12

356 19 0
                                    

"Aku kan gak ganggu kalian, aku cuma mau lindungin Mama!"tangis Kia.

"Kak Leo, sakit!"ucap Kia.

Prang

Piring kaca berisi brownis coklat pecah berantakan di lantai, apabila Kia polos berarti tanda-tanda dia akan menangis. Mama Nathan memeluk Kia, dia tahu gadis tersebut mempunyai penjaga.

"Aduh, Sayang. Kia berhenti ya,Kia gak mau kan satu rumah hancur gara-gara Kak Leo?"bujuk Vivi.

Kia segera berhenti menangis dan memandang Leo yang memasang muka marah.

"Udah!"ucap Kia memandang Leo.

"Dino. Apa kau tak pernah mengajarkan pada istrimu agar tidak menghina tamu?"tanya Papa Clara.

"Apa anda pernah mengajarkan sopan santun kepada anak perempuan anda agar mengucap salam atau permisi sebagai penghormatan kepada yang lebih tua?"tanya balik Mama Nathan.

Semua diam, tak ada suara dan hanya kehenkngan di ruang tamu tersebut.

"Aku gak mau di jodohin sama Clara, Pa. Aku punya pilihan sendiri, bila perlu coret namaku di keluarga ini kalau Papa terus memaksaku!"putus Nathan.

"Kamu berani ngelawan orang tua ya!"marah Papa Nathan.

Plak

Satu tamparan melayang tepat di pipi Nathan hingga kepala Nathan menghadap ke samping, Mama Nathan shock melihat suaminya sekasar itu.

"Papa keterlaluan, tapi tetap Papaku. Maaf, sampai mati pun aku gak mau nerima perjodohan sepihak ini!"ucap Natha keluar dari Rumah.

"Ini semua gara-gara kalian berdua, siapa kalian berani mengganggu keluarga saya?"bentak Papa Nathan.

"Saya Akia Emily, Pak Dino dan ini Vivian Acdrela. Kita bertemu lagi, apa Bapak tak mengenali kita?"tanya Kia.

"Kalian-, mau apa kalian ke sini dan apa urusan kalian dengan anak saya?"marah Papa Nathan.

"Apa kejadian dulu mau di ulang?"tanya Vivi.

"Pergi kalian, jangan pernah kembali ke sini!!"bentak Papa Nathan.

Flashback

"AKIA VIVI, APA YANG KALIAN LAKUKAN?"bentak Pak Dino.

"Kita, kita cuma menggambar!"jawab Kia polos.

Waktu itu mereka masih kelas 5 SD, mereka menggambar tulisan-tulisan yang tertuju pada dunia lain pada dinding kelas menggunakan kapur tulis. Tapi satu yang membuat satu sekolah ketakutan, gambar seorang gadis yang meruapakan salah satu siswi di kelas itu kesurupan dan menjadi kenyataan. Banyak gambaran mereka berdua yang sering menjadi kenyataan, akhirnya kelas tersebut di kosongkan setelah dibangun kelas yang baru.

"Bagus kan, Pak."ucap Kia memandang Pak Dino.

"Bagus."jawab Pak Dino.

Di sana tergambar sebuah foto yang berisi semua murid di kelas tersebut, tapi di pinggir foto tersebut terdapat bercak darah berbentuk hati dan tanaman sulur yang mengelilingi foto tersebut sebagai bingkainya. Saat Pak Dino menengok ke belakang tepat pada foto asli yang berada di samping papan tulis, persis seperti yang di gambar Kia.

Flashback Off

"Yaudah, permis semua!"ucap Kia dan Vivi bersamaan.

"Oh ya, ini alamat aku Ma!"ucap Kia menyodorkan secarik kertas kepada Mama Nathan.

Mereka pergi dari rumah Nathan dan Kia berpikir sebentar.

"Vi, kita kerumah Kak Farhan dulu yuk. Kayaknya Kak Farhan tahu di mana Kak Nathan"ajak Kia.

"Let's go ae!"ucap Vivi.

"Assalamualaikum!"ucap Kia dan Vic bersamaan.

"Waalaikum Salam, cari siapa Dek?"tanya Papa Farhan.

"Siapa, Pa?"tanya Mama Farhan.

"Tante, ini aku Kia sama Vivi. Kita cari Kak Farhan ada gak?"tanya Kia.

"Tadi Farhan pergi sama Nathan ke taman depan, katanya!"jawab Mama Farhan.

"Yaudah, Tante. Kita ke taman ya, Assalamualaikum!"ucap Vivi di iringin oleh Kia.

"Waalaikum salam, nanti mampir!"balas Mama Farhan.

"Ashiap, Tante cantik!"jawab Vivi dan Kia besamaan.

"Dasar anak-anak!"ucap Mama Farha sambil terkekeh.

Ghost In The School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang