya bundaa," Balasan manis dari bunda membuatku tersenyum.

Aku menyantap makananku dan segera menghabiskannya. Setelah kami selesai makan, aku dan Ken pamit pada bunda lalu berangkat ke sekolah diantar oleh ayah.

Di mobil, selama perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan. Ayah fokus menyetir, Ken bermain ponsel, sedangkan aku membaca buku.

Sejujurnya aku tidak terlalu rajin, bahkan aku tidak terlalu pintar. Aku hanya suka yang berbau psikologi bahkan jika ada pr aku mengerjakan sehari sebelum di kumpulkan itu pun kalau ingat ada pr.

Aku juga tidak terlalu terkenal di sekolahku. ibu pernah bilang jadi manfaat untuk orang lain itu sederhana 'jadi pendengar yang baik' itu katanya. Oleh karena itu, jika ada teman yang bercerita ke aku, aku akan jadi pendengar yang baik.

Akhirnya kami sampai di sekolah. Kami turun dari mobil setelah berpamitan dengan ayah.

Aku menatap Ken, mukanya begitu datar, berbeda dengan yang di rumah. Hangat dan lucu. Apa mungkin dia gugup karena hari pertamanya dia masuk SMA.

Kami berjalan bersama. Aku menatap sekelilingku, banyak yang menatap kagum pada Ken. Ck, aku benci jika menjadi pusat perhatian, ya walaupun bukan aku yang di tatap.

Aku berjalan dengan langkah yang sedikit cepat meninggalkan Ken. Dia yang sadar bahwa aku meninggalkannya berlari dengan langkah kecil ke arahku. Kakinya yang panjang mampu menyamai langkahku.

"Kok gue ditinggal?" Tanyanya.

Aku tidak menjawab pertanyaan darinya. Aku berhenti, dia pun ikut berhenti.

"Kelas lo di lantai satu, udah tau kan di mana?" Dia mengangguk.

"Kalau lo mau nyamperin gue, gue di lantai dua, kelas 11 ipa 3." Dia hanya mengangguk dan menatapku.

"Gue ke kelas ya, belajar yang bener," Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya dengan sedikit berjinjit karena tinggi kami yang beda. Setelahnya, aku segera ke kelasku.

🐨

Aku menyusuri koridor kelas, tidak jauh dari tangga letaknya. Ini awal tahun, penerimaan murid baru. Dan, Hari pertama setelah liburan singkat dimulainya proses belajar mengajar.

Tetapi aku yakin pasti banyak jam kosongnya ketimbang pelajaran mengingat bahwa hari ini guru-guru dan para osis mungkin sibuk mengurus masa orientasi siswa.

Syukurlah, gue bisa tidur dikelas. Batinku.

"SAVAAA!!"

Aku mengelus telingaku yang berdenyut. Aku berhenti dan balik badan, melihat siapa yang memanggil namaku.

Setelah kulihat ternyata manusia kembar. Aku memilih masuk kelas, mengabaikan mereka. Tapi-

"ALSAVAAA!!"

Astagfirullah, Lagi. Gue sabar kok orangnya.

Aku menolehkan kepalaku. Aku tebak, dia pasti mau cerita. Aku tersenyum paksa ke arahnya.

"Bisa biarin gue duduk dulu?" Ucapku dengan menahan kesal.

Dia hanya tersenyum dan menampilkan deretan giginya. Dasar. Ia menggandeng lenganku, menyeretku ke tempat dudukku.

ALSHEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang