Note: jika belum sholat karena ditunda-tunda sebaiknya sholat dulu baru baca cerita ini soalnya umur tidak ada yang tahu.
Jangan lupa vote, komen serta kritik dan sarannya #NodongPiso
Aku sudah belajar untuk kejam :v🎀🎀🎀
Aiza mematut dirinya di depan cermin, dengan jilbab yang beberapa minggu lalu Aris berikan. Hari ini adalah hari pernikahan Aris dan Salsa. Pernikahan mereka memang sengaja dipercepat karena keduanya akan menjadi relawan tenaga medis di Palestina. Terhitung dua bulan dari pesta pernikahan, mereka akan diberangkatkan ke Palestina.
Selain itu kata Aris tidak baik jika berlama-lama menunda pernikahan setelah khitbah. Seharusnya memang mereka ta'aruf maksimal satu bulan kemudian menikah, tapi menurut Aris, ia tidak perlu melakukan ta'aruf yang lama dengan Salsa sebab mereka sudah lama saling mengenal sebagai orang yang bekerja di bidang yang sama.
"Non, Bapak sudah menunggu di bawah," ucap Baik Darsih dari balik pintu kamar Aiza yang tidak tertutup rapat.
"Iya Bik," jawab Aiza
~~~***~~~
"Dokter ... maksudku Kak Aris mana?" tanya Aiza saat masuk dalam mobil dan tidak mendapati Aris yang seharusnya berangkat bersama mereka ke rumah Salsa.
Sejak hadiah jilbab yang diberikan Aris, Aiza semakin berdamai dengan masa lalu. Perlahan ia mencoba memaafkan dan mengubah panggilan orang-orang di sekitarnya. Ia mulai bertekat memanggil Aris dengan sebutan Kakak dan memanggil ayahnya dengan panggilan sebagaimana mestinya.
"Aris baru selesai operasi, nanti akan menyusul."
"Hari ini kan hari pernikahannya, kenapa masih operasi? Memangnya Kak Aris tidak minta cuti?"
"Kata Aris ini pasien yang masuk tiba-tiba dan Dokter yang bisa menggantikan Aris ada masih diluar kota karena seminar jadi tidak ada pilihan lain. Kamu tahu sendiri Aris orang seperti apa kalau menyangkut keselamatan orang lain," jawab Pak Pratama.
Aiza menghela napas. Ia mengerti Aris memang selalu mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri, jadi percuma mau dilarang pun tidak bisa. Laki-laki itu selalu punya pemikirannya sendiri.
"Apa nggak di telepon dulu? Siapa tahu Kak Aris sudah selesai dan mau di tunggu?" tanya Aiza, bagaimanapun ia sangat ingin melihat kakaknya itu dalam balutan baju pengantin.
"Kamu saja yang telepon."
Aiza segera mengambil ponselnya dan menghubungi Aris. Lama Aiza menunggu namun tidak terdengar jawaban dari Aris.
"Bagaimana?" tanya Pak Pratama.
"Tidak diangkat,"jawab Aiza.
"Mungkin masih operasi. Ya sudah kita berangkat duluan, nanti keluarga Salsa tidak khawatir kalau tidak ada perwakilan dari kita di sana. Di rumah Salsa baru kamu hubungi Aris lagi." kata Pak Pratama, yang hanya dibalas anggukan oleh Aiza.
~~~***~~~
Hanya butuh satu jam perjalanan Aiza sudah sampai di rumah Salsa. Sebenarnya jika tidak terjebak macet mereka bisa saja sampai tiga puluh menit lebih awal karena jarak rumah Aiza dan Aris memang tidak terlalu jauh.
Aiza dan Prak Pratama segera keluar dari mobil dan memasuki halaman rumah Salsa. Aiza terkejut melihat kain panjang yang menjadi pemisah antara laki-laki dan perempuan di halaman rumah Salsa.
"Loh kok dipisah?" gumam Aiza bingung.
Melihat kebingungan Aiza Pak Aris segera menjelaskan, " Pernikahan yang baik itu memang harusnya seperti ini acaranya karena pernikahan itukan mengharapkan rahmat dari Allah. Tidak ada Rahmat bagi perkumpulan antara laki-laki dan perempuan tanpa ada hijab atau kain yang menjadi pembatas antara mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✅
EspiritualCerita The End (chapter masih lengkap) Terbuang dan ditinggalkan oleh sang Ayah membuat Aiza harus mencicipi pahitnya dunia malam demi membiayai ibunya yang koma di rumah sakit. Berbagai kejadian membuat ia dipertemukan dengan sosok yang tidak terd...