4

416 21 1
                                    


"Pulang yuk."ajak Vivi.

"Yaudah."jawab Kia.

"Bantuin gue berdiri, badan gue rasanya remuk!"ucap Kia lagi.

Vivi memapah Kia sepanjang jalan, sesampainya di rumah Vivi mereka istirahat sebentar.

"Kia kenapa sampai gini, memar di tubuh kamu banyak banget!"ucap Mama Vivi.

"Tadi Leo gak sengaja lempar aku ke dinding, Ma"jawab Kia.

"Ma, Vivi boleh gak nginep di rumah aku. Papa sama Mama keluar kota hari ini."izin Kia.

"Boleh kok, tapi hati-hati ya."peringat Mama Vivi.

"Iya, Ma!"jawab Vivi dan Kia.

"Jangan macem-macem ya, kalian cuma berdua dan kalau ada apa-apa telfon Papa ya!"ucap Papa Vivi.

"Kita gak berdua, kita berempat, Pa!"sahut Kia.

"Ama sapa, Ya?"tanya Vivi.

"Cala dan Leo."jawab Kia.

"Hantu lagi?"tanya Mama Vivi.

"Iya, Ma!"jawab Kia.

"Mana mereka?"tanya Vivi.

"Leo, Leo!"ucap Kia. Tapi Leo tidak mucul.

"Leo ah, muncul elah. Lo kalau gak mau muncul gue tabok nanti!"ancam Kia.

"Leo hadir!"ucap Leo malas.

"Cala!"ucap Kia.

"Cala ada!"sahut Cala.

"Udah, mereka ada di samping gue!"ucap Kia.

"Yaudah, kita pergi dulu!"pamit Kia dan Vivi.

Mereka berjalan kaki menuju rumah Kia, memang tak jauh tapi mereka lebih suka jalan kaki. Sesampainya di rumah Kia, rumahnya terlihat sepi.

Ceklek

"Astaga, kamu kenapa di depan pintu sih?"tanya Kia kesal saat di depannya ada Mbak Kunti.

"Siapa?"tanya Vivi.

"Mbak Kunti, pergi sana!"usir Kia.

Mereka masuk, Kia dan Vivi masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan badan mereka.

Ceklek

"Astaga!"ucap Kia saat dia selesai Mandi.

"Ngapain lo di sini, gue belum pakai baju!"ucap Kia pada Leo.

"Kulit lo pucat banget."ucap Leo menatap Kulit Kia yang memang sangat pucat.

"Keluar, gue mau make baju!"rengek Kia.

"Ganti aja, gue gak lihat kok!"ucap Leo sambil membalik badanya.

"Beneran ya?"tanya Kia.

"Beneran"jawab Leo.

Kia memakai baju dengan cepat dan waspada, walau hantu tetap aja Kia malu.

"Udah."ucap Kia.

Leo membalikkan badanya dan menerjang Kia ke kasur, sepertinya Leo memang menyukai Kia.

"Lo kenapa sih?"tanya Kia.

"Gue gak mau pisah sama lo."jawab Leo.

"Tapi kita beda, lo bakal pergi nanti!"ucap Kia.

"Ya, tapi gue mau sama lo."ucap Leo.

"Nanti aja bahas itu, kita harus ngungkap tentang pembunuhan san bunuh diri di sekolah dulu!"balas Kia.

Posisi mereka kini saling menyamping, Kia di Kiri dan Leo di kanan. Leo duduk dan mengangkat Kia ke pangkuanya, dia tak tega pada Kia setelah melemparnya beberapa kali ke dinding.

"Maaf buat yang di sekolah."ucap Leo memeluk Kia.

"Lo kok minta maaf mulu?"tanya Kia kesal.

"Biar di maafin Kia"jawabnya.

"Kan Kia udah maafin Leo"ucap Kia.

"Makasih."ucap Leo.

Leo mengkat dagu Kia paksa untuk yang kedua kalinya, lukanya sudah tidak mengeluarkan darah lagi. Leo dengan pelan mencium luka tersebut, badan Kia menegang saat merasakan benda kenyal menyentuh lehernya.

"L-eo"lirih Kia.

"Diam, kalau gak mau keterusan."ucap Leo.

Leo terus mencium leher Kia, Kia hanya diam karena takut ancaman Leo.

"Lo hantu kok mesum banget sih?"tanya Kia kesal.

"Ye..gue cuma cium luka lo juga."jawab Leo.

"Sama aja, merinding tau."ucap Kia.

Ghost In The School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang