From: Aiza
Siapa?
Entah kenapa, perasaan Aiza begitu gundah menantikan jawaban dari pesan yang di kirimnya. Ia begitu tidak sabar mengatahui siapa wanita yang berhasil memenangkan hati dosennya itu.
From: Sonia
Itu, Za. Kakak yang dulu jadi pemateri pas kajian Jumat dan kamu sempet bertanya sama kakak itu. Ingatkan?
Setelah membaca pesan Sonia. Ingatan Aiza berputar saat ia tanpa sengaja mengikuti kajian Jumat yang diadakan organisasi dakwah di kampusnya.
"Ada yang ingin bertanya?"
Gadis dengan kemeja biru muda itu mengangkat tangannya ke udara. "Saya kak," ucap Aiza dengan mantap.
"Yah, silahkan perkenalkan nama dan sampaikan pertanyaanya, Dek!" ucap moderator yang mengarahkan jalannya seminar yang bertema wanita Sholehah.
"Perkenalkan nama saya Aiza huriya. Saya ingin bertanya, mengapa wanita harus berjilbab? Sedangkan banyak wanita yang berjilbab. Namun, sikap yang mereka tunjukan justru lebih hina dibandingkan wanita yang tidak berjilbab. Bukankah lebih baik tidak memakai jilbab asal sifat dan perilakunya seperti wanita baik-baik?" tanya Aiza dengan suara yg lugas.
Suasana audiens seketika ramai oleh seruan dan sorakan serta tepuk tangan. Menandakan banyak mahasiswi yang setuju dengan pernyataan Aiza.
Aiza hanya tersenyum merasa bangga atas tepuk tangan yang diberikan audiens atas pertanyaannya. Ia merasa tidak heran mengapa banyak dari kalangan wanita yang mendukung opininya sebab jilbab menjadi sumber identitas bahwa seorang wanita adalah wanita baik-baik sangat tidak relevan menurutnya. Toh banyak wanita berjilbab tapi masih berpacaran bahkan ada yang sampai hamil diluar nikah. Menutup kepala tapi membuka selangkangan? Benar-benar menjijikkan, pikir Aiza.
"Nona Aiza, berjilbab dalam agama Islam merupakan kewajiban sehingga wanita memang harus memakai jilbab. Terlepas wanita itu baik atau tidak. Aspek yang paling penting adalah mereka menutup aurat mereka terlebih dulu. Seiring dengan berjalannya waktu perlahan-lahan insya Allah mereka akan berubah selama mereka mau belajar."
Aiza tersenyum saat ingatan masa lalunya itu terlintas. Dulu saat mendengar jawaban dari wanita itu, sebenarnya hatinya membenarkan, hanya saja ia mengingkarinya dengan berbagai pemikiran.
"Ah, kakak yang itu yah? Memang wanita yang pantas. Orang seperti Pak Alif pun tidak akan memilih orang sembarangan menjadi pasangan hidupnya," gumam Aiza.
Sebuah pesan kembali masuk ke dalam ponsel Aiza.
From : Salsa
Dek Insya Allah, nanti aku jemput ke tempat kajian yah.
Aiza tersenyum melihat pesan itu. Ia segera membalas pesan Salsa dan bersiap-siap menunggu kedatangan Salsa.
Hati Aiza mungkin terluka mendengar kabar pernikahan Pak Alif , tapi ia tidak bisa memaksakan hati pada seorang pria yang sebentar lagi akan menikah.
~~~***~~~
Waktu terus berlalu. Hari berganti bulan. Semenjak kabar pernikahan Alif merebak di kampus. Dosennya itu tidak pernah lagi terlihat.
Kabar terakhir yang Aiza dengar dari dosen yang mengganti kelas Alif adalah dosennya itu melanjutkan pendidikannya di Maroko untuk mencari gelar Doktor. Setelah itu tidak ada kabar apapun yang ia dengar tentang laki-laki itu sampai akhir semester. Pernikahan dosen killer itu pun tak banyak dibicarakan oleh dosen-dosen kampusnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/167830226-288-k155502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Takdir ✅
SpiritualCerita The End (chapter masih lengkap) Terbuang dan ditinggalkan oleh sang Ayah membuat Aiza harus mencicipi pahitnya dunia malam demi membiayai ibunya yang koma di rumah sakit. Berbagai kejadian membuat ia dipertemukan dengan sosok yang tidak terd...