Leo mendekatkan wajahnya pada wajah Kia.
Cup
Leo mencium singkat kening Kia, wajah Kia memerah padam.
"Aduh, kok panas ya. Pasti udah merah nih!"batin Kia.
"Pipi lo merah."kekeh Leo.
"Akkhh..lo mah!"ucap Kia menutup wajahnya.
Leo hanya terkekeh geli melihat pipi merah Kia yang semakin memanas, sedangkan Kia hanya memandang wajah Leo masih dengan wajah yang memerah.
"Udah liatinnya?"tanya Leo.
Wajah Kia semakin memerah, pipinya memanas dan rona merah tak bisa di sembunyikan lagi.
"Apaan si?"tanya Kia malu.
Ceklek
Vivi berjalan ke arah kasur Kia dan duduk di kasur sebelah Kia, Vivi memang tidak bisa melihat Leo tapi dia bisa merasakan kehadiran Leo.
"Lo pada asik berduaan aja sih?""tanya Vivi kesal.
"Maaf Kakakku tersayang, Leo ya yang mulai."ucap Kia sambil cengengesan.
"Lo berdua kagak macam-macam kan, tu leher napa merah?"tanya Vivi penuh selidik.
"A..itu-"
"A..itu apaan?"tanya Vivi mulai marah.
"Bekas Leo cekik di sekolah tadi!"jawab Kia cepat.
"Owwhhh...!"ucap Vivi.
Sebenarnya Kia tidak merasa kalau dia mencintai hantu, tapi dia merasakan rasa yang sangat familiar. Rasanya dia pernah merasakan kejadian ini, bahkan dia hanya malu saat Leo menciumnya bukan terbang ke langit ke 7.
"Nobar film horor yuk, bosen gue!"ajak Vivi.
Kia hanya mengangguk dan turun dari pangkuan Leo, Leo pun ikut dengan mereka. Vivi memasukkan CD film horor berjudul The Boy, Film tersebut menceritakan tentang seorang pengasuh yang akan mengasuh sebuah boneka di rumah yang besarnya bagaikan istana. Boneka tersebut bernama Brhams kalau gak salah, Brhams pula sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Lalu tak beberapa lama, Boneka yang mirip Brhams tersebut tiba-tiba muncul dan di jadikan pengganti Brhams oleh kedua orang tuanya. Yaelah...aku malah promosi film ya...hehehehee...kembali ke cerita.
"Itu, bonekanya nangis...!"ucap Vivi sambil memeluk bantal.
"Bukan, cuma atap bocor!"balas Kia.
"Eh eh eh....kok mereka berdua bunuh diri sih?"tanya Kia.
"Mana gue tau, filmnya aja baru nonton."jawab Vivi kesal.
"Jangan di ancurin!!"ucap Kia histeris.
"Yah, ancur."balas Vivi.
"Gerak-gerak tuh, huaaaa...siapa tuh?"teriak Vivi.
"Itu, hantunya ternyata udah gede kayaknya seumuran sama pengasuhnya."balas Kia.
"Berarti cewek yang di album foto itu si hantu sama pengasuhnya ya, pantesan hantunya mau di asuh orang temennya dulu kali!"ucap Kia.
"Bisa jadi, gue jadi kasihan deh sama hantunya. Kok ditinggal sendirian sih?"tanya Vivi.
"Udah ah, gue mau tidur. Ini udah mau malam, besok kita berangkat lebih awal!"ucap Vivi .
"Yaudah!"sahut Kia.
Mereka masuk ke kamar masing-masing, mencoba tidur lebih awal agar bangun juga lebih awal.
"Iyya."ucap Leo.
"I-yya?"tanya Kia.
Deg
"Iyya, ayo mandi bareng!"
"Tunggu Iyya!"
"Jangan pergi, Iyya!"
"Iyya, sayang sama Eo!"
"Sayang bangun, Iyya"
"Eo, selamat tinggal"
"Akhhh....Eo"
"Akkhhh....Eo sayang sama Iyya!"
"Siapa Eo?"
"Iyya gak inget sama Eo?"
"Kamu anak tunggal!"
"Siapa dia?"tanya Kia.
"Kia, hallo Kia. Katanya mau bangun lebih awal, kok malah ngelamun sih?"tanya Leo.
"Oh iya!"ucap Kia sudah sadar.
Kia memejamkan matanya, dia masih memikirkan banyaknya lembaran kisah robek berputar di kepalanya bagaikan CD yang sudah rusak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost In The School [END]
Mystery / ThrillerCERITA INI MENGISAHKAN DUA GADIS YANG BERJUANG UNTUK MEMECAHKAN MISTERI INSIDEN YANG TERJADI PADA ANGKATAN DUA TAHUN YANG LALU, SALAH SATU DARI MEREKA MEMILIKI INDIGO DAN MEMPERMUDAH MEREKA MEMECAHKAN SEMUA MISTERI. HAYALAN AUTHOR YA, BUKAN BENERAN...