"Aaarrrggghhh...kenapa keceplosan, dasar sialan!"umpat Leo dalam hati.
"Gue gak mau Kia tahu sekarang, dia akan tahu di saat yang tepat!"batin Leo.
S
K
I
P"KIA...LO MAU SEKOLAH GAK??"teriakan Leo mampu membangunkan Kia dari mimpi indahnya.
"Nnggghhh...ganggu aja lo."dumel Kia sambil melangkah masuk ke kamar mandi.
Tak lama Kia sudah siap dengan seragamnya, saat dia turun aroma wangi masakan menyerbu indra penciumanya.
"Makan dulu, Ya!"ucap Vivi yang sudah berada di meja makan.
"Oke, makasih Vi!"balas Kia.
Kia memakan sandwich isi ikan tuna dan beberapa sayuran kesukaannya, Vivi memang tahu apa yang di sukainya. Setelah makan, Kia dan Vivi berangkat menuju halte.
Bus Sekolah berhenti di depan mereka, mereka naik dan duduk di kursi kosong.
"Kita ketemu lagi, Cala!"bisik Kia ke kursi di belakangnya.
"Hai, Kia!"ucap Cala.
"Kamu suka banget di Bus Sekolah ya?"tanya Kia.
"Aku meninggal di sini!"jawab Cala dengan senyum kecut.
"Oh, maaf."ucap Kia.
"Tak apa."balas Cala.
"Nusa Bakti"
"Aku duluan Cala!"ucap Kia.
"Aku juga."ucap Vivi.
"Iya."balas Cala.
Kia dan Vivi turun dari Bus dan berjalan menuju kelas, sesampainya di kelas sudah ada beberapa murid yang datang.
"Berhenti gangguin gue, Le!"ucap Kia jengah.
Sendari Kia duduk dan membaca komik di Mangatoon, Leo selalu menoel pipi Kia, menusuk pinggang Kia, memperhatikan Kia.
"Baiklah, Gue ke bawah tangga dulu ya."ucap Leo lalu menghilang.
"Gue harap dia gak marah."ucap Kia memperhatikan guru yang masuk.
"Selamat Pagi semuanya!"ucap guru laki-laki di depan mereka.
"Pagi, Pak!"jawab semua kecuali Kia yang tetap diam dengan tatapan dinginya.
"Perkenalkan nama Saya Alfian Darasto, panggil Kakak Alfi saja. Saya disini mengajar pelajaran Bahasa. Inggris."jelas Kak Alfi.
Seorang siswa mengangkat tanganya pertanda ingin bertanya.
"Bukankah Kakak lulusan angkatan 2 tahun yang lalu, apa kakak tahu peristiwa itu?"tanya Siswa bernama Binta.
"Iya saya angkatan 2 tahun yang lalu, tapi saya tidak tahu tentang peristiwa itu."jawab Kak Alfi terdengar ketus.
"Aneh!"batin Kia.
Kia mengangkat tanganya.
"Kenapa kakak bisa mengajar disini?"tanya Kia dingin.
"Kakak cuma menggantikan guru kalian yang sedang sakit."jawab Kak Alfi.
"Oh"balas kia semakin dingin.
Tak ada ekspresi apapun di wajahnya, hanya datar dan dengan hawa dingin yang menyeruak dari tubuhnya. Kak Alfi memulai pelajaran, semua memperhatikan dengan khitmat apa yang Kak Alfi jelaskan. Tapi tidak dengan Kia, dia memperhatikan tampang Kak Alfi dan gerak-geriknya. Wong dia sudah mahir berbahasa inggris, karena Kakek dan Neneknya tinggal di London.
"Kau perempuan yang tadi bertanya, silahkan jawab pertanyaan di depan."ucap Kak Alfi.
Kia maju tanpa menoleh, di kerjakannya soal yang baginya sangat mudah itu. Lalu Kia memberikan spidol di tanganya pada Kak Alfi, semua jawaban benar tanpa ada keraguan.
"Apa kau memperhatikan penjelasan?"tanya Alfi.
"Tidak."jawab Kia jujur.
"Dari mana kamu dapat jawaban ini?"tanya Alfi.
"Otak."jawab Kia.
"Bisakah kamu jelaskan jawabanmu dapat dari mana?"tanya Alfi sambil menatap tajam Kia.
"Aku tak takut dengan tatapan tajammu kak, ini adalah jawaban soal dari angkatan kelas Xll tapi dengan soal dari angkatan kelas X!"jelas Kia.
"Di mana kamu tahu semua itu?"tanya Alfi.
"Tak ada yang tidak Akia ketahui."seringai Vivi dan Kia membalas seringaian Vivi.
Mereka dari kecil selalu membuat takut teman sekelas mereka maupun guru mereka, yah mereka penulis dan peretas yang handal. Bahkan mereka pernah hampir di keluarkan dari sekolah karena menakuti seluruh guru yang mengajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost In The School [END]
Misterio / SuspensoCERITA INI MENGISAHKAN DUA GADIS YANG BERJUANG UNTUK MEMECAHKAN MISTERI INSIDEN YANG TERJADI PADA ANGKATAN DUA TAHUN YANG LALU, SALAH SATU DARI MEREKA MEMILIKI INDIGO DAN MEMPERMUDAH MEREKA MEMECAHKAN SEMUA MISTERI. HAYALAN AUTHOR YA, BUKAN BENERAN...