Note: Membaca Al-qur'an lebih utama daripada cerita ini, jadi jika hari ini belum membaca Al-Qur'an maka lepas dulu hpnya dan mulailah membaca Al-Qur'an meski satu ayat.
Amalan itu yang dilihat bukanlah banyaknya tapi Istiqomahnya.
🎀🎀🎀
Aiza mendengar suara ponselnya berdering menandakan ada pesan yang masuk. Ia membuka ponselnya dan seketika terbeliak, melihat isi pesan yang begitu menjatuhkan dan merendahkan harga dirinya.
From: nomor tidak dikenal
Berapa harga kamu permalam?
Kurang ajar, satu kata itu yang terpikir di kepala Aiza. Bisa-bisanya ada orang yang menanyakan harganya permalam. Ia tidak pernah menjual diri. Beberapa saat kemudian ponsel Aiza kembali berbunyi. Tak kalah terkejut dibandingkan pesan sebelumnya. Tangannya gemetar saking terkejutnya.
Bagaimana tidak, foto-fotonya dalam pakaian minim bahan yang sedang digoda oleh lelaki tua yang ditolaknya waktu itu tersebar di group jurusannya dari nomor baru yang baru saja masuk ke group itu. Nomor itu hanya masuk sebentar mengirim foto-fotonya lalu keluar dari group. Malu, Aiza sangat malu. Ia tidak tahu harus ditaruh di mana wajahnya.
"Aiza," panggil Sonia, mata mereka bertatapan.
Sonia tampak terkejut. "Ayo keluar dari kelas." Ajak Sonia
Kaki Aiza lemas. Jika Sonia tidak menuntunnya untuk keluar ia merasa tidak punya tenaga untuk menopang tubuhnya. Dari balik punggungnya ia dapat orang-orang menatapnya, meski mereka tidak berkata apapun. Tapi tatapan mereka sudah cukup menunjukan, mereka memandangnya rendah.
Setelah merasa aman, di sinilah mereka mushola jurusan. Aiza menangis menutup wajahnya dengan tangan, karena belum waktu sholat tidak ada orang di mushola selain mereka, jadi tidak akan ada orang yang menatap aneh pada Aiza.
"Sudah Aiza, jangan menangis lagi! Foto-foto itu sudah dihapus admin group, " ucap Sonia memenangkan.
"Tetap saja Sonia, orang-orang sudah melihat foto itu. Bagaimana aku dapat bertemu orang-orang sekarang? ... Aku butuh uang Sonia dan saat itu, hanya menjadi pelayan club' yang memberiku gaji lebih besar dari perkejaan lain, aku tidak punya pilihan saat itu." Aiza bercerita panjang lebar.
Sonia hanya memilih diam mendengarkan. Ia membiarkan Aiza menangis sepuasnya, hati agar perasaan sahabatnya itu lega sembari terus memberikan dukungannya. Ponsel Sonia bergetar.
"Ada apa?" tanya Sonia saat mulai tenang.
"Aku dapat pesan dari ketua tingkat kelas kita mengikut, kamu dipanggil ke ruang rapat dekan," jawab Sonia.
~~~***~~~
Saat sampai di depan ruang rapat Dekan. Aiza melihat Alif sedang berdiri di samping pintu seolah menunggu seseorang.
"Masuklah kita sudah ditunggu dari tadi," ucap Alif saat Aiza sudah berada di depannya.
Alif membuka pintu ruang rapat. Ia dan Alif masuk ke dalam ruangan itu. Tatapan orang-orang tertuju pada keduanya. Ia dan Alif duduk di kursi yang telah disediakan. Dalam ruangan itu tampak ada ketua jurusannya, pembimbing akademik dan beberapa wakil dekan, sepertinya ini rapat tertutup.
Seorang laki-laki paruh baya dengan tubuh tambun tambak berdehem sebelum membuka rapat.
"Saya tidak tahu harus berkata apa, Kasus pertama Aiza kami masih bisa mengerti, hal lumrah jika seorang Dosen yang memperistri Mahasiswanya dan memilih merahasiakan itu. Itu hak pribadi, kami bisa memahami. Tapi Masalah prostitusi ini sangat mencoreng nama kampus karena itulah Adinda Aiza dan Pak Alif selaku walinya kami panggil," ucap Laki-laki paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✅
SpiritualCerita The End (chapter masih lengkap) Terbuang dan ditinggalkan oleh sang Ayah membuat Aiza harus mencicipi pahitnya dunia malam demi membiayai ibunya yang koma di rumah sakit. Berbagai kejadian membuat ia dipertemukan dengan sosok yang tidak terd...