1. Dia Sandina

1.5K 46 12
                                    

Seorang Pria paruh baya berjalan gagah memasuki sebuah perusahaan bergengsi. Perusahaan yang memproduksi sepatu dan namanya sudah terkenal ke penjuru Asia, Barat dan Australia. Tidak heran jika pria itu dikawal sangat ketat oleh banyaknya bodyguard berbadan atletis. Jika di hitung-hitung ada lebih dari 30 orang. Namun, hanya lima yang mengawal beliau ke dalam. Para tenaga kerja di sana menyambutnya hormat. Rasa hormat mereka bahkan melebihi rasa hormat mereka kepada pemimpin perusahaan saat ini.

Pria yang sebentar lagi akan menginjak usia kepala enam akhirnya tiba pada tujuannya. Di lantai 10 tepatnya ruangan khusus pemimpin perusahaan a.k.a CEO. Seorang wanita berambut panjang sebahu mengenakan pakaian biru, menghampirinya.

"Selamat pagi Pak!" sapa seorang wanita yang merupakan sekretaris CEO perusahaan.

"Pagi. Dia ada di dalam?" tanya pria itu.

"Iya Pak, Pak Bos ada di dalam," jawab wanita tersebut.

Pria paruh baya itu kemudian masuk ke dalam. Tapi sebelum itu, ia menyuruh bodyguard nya agar menjauh dari wilayah tersebut. Melihat kedatangannya, CEO muda nan tampan yang tengah berhadapan dengan berkas-berkas, memberhentikan kegiatannya dan segera menyambutnya.

"Papa? Tumben Papa datang?" tanya CEO muda pada pria paruh baya yang merupakan ayah kandung CEO tersebut.

"Papa datang ke kantor hanya ingin menjelaskan tentang suatu hal padamu. Dan Papa ingin mendengar jawabanmu langsung," jelas Pria itu.

"Suatu hal? Kenapa gak di rumah aja nanti? " lagi-lagi CEO muda itu menyimpan rasa penasaran dari perkataan sang ayah.

"Tidak. Karena habis dari sini papa akan pergi ke luar kota."

"Baiklah. Apa maksud dari 'suatu hal' yang mau papa bilang?" tanya CEO tersebut.

Pria tua itu kemudian menceritakan semuanya kepada sang putra. Tak banyak, tapi sangat menyita konsentrasi penuh. Pemikiran yang benar-benar harus matang agar tidak salah dalam memilih jawaban.

"Bagaimana? Kau setuju dengan keputusan ini?" tanya ayah dari CEO muda setelah menceritakan semua.

CEO muda itu mengetukkan penanya ke atas meja. Tangan kiri yang menopang dagunya, kedua alisnya juga menyatu. Ini adalah keputusan paling berat selama hidupnya. Dan risikonya akan berdampak besar untuk kedepan.

"Enggak masalah jika kau gak menerima. Papa gak akan memaksa kehendakmu," lanjut pria itu lalu hendak meninggalkan ruangan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya CEO muda yang telah memikirkan matang-matang keputusannya.

Pria paruh baya itu tersenyum mendengar keputusan sang Putra. Kobaran api kebahagiaan menyala-nyala dalam matanya. Ia sedikit menyeringai kemudian mendekati putranya.

"Papa anggap yang tadi kamu setuju," jelas pria itu di depan wajah sang anak. "Sederhana saja nak, kamu hanya perlu melakukan...."

Kedua bola mata CEO itu membesar setelah mendengar bisikan dari papanya. Mungkin ia menyesal karena telah penasaran. Dia tak bisa membayangkan bagaimana dirinya nanti ketika 'sesuatu' itu tiba.

......

'Tok!tok!tok!'

"HALO!" teriak seorang wanita berpakaian dress abu selutut.

SANDINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang