16

354 17 0
                                    

"Kalian mau kemana, Kak?"tanya Vivi.

"Ke ruang guru dulu, lama gak ke sini!"jawab Farhan.

"Pulang sama kita!"ucap Nathan.

"APA?!!"kaget Kia dan Vivi.

"Kagak usah teriak, Sayang!"ucap Farhan mampu membuat Vivi merona.

Memang Farhan dan Nathan di beri Tuhan wajah yang bisa di bilang di atas rata-rata, tapi hanya Nathan yang irit berbicara. Saat mereka turun dari mobil saja banyak Kakak Kelas perempuan yang menatap Kia dan Vivi dengan sinis, tapi Farhan dan Nathan mengatakan anggap angin lalu saja.

"Belajar yang bener."ucap Nathan.

"Siap, Kakak."balas Kia sambil berlagak hormat.

Cup

Nathan mengacak rambut Kia karena gemas, entah keberanian dari mana Nathan mencium kening Kia hingga membuat rona merah di pipi mereka.

"Acieee....udah berani cium-cium kening nih?"goda Farhan.

"Au ah"ucap Kia sambil menyalimi tangan Nathan lalu Farhan.

"Adikku tersayang Blushing gara-gara Kakak Kulkas Berjalan, huaaa...-"

"Oh iya, sepeda aku di rumah Kakak kan?"tanya Kia memotong heboh Vivi.

"Iya!"jawab Nathan.

Saat Vivi dan Kia ingin masuk, Kia berbalik dan menahan tangan Nathan. Nathan berbalik dan membiarkan Farhan berjalan lebih dulu, Nathan menatap Kia penuh tanda tanya.

Cup

"Jangan pergi, Kia sayang Kakak!"bisik Kia setelah mencium pipi kanan  Nathan.

Kia melepas genggamannya dan berlari masuk kelas dengan rona merah di kedua pipinya, Nathan terkekeh melihat tingkah lucu Kia saat SalTing.

"Nathan juga sayang Kia"gumam Nathan lalu pergi.

Saat Kia duduk di kursinya, Leo memeluknya dari belakang dan berkali-kali mencium pipinya.

"Sakit Kak!"bisik Kia saat Leo menggigit sedikit pipinya hingga memerah.

Leo tak mengubris ucapan Kia, sampai Guru masuk Leo tetap mencium pipi Kia. Guru wanita yang sudah lansia itu menatap Kia bingung, sepertinya dia dapat melihat Leo. Kia menatap guru tersebut dengan tatapan memelas, yang akhirnya di beri anggukan oleh guru itu.

"Kia apa kamu tetap bisa fokus?"tanya Bu Jita.

"Bisa Bu, Maaf tentang ini."jawab Kia.

"Tak apa, Ibu lanjutkan!"ucap Bu Jita menjelaskan materi IPAnya.

Satu kelas bingung, kecuali Vivi. Dia tahu kalau sendari tadi Kia memohon-mohon pada Leo yang tak mau melepas pelukanya, Ibu Jita pun memaklumi kelakuan Leo yang seperti itu.

Kalau kalian bingung, kenapa gak Ibu Jita aja yang mecahin misterinya kan dia juga Indigo. Karena Ibu Jita guru pindahan dari Luar Kota dan tidak mengetahui bahwa insiden itu di tutup tapi belum tuntas.

"Kak, duduk di samping aku aja"ucap Kia sambil menggeser tubuhnya ke samping mendekat pada Vivi.

"Napa lu?"tanya Vivi.

"Udah diem lu, gue lagi urusin nih makhluk satu"jawab Kia.

"Ya, kamu mah gak pernah cium aku lagi!"ucap Leo ngambek.

"Kak, aku lagi belajar. Aku dikira orang gila nati kalau di liat cium angin, ntar kalau kelas sepi"bisik Kia.

"Yaudah"balas Leo.

"Ouch...ngambek nih ceritanya?"bisik Kia.

"Gak"jawab Leo.

"Kia"tegur Bu Jita.

"Maaf, Bu"ucap Kia.

Ghost In The School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang