8

366 18 0
                                    

Vivi sudah panik, Bu Hera dan Alfi  hanya bingung.

"Dek, elah jan marah. Gue gak mau terjadi sesuatu,  Kia!"bujuk Vivi.

"Gak ada cara lain."batin Vivi.

"Iyya, Eo sayang sama Iyya."bisik Vivi.

"Iyy-a, Eo, aarrkkhhh..."teriak Kia saatkepalanya sakit dan hitam.

"M-maaf, Ya!"ucap Vivi lirih.

"Ada apa denganya?"tanya Alfi.

"Hah, tak ada."jawab Vivi sambil menaruh Kia di pangkuanya.

"Le, gue mohon Le. Bawa Kia ke UKS, jangan ada yang ngelihat kalian"ucap Vivi.

Memang saat itu hanya ada mereka berempat, koridor kelas sedang sepi karena Proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

"Maaf, Iyya."ucap Leo sambil menggendong Kia menuju UKS.

"Vi, ada apa. Kenapa Kia melayang, siapa yang membawa Kia?"tanya Bu Hera.

"Maaf, tolong rahasiakan semua ini kalau tak ingin dalam bahaya. Kami tidak bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu pada kalian berdua, caranya hanya dengan tidak membocorkan kejadian ini!"jelas Vivi.

Bu Hera dan Alfi hanya mengangguk setuju, Vivi bisa bernafas lega sekarang.

"Masalah selesai, saya tak ingin ada kekasaran di kelas kami!"ucap Vivi dingin lalu berlalu menuju UKS.

Kia sudah terbaring di brankar UKS, Vivi duduk di kursi samping Kia sambil memandang wajah Kia.

"Maaf Ki, seharusnya bukan lo yang menaggung ini semua sendirian!"ucap Vivi.

"Ngghhh...Vivi, Leo dimana kalian?"racau Kia.

"Kia, ya, bangun gue ada di sini!"ucap Vivi.

Kia membuka matanya dan menyapu pandanganya ke seluruh sudur ruangan, tatapanya  terhenti pada Vivi dan di sampingnya Leo.

"Sudah baikan?"tanya Vivi.

"Gue kenapa?"tanya Kia.

"Lo tadi tiba-tiba pingsan, kata lo kepala lo sakit!"bohong Vivi.

"Oh."balas Kia dengan tampang biasa.

"Vi, bisa keluar sebentar?"tanya Kia.

"Bisa, jan lama-lama nanti lumutan gue nunggu lo berdua."jawab Vivi berlalu keluar.

Leo berdiri dan mendekat ke arah Kia.

"Lo ingat sesuatu?"tanya Kia.

Tapi Leo hanya menggeleng pertanda jawabanya tidak.

"Hah, gimana kita mecahin misteri ini. Apa Lo punya temen yang lo ingat?"tanya Kia.

"Alfi, Farhan, Hanan, dan Nathan"jawab Leo.

"Maksudnya Kakak Alfi tadi?"tanya Kia.

"Iya."jawab Leo.

"Aneh!"ucap Kia.

"Aneh apanya?"tanya Leo.

"Tadi si Binta nanya peristiwa 2 tahun yang lalu, tapi Kak Alfi bilang dia gak tau."jawab Kia.

"VIVI!"teriak Kia.

"Apaan?"tanya Vivi.

"Lo inget rumah Farhan atau Nathan itu?"tanya Kia.

"Rasanya inget sih, tapi kalau rumah Farhan dan Hanan gue lupa!"jawab Leo.

"Oke, sekarang kita berangkat menuju rumah Nathan!"putus Kia.

"Kita masih di sekolah."ucap Vivi.

"Izin dulu, katain gue sakit abis Pingsan!"ucap Kia.

"Oke!"balas Vivi lalu berlalu pergi.

S
K
I
P

"Ini beneran kan rumah Nathan?"tanya Kia.

"Seingat gue bener sih."jawab Leo.

Ting tong ting tong

"Ada yang bisa di bantu?"tanya perempuan paruh baya.

"Apa benar ini rumah Kak Nathan?"tanya Vivi.

"Iya, Tante Mamanya Nathan."jawab Mama Nathan.

"Apa Kak Nathannya ada?"tanya Vivi.

"Ada, silahkan masuk dulu. Tante panggilin Nathannya!"ucap Mama Nathan sambil mempersilahkan mereka masuk.

"Ada apa ya?"tanya seorang pemuda.

"Apa benar dengan Kak Nathan?"tanya Kia.

"Benar."jawab Nathan.

"Apa Kakak kenal dengan laki-laki yang bernama Leonard Rakasa?"tanya Kia semakin dingin.

Ghost In The School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang