Kia mengambil cepat tas Leo yang berada di ruang bawah tangga, itu membuat Bu Hera semakin bingung.
"Darah yang baru itu darahku Bu, kakakku tak sengaja melemparku!"ucap Kia memandang darah yang bekas ia muntahkan.
"J-jadi kamu pernah masuk ke sini?"tanya Bu Hera.
"Iya, pertemuan pertamaku dengan Kakak"jawab Kia.
"Tas siapa itu?"tanya Bu Hera.
"Tas Kakak, tak ada yang boleh memberitahu semua ini atau semua menjadi gawat dan peluang bagi pembunuhnya untuk menutupi semuanya akan lebih besar. Ingat! Hanya Ibu yang tahu, pembunuhnya masih berkeliaran di dekat kita!"peringat Kia.
"Apa kamu tahu pembunuhnya?"tanya Bu Hera.
"Hah! Dia ada di sini, sedang mengintip tapi tak bisa mendengar pembicaraan kita. Jangan kasih tahu siapapun dulu, serahkan pada kami kasus ini. Hidup dan mati kami yang menanggung, ini demi sekolah atau Kakakku menghancurkan sekolah ini dengan semua guru-guru disini"bisik Kia dam Bu Hera hanya mengangguk.
Alfi benar, dua bocah itu sangat mengerikan bahkan kepala sekolah hanya mengangguk di buatnya. Kia dan Vivi pamit kembali kekelas, satu kelas memandang Kia dan Vivi penuh selidik sambil menatap tas yang di tenteng Kia.
Kia menggeledah tas Leo, dia menemukan sapu tangan, foto anak kecil yang ada di mimpinya, Diary Leo yang berisi kata-kata yang persis di mimpi Kia, dan benang biru yang di buat menjadi gelang.
"Iyya-Eo, Akkhh...ada apa ini?"tanya Kia saat kaset itu kembali berputar acak di otaknya.
"Kakak, siapa mereka?"tanya Kia.
"Kakak tidak mengingat siapapun!"jawab Leo.
"Sial, kepalaku. Apa ini?"bentak Kia.
"Kia, tenang sayang"ucap Vivi yang melihat Kia memegang kepalanya.
"Kakak, apa yang terjadi?"tanya Vivi.
Leo membuat kepala Vivi menggeleng, Vivi pasrah melihat Kia yang berbicara tak jelas.
"Vi, Kia kenapa?"tanya Fika.
"Dia sedang meluapkan mimpi buruknya"ucap Vivi bohong.
Dia juga tidak tahu, yang pasti itu adalah mimpi buruk Kia yang menjadi kenyataan.
"Ya, Ya tenangin diri lo. Coba tenang, tarik nafas dan tenang!"ucap Vivi.
Kia mulai tenang tapi air mata masih mengucur sambil memandang foto tersebut, Foto itu memiliki kisah yang hanya Kia ketahui. Leo mendekap Kia ke pelukanya, dia terpaksa berbohong karena bukan saatnya. Hatinya teriris melihat air mata yang mengalir deras di pipi gembul milik Kia.
"Tenang Sayang, nanti kita cari tahu semuanya"bujuk Leo.
Kia diam memeluk Leo, dia takut melihat kejadian-kejadian mengerikan di otaknya bagaikan menerornya.
"Aku takut"ucap Kia.
Satu kelas hanya memperhatikan Kia dengan prihatin, mereka tidak tahu harus menganggap Kia gila atau waras.
"Kia, lo peluk kakak lo?"tanya Jiham.
"Hm"dehem Kia.
"Udah, masukin barang-barang kakak. Tenangin diri kamu dulu, nati kita cari tahu"ucap Leo.
Kia membereskan barang-barang Leo dan memasukkan tas Leo ke tasnya, karena tas leo bisa di lipat dan barang-barangnya juga sedikit.
Tiba-tiba Alfi lewat, Kia memandang Vivi agar mereka mengikuti Alfi. Vivi pun berdiri dan izin ke ketua kelas untuk ke toilet mengantar Kia, mereka melihat Alfi masuk ke ruang rapat.
"Apa ada yang di temukan di sana?"
"Tadi saya hanya menemukan darah yang seperinya baru beberapa hari!"
"Sepertinya itu darah Akia Emily, saya menemukannya saat hari pertama kelas X di dekat tangga pingsan dengan menggenggam sapu tangan penuh darah!"
"Tapi dari mana dia tahu ada ruangan di bawah tangga?"
"Sebaiknya panggil Akia dan Vivian ke sini sekarang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost In The School [END]
Mistério / SuspenseCERITA INI MENGISAHKAN DUA GADIS YANG BERJUANG UNTUK MEMECAHKAN MISTERI INSIDEN YANG TERJADI PADA ANGKATAN DUA TAHUN YANG LALU, SALAH SATU DARI MEREKA MEMILIKI INDIGO DAN MEMPERMUDAH MEREKA MEMECAHKAN SEMUA MISTERI. HAYALAN AUTHOR YA, BUKAN BENERAN...