3

400 20 0
                                        

"Le-o."lirih Kia lalu kembali pingsan.

Wajahnya memucat, sepertinya karena Kia sudah sangat banyak mengeluarkan darah. Leo menggendong Kia dan membawanya menembus dinding, Leo membaringkan Kia di samping tangga dan menaruh sapu tangan penuh darah tadi di tangan Kia.

Prang

Leo menjatuhkan pot kecil ke lantai yang tidak jauh dari Kia, seorang siswi turun karena mendengar suara tersebut. Siswi tersebut kaget melihat Kia yang menggenggam sapu tangan penuh darah dan sepertinya darah tadi mengenai seragam Kia.

"BU LITA!!"teriak siswi tersebut.

"Ada apa, Li?"tanya seorang guru perempuan.

"M-murid baru!"tunjuk Kelli.

"Astaga!!"kaget Ibu Lita.

Leo merasa lega saat Bu Lita mengangkat Kia menuju UKS, Leo mengikuti mereka menuju UKS dan  ikut duduk di pojok.

"Huaaa...adek gue kenapa?"tangisan Vivi pecah saat melihat Kia.

"Tadi ada kakak kelas yang nemuin Kia di bawah tangga toilet."jawab Bu Lita mencoba menenangka Vivi.

Vivi duduk di kursi samping Kia, dia menunggu teman kecilnya yang sudah ia anggap adiknya itu sadar.

"Ngghhhh...Leo."lirih Kia.

"Kia, kia. Lo bikin gue khawatir aja"ucap Vivi sambil memeluk Kia.

"Maaf."ucap Kia sambil menyapu pandangan ke seluruh ruangan.

Kia tersenyum saat melihat Leo berdiri di sudut ruangan sambil memperhatikan Kia, Kia cemberut saat melihat wajah dingin Leo yang tak berubah.

"Le"ucap Kia.

"Maaf Bu, dia indigo jadi di maklumi sering bicara sendiri!"ucap Vivi dan Bu Lita hanya tersenyum.

"Le."ucap Kia.

"Apa?"tanya Leo.

"Gak apa-apa!"jawab Kia.

"Kamu bicara sama siapa, Nak?"tanya Bu Lita.

"Hantu."jawab Kia santai.

"Namanya?"tanya Bu Lita.

Kia memandang Leo untuk meminta jawaban, tapi Leo hanya diam.

"Tidak, saya tidak bisa memberitahu anda. Saya tidak bisa kalau tanpa persetujuannya!"jawab Kia.

"Baiklah, saya permisi dulu"ucap Bu Lita.

"Iya."jawab Vivi dan Kia.

"Lo gak apa-apa kan?"tanya Vivi.

"Gak apa-apa kok!"jawab Kia.

"Lo sih, kan gue muntah darah."kesal Kia memandang Leo.

"Lo yang main masuk ke sana!"ucap Leo ketus.

"Mana gue tau."balas Kia ketus.

"Maaf!"ucap Leo sambil memeluk Kia.

"H-m"dehem Kia kaku.

Kia membalas pelukan Leo, dia sebenarnya marah tapi juga kesal.

"Masih sakit?"tanya Leo.

Kia hanya mengangguk, Vivi sendari tadi kaget karena dari kecil Kia tak pernah bisa menyentuh hantu.

"K-apan lo bisa sentuh hantu?"tanya Vivi.

Kia sadar bahwa dia memeluk hantu, Kia menatap Vivi.

"G-gue hanya bisa peluk Leo."jawab Kia.

"Lo hantu kan?"tanya Kia.

"Gue hantu."jawab Leo.

"Dia hantu!"ucap Kia.

Kia dan Vivi saling pandang, lalu mereka tersenyum.

"Kita dapat lagi!"ucap Vivi.

"Yoi! Seru nih kayaknya!"balas Kia.

"Tentu, apa nih judulnya?"tanya Vivi.

"Misteri Hantu Tampan Sekolah!"jawab Kia.

"Bagus."sahut Vivi.

Yah sebenarnya Kia dan Vivi itu adalah penulis cerita horor, mereka sudah banyak menerbitkan cerita-cerita horor berdasarkan pengalaman mereka.

"Mana laptop lo?"tanya Kia.

Vivi membuka tasnya dan mengeluarkan Laptop berwarna Putih, Vivi menyerahkan laptop tersebut pada Kia.

Misteri Hantu Tampan Di Sekolah

________________________________________________________________________

______________________________________________________________________________________________________________________________

_______________

________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Hingga cerita sampai di sini.

"Udah, simpan!"ucap Kia girang.

Leo hanya memandang mereka dengan tatapan kesal, dia akan masuk dalam cerita itu.

Ghost In The School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang