10 / Hanya Pilihan Kedua

1K 167 14
                                    

Hyunjin mengetuk pintu rumah Ryujin. Tak lama, Ryujin membuka pintu rumahnya. Gadis itu menatap Hyunjin bingung. Tumben sekali pria di depannya datang tanpa mengabari. Tak disangka sangka, Hyunjin memeluk Ryujin membuat jantung gadis itu berdegup kencang.


"Ke-kenapa Jin? Udah yuk masuk dulu ntar dikira apa sama tetangga lain." Ucap Ryujin sambil melepaskan pelukan Hyunjin


Hyunjin mengangguk, ia mengikuti Ryujin. Mereka duduk di sofa berhadapan. Hyunjin memasang wajah sedihnya dengan menunduk, membuat Ryujin penasaran apa yang membuat pria di depannya seperti ini.

 Hyunjin memasang wajah sedihnya dengan menunduk, membuat Ryujin penasaran apa yang membuat pria di depannya seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue berantem sama Lisa. Gue ga sengaja bentak terus dia berkaca kaca terus balik sendirian. Gue ga tahu harus gimana Jinn." Ungkap Hyunjin


Ah iya, laki laki ini kan punya pacar. Bagaimana bisa Ryujin lupa dan berharap Hyunjin mendatanginya untuk sesuatu yang lain. Ia lupa bahwa Hyunjin hanya akan datang kepadanya jika hal pertama yang pria itu inginkan tidak dapat digapai. Kenapa jadi miris seperti ini? Tanpa sadar mata Ryujin berkaca kaca dan gadis itu memalingkan pandangannya.


"Ya lo bego. Mana ada cewe yang mau di bentak sama cowo yang mereka sayang. Tolol! Nyakitin hati orang mulu lo kerjaannya. Dasar nyebelin!" Kesal Ryujin tanpa niatan menatap Hyunjin yang menatapnya

"Gue harus gimana?"

"Ya samperin lah kerumahnya. Minta maaf, ngaku lo salah. Ntar juga selesai masalahnya."

"Tapi gue takut dia gamau ketemu sama gue Jinn. Gimana ini? Gimana kalo dia lagi nangis sekarang? Ah puyeng gue jadinya." Hyunjin mengacak acak kepalanya

"Ya kalo ga berani ketemu nanti malem coba chat lah minta maaf ato apa kek. Lo kirimin makanan juga bisa. Yang penting kan lo udah berusaha minta maaf, urusan dimaafin ato engga mah belakangan."


Mendengar jawaban Ryujin, Hyunjin tersenyum. Pria itu mengacak rambut Ryujin dan berterima kasih. Ia bergegas pulang ke rumahnya. Ryujin sadar, dari awal mereka bertemu sampai sekarang. Hyunjin mengikatnya tanpa hubungan. Ryujin ingin melepasnya, tapi rasa yang ada di dalam dirinya menolak untuk berpisah dengan Hyunjin.


Lalisa berjalan masuk ke kamar Hyunsuk. Merebahkan tubuhnya disamping Hyunsuk yang sedang main game di hpnya. Hyunsuk mengabaikannya hingga Lisa merebut hpnya.


"Kak Lis! Aku dikit lagi menang! Balikin ato aku usir dari sini!?" Marah Hyunsuk membuat Lisa mengembalikan hpnya dengan wajah cemberut

"Ih aku dateng bukannya disambut malah dikacangin gini. Ngeselin!"

"Ya salah siapa dateng pas aku lagi mabar. Ganggu aja. Kan aku udah bilang kalo aku ga online gausah kesini."

"Ya aku mau curhat! Harusnya kamu ngerti dong."

"Berisik ah kak Lis. Curhat aja sana sama Haruto. Lagi asik ini." Jawaban Hyunsuk membuat Lisa kesal

"Hyunjin bentak aku Suk."


Mendengar itu Hyunsuk menghentikan jarinya yang sibuk bermain sebentar. Lalu ia melanjutkan kembali. Ia tahu Lisa itu tidak bisa di bentak. Jika gadis itu di bentak pasti endingnya ia akan menangis.


"Aku kan cuman pengen tahu isi chat nya dia sama Ryujin. Kenapa dia harus bentak aku sih." Ucap Lisa dengan suara paraunya


Begitu Hyunsuk berhasil menang, ia mematikan hpnya kemudian menatap Lisa yang ternyata matanya sembab. Gadis itu hendak menangis lagi. Karena tidak tega, Hyunsuk pun memeluknya.


"Tenang kak. Mungkin dia belum siap berbagi privasi sama kak Lisa."

"Andai aja sekarang Hyunjin kerumah dan peluk aku gini. Harusnya dia yang gini bukan kamu."


Memang ya, Lalisa ini benar benar tidak tahu terima kasih. Udah ditenangin, malah minta yang lain.

Make Your Day ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang